Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Sabtu, 24 Februari 2018

Mencintai Karena Alloh



Seorang anak yang sedang puber bertanya kepada ibunya, Bu, seorang laki-laki atau perempuan yang saling mencintai karena Alloh itu yang bagaimaa?
Ibunya menjawab, “Nak, sesungguhnya saling mencintai antara laki-laki dan perempuan adalah fitrah, suci dan merupakan sunnatulloh atau kehendak Alloh.

 Kata pujangga, “Cinta itu letaknya dihati, meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali, ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan.

Sungguh cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih menjadi emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya sebuah cinta”.

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya disambut oleh para pencinta palsu.

 Cinta yang tidak dilandasi karena Alloh, itulah para pencinta dunia, harta, tahta dan wanita.

Dia lupa akan cinta Alloh, cinta yang begitu agung, cinta yang begitu murni, cinta yang mulia dan cinta yang suci, karena bermuara dari Sang Pemilik Cinta Abadi, Dia-lah Alloh Rabbul Izzati”
Ibunya melanjutkan, “Karena cinta itu datangnya dari Alloh, maka kita harus menjaga kesucian cinta itu, yaitu mencintai segala sesuatu karena Alloh, kalau Alloh mencintai sesuatu maka kitapun harus mencintainya dan kita harus membenci sesuatu karena Alloh membencinya, itulah yang dikatakan “Mencintai Karena Alloh”
Ibunya membacakan sebuah hadist,
“ Sesungguhnya ikatan keimanan yang paling kuat adalah engkau mencintai karena Alloh dan engkau membenci juga karena Alloh”.

Kalau engkau mencintai karena Alloh maka engkau akan mencintai seperti Billal, walaupun kulitnya hitam legam dan tidak tampan.

Tapi dia adalah calon penghuni Surga dan engkau tidak akan menikah atau tidak mau dinikahkan dengan seorang yang tampan karena Alloh tidak menyukai orang itu, walaupun engkau menyukai ketampanannya.

 Juga dalam firman-Nya :

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.
(QS. Al Baqarah , 2:216)

Cinta yang tidak dilengkapi rasa ketaqwan kepada Alloh, akan memunculkan cinta buta.

Sebagaimana yang sering dikatakan orang “Love is blind, cinta adalah buta”.

 Adapun yang membuat cinta itu buta adalah jika kita mencintai seseorang karena hal-hal yang bersifat duniawi, karena harta, tahta, kedudukan, jabatan, ketampanan dan yang sejenisnya.

Cinta macam ini hanya bisa bertahan jika penyebabnya masih ada.

Jika seseorang mencintai dikarenakan ketampanan, maka, bagaimanakah jika orang tersebut tidak tampan lagi? Sebaliknya, cinta itu tidak buta, alias melek-melihat, jika dilandasi iman dan rasa taqwa kepada Alloh SWT.

Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki cinta yang murni, tulus dan abadi dari seseorang, tentu kita memerlukan penyebab yang membuatnya demikian.

Dalam suatu hadits dikatakan, bahwa seorang laki-laki menikahi seorang perempuan itu karena empat hal, yaitu:

(1) karena kecantikannya,

(2) karena kekayaannya,

(3) karena keturunannya, dan

(4) karena ketaqwaannya.

 Maka ambillah yang keempat, yaitu karena ketaqwaannya, karena itu akan menjamin hidupnya.
Jika engkau ingin mencari cinta yang abadi, cintailah seseorang dikarenakan keimanannya. Ada pepatah mengatakan: “Engkau dapat membeli makanan tetapi engkau tidak dapat membeli selera, engkau dapat membeli sebuah rumah tetapi engkau tidak dapat membeli ketentraman dalam keluarga”.

Ini dapat diartikan bahwa cinta tidak dapat dibeli, karena cinta sebenarnya datang dari Alloh. Bahkan jika engkau adalah orang terkaya di dunia, engkau tidak bisa membeli cinta. Sebagai contoh, jika engkau memberikan kepada seseorang banyak hadiah yang mahal, maka apakah orang tersebut akan mencintaimu? Tidak.

Orang tersebut hanya mencintai hadiah dan kekayaanmu saja.

Engkau dapat membeli makanan apa saja yang bisa kamu beli, akan tetapi makanan yang paling enak sekalipun akan terasa tidak enak jika kamu tidak punya selera makan.

“Rumah” adalah tempat dimana hatimu berada, tempat membesarkan keluargamu, tempat dimana orang-orang yang engkau cintai berada, tempat dimana engkau bisa benar-benar nyaman, untuk mengistirahatkan badan dan jiwamu, tempat dimana engkau untuk sementara lepas dari dunia yang kejam. Rumah tidak bisa disebut “rumah”, jika engkau tidak bisa menemukan ketenangan, kedamaian dan keamanan didalamnya.

Dan engkaupun harus paham bahwa yang memberikan kebahagian di Dunia dan Akhirat adalah Alloh, bukan ketampanan, keturunan atau kekayaan”. Ibunya memegang pundaknya dengan penuh kasih sayang, “Bila engkau sudah bisa mencintai karena Alloh, maka Alloh akan mencintaimu, bila Alloh mencintaimu, maka apapun akan engkau dapatkan, apalagi cinta dan kasih sayang seperti yang dijanjikan-Nya didalam Al Quran surat Ar Rum ayat 21:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya engkau cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
(QS. Ar Rum, 30:21)

Cinta karena Alloh adalah cinta sejati, rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharapkan imbalan apapun dan dari siapapun kecuali imbalan yang datang dari Alloh dan diridhoi-Nya.

Cinta juga merupakan suatu identitas iman, karena kita mencintai sesuatu atau seseorang karena Alloh mencintainya.

Cinta sejati bukanlah mengenai hal-hal yang bersifat duniawi semata.

 Cinta sejati berasal dari hati nurani dan cinta sejati haruslah tulus dan ikhlas.

 Cinta yang berasal dari hati nurani akan selalu ada walaupun salah satu pihak tidak cantik lagi, tidak tampan lagi dan tidak kaya lagi.

 Akhirnya anaknya menjawab, “Subhanalloh indah sekali saling mencintai karena Alloh itu ya bu…
Semoga saya bisa merasakannya”.

Ibunya menjawab, “Engkau pasti akan merasakan cinta yang seperti itu bila keimananmu semakin hari semakin meningkat karena bertaqwa kepada-Nya”.

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT