Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Sabtu, 17 November 2018

Al-Mughnii - Yang Maha Pemberi Kekayaan



ALLOH SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَـرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هٰذَا   ۚ  وَ اِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيْكُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۤ اِنْ شَآءَ   ۗ  اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ

Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka ALLOH nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki.
Sesungguhnya ALLOH Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
QS. At-Taubah (9)/28

Al-Mughni adalah ALLOH Yang Maha Memberi Kekayaan, Yang Menganugerahkan berbagai kenikmatan, Yang Mencukupi Seluruh Kebutuhan Makhluk-Nya.

Dia-lah yang menjadikan orang miskin menjadi kaya, orang yang membutuhkan, menjadi tercukupi dengan karunia-Nya.
Hanya Dia-lah Yang Maha Mencukupi, karena ALLOH Yang Maha Kaya.Orang yang beriman kepada-Nya, tidak perlu khawatir menjadi miskin atau terlantarkan, karena ALLOH akan mencukupi-Nya.

ALLOH SWT berfirman:
”Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan”
QS. Adh-Dhuhâ (93)/8

Dalam ayat lain ALLOH SWT berfirman:
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan.
Jika mereka miskin, ALLOH akan memampukan mereka dengan karunia-Nya.
Dan ALLOH Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
QS. An-Nûr (24)/32

Namun, jaminan ALLOH ini bukan berarti manusia boleh meninggalkan ikhtiar, karena semua yang terjadi di Dunia ini telah ALLOH ikat dengan aturan-aturan-Nya, seperti kewajiban mengambil sebab dan berikhtiar.
Walaupun semuanya tetap tidak dapat lepas dari ketentuan ALLOH yang berlaku atas seorang hamba.

ALLOH yang memberikan rizqi kepada hamba-Nya, bahkan ulat yang didalam batupun tetap diberi rizqi sebagai bahan untuk hidup dan berkembang, intinya rizqi itu dibentangkan ALLOH sejak dari atas, dalam dan sela-sela bumi ini, ada yang hanya sebatas menerima rizqi tanpa kelebihan, tapi ada juga yang mendapat rizqi lebih dari cukup sehingga dia menjadi orang yang kaya.

Seiring dengan ketentuan ALLOH memberikan rizqi dan kekayaan kepada hamba-Nya maka usaha kearah itu harus ada karena memang ALLOH tidak pernah memberikan rizqi lansung ditampung dari langit tanpa usaha dari manusia.

Siti Maryam, dikala dia akan melahirkan anaknya, di tempat yang sepi tanpa ada yang bisa membantunya, haus dan lapar datang ketika itu, walaupun dia berada di bawah pohon kurma tapi buah kurma tidak jatuh demikian saja, ALLOH memerintahkan Maryam agar mengguyang batang kurma itu, walaupun tidak ada kekuatan untuk itu, tapi usaha memang harus sehingga hanya dengan meletakkan tangannya saja, buah kurma itu berguguran.

ALLOH SWT berfirman:
“Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan".
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesuangguhnya Robb-mu telah menjadikan anak sungai di bawahmu dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu…”
QS. Maryam (19)/23-26

Begitu juga perjalanan kehidupan yang dilalui oleh Nabi Muhammad yang diberi kesempatan oleh ALLOH mendapatkan rizqi dan kekayaan yang banyak.
Di usia 25 tahun, usia yang masih relatif muda, Muhammad menikah dengan Khadijah, seorang pengusaha sukses Mekkah.
Secara otomatis Muhammad menjadi pemilik sekaligus pengelola dari kekayaan Khadijah.
Penggabungan dua kekayaan melalui pernikahan tersebut tentunya semakin menambah usaha perdagangan mereka baik secara modal maupun penguasaan pangsa pasar.
Pada tahapan ini Muhammad sudah menjadi business owner.

Setelah Muhammad menikah dengan Khadijah, beliau semakin gencar mengembangkan bisnisnya melalui dengan ekspedisi bisnis secara rutin di pusat-pusat perdagangan yang ada di jazirah Arab, beliau intens mengunjungi pasar-pasar regional maupun Internasional demi mempertahankan pelanggan dan mitra bisnisnya.
Jaringan perdagangan beliau telah mencapai Yaman, Suriah, Busara, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Arab lainnya.

Saat menjelang masa kenabian (berumur 38 tahun) dimana waktunya banyak dihabiskan untuk merenung beliau telah sukses menjadi pedagang regional dimana wilayah perdagangannya meliputi Yaman, Suriah, Busra, Iraq, Yordania, Bahrain dan kota-kota perdagangan Jazirah Arab lainnya.

Pada tahapan in beliau telah memasuki fase yang kehebatan berbisnis Muhammad bisa dilihat dalam sebuah riwayat yang menceritakan bahwa beliau pernah menerima utusan dari Bahrain, Muhammad menanyakan kepada Al-Ashajj berbagai hal dan orang-orang yang terkemuka serta kota-kota yang terkemuka di Bahrain.
Pemimpin kabilah tersebut sangat terkejut atas luasnya pengetahuan geografis serta sentral-sentral komersial Muhammad.

ALLOH memberikan kekayaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya melalui peluang-peluang usaha yang mendatangkan banyak rizqi, hal itu boleh saja, asal jangan melupakan hak dan kewajiban sebagai orang yang kaya untuk menggunakan harta itu dijalan yang benar sesuai yang dikehendaki Pemberi Kekayaan.
Untuk diketahui, harta yang dimiliki itu hanya sementara, bila masih menumpuk saat kematian menjemput maka tidaklah akan bisa dibawa ke Alam Barzakh.

Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Rosululloh bersabda:
Tiga perkara yang akan mengiringi mayit, yang dua akan kembali dan yang satu akan menetap. Ia akan diiringi oleh keluarganya, hartanya dan amal perbuatannya. Keluarga dan hartanya akan kembali dan tinggallah amal perbuatannya.
HR. Muslim

Kekayaan memang diperlukan bagi perlengkapan hidup manusia, dia hanya sarana bukan tujuan, kadangkala dengan kekayaan semuanya bisa berubah, inilah yang membuat nabi Muhammad mengingatkan kepada sahabatnya.

Hadis riwayat Amru bin Auf ra., ia berkata:
Bahwa Rosululloh mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah ke Bahrain untuk memungut jizyahnya (upeti), karena Rosululloh telah mengadakan perjanjian damai dengan penduduk Bahrain dan mengangkat Alaa' bin Hadhrami sebagai gubernurnya.
Kemudian Abu Ubaidah kembali dengan membawa harta dari Bahrain.
Orang-orang Ansar mendengar kedatangan Abu Ubaidah lalu melaksanakan salat subuh bersama Rosululloh.
Setelah salat, beliau beranjak lalu mereka menghalanginya.
Ketika melihat mereka beliau tersenyum dan bersabda: Aku tahu kalian telah mendengar bahwa Abu Ubaidah telah tiba dari Bahrain dengan membawa harta upeti.
Mereka berkata: Benar, wahai Rosululloh.
Beliau bersabda: Bergembiralah dan berharaplah agar mendapatkan sesuatu yang menyenangkan kamu sekalian.
Demi ALLOH, bukan kefakiran yang aku khawatirkan terhadap kalian, tetapi yang aku khawatirkan adalah jika kekayaan dunia dilimpahkan kepada kalian sebagaimana telah dilimpahkan kepada orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian akan berlomba-lomba mendapatkannya sebagaimana mereka berlomba-lomba dan akhirnya dunia itu membinasakan kalian sebagaimana ia telah membinasakan mereka.
HR. Muslim

Islam menekankan setiap Muslim agar menjemput rizqi dengan menggunakan semua potensi dan kekuatan yang dimilikinya.
Yang pasti, dua kebaikan perlu diperhatikan:
Pertama, rizqi yang didapatkan adalah yang baik..

ALLOH SWT berfirman:
“Hai, orang-orang yang beriman, makanlah diantara rizqi yang baik-baik yang Kami berikan kepada kalian”
QS Al-Baqarah (2)/172

Seorang Muslim harus mengonsumsi makanan yang baik adalah yang halal dan bersih, halal maksudnya adalah tidak mengandung kedurhakaan terhadap ALLOH SWT.
Bersih bermakna tidak mengandung perkara yang melupakan ALLOH.
Sedangkan, lurus berarti rizqi tersebut mampu menahan nafsu dan memelihara akal.
Kedua, untuk mendapatkan rizqi yang baik, hendaknya proses yang dilakukan dengan menggunakan cara-cara yang baik pula.
Islam melarang segala bentuk upaya mendapatkan rizqi dengan cara-cara yang dzolim, riba, judi, penipuan (gharar), suap (risywah), dan maksiat.

Islam menekankan betapa pentingnya rizqi yang halal, karena setiap asupan yang masuk ke dalam tubuh manusia akan memengaruhinya, baik secara fisik, emosional, psikologis, spiritual.
Rizqi yang halal menghadirkan ketenangan jiwa, hidup akan lebih terarah dan menjadikan pintu-pintu keberkahan terbuka semakin lebar.
Selain itu, rizqi yang halal merupakan syarat diterimanya setiap do'a oleh ALLOH SWT.
Rizqi yang halal akan menciptakan tatanan kehidupan mayarakat dan bangsa yang kuat.

Ketika hamba meneladani sifat ALLOH,Al-Mughni, dirinya akan selalu membantu kesulitan orang lain yang membutuhkan bantuan.
Dirinya berusaha mencukupi kebutuhan orang-orang yang lemah dan termarjinalkan.
Dirinya a juga membuka berbagai kesempatan lapangan kerja bagi orang lain, agar mereka mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.
Dirinya selalu berbagi nikmat yang diperolehnya dari ALLOH.
Dirinya memberi dan berbagi bukan karena kepentingan duniawi.
Semua dilakukannya sebagai bentuk syukur terhadap nikmat yang didapatkan dari-Nya.

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT