Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Minggu, 28 Oktober 2018

DZUL JALAALI WAL IKROM - Yang Maha Memiliki Keluhuran Dan Kemuliaan



ALLOH SWT berfirman:

وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِ

"Dan tetap kekal Wajah Robb-mu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan."
QS. Ar-Rahman (55)/27

ALLOH adalah satu-satunya dzat yang kekal dan abadi, yang memiliki Kebesaran dan Kemuliaan.

Pada ayat sebelumnya, ALLOH menyatakan:
"Semua yang ada di Bumi itu akan binasa,"
Q.S. ar-Rahman (55)/26

Maksudnya, semua makhluk pasti akan binasa, ini menegaskan bahwa hanya ALLOH lah yang kekal dan abadi.
Yang abadi hanya ALLOH semata, termasuk Al-Jalal (Kebesaran) dan Al-Ikrom (Kemuliaan)nya.

Sifat Al-Jalal pada ALLOH juga bisa diartikan bahwa ALLOH adalah Pemberi Kebesaran kepada hamba-hamba-Nya, seperti kekayaan, tanah yang luas dan subur, kemewahan, dan berbagai benda-benda material yang dititipkannya.
Sedangkan sifat Al-Ikrom pada ALLOH juga bisa diartikan bahwa ALLOH lah pemberi sekaligus sumber segala kemuliaan yang ada pada hamba-hamba-Nya, seperti jabatan, kesuksesan, popularitas, dan segala kebahagiaan yang diraih dan dirasakan hamba-hamba-Nya.

ALLOH SWT memiliki Keluhuran yang meniadakan adanya kebutuhan, ketergantungan, kelemahan, kehinaan, kehancuran, dan segala sesuatu yang dipandang cacat.
ALLOH SWT lah yang memiliki Keluhuran dalam setiap eksistensi dzat dan sifat-Nya.
Dialah yang mempunyai sifat-sifat Jalal (Keluhuran).
Semua keelokan, kesempurnaan, dan kebaikan yang ada di Alam ini semua berasal dari cahaya Dzat-Nya dan bekas-bekas sifat-Nya.
Tidak ada maujud yang memiliki kesempurnaan secara mutlak kecuali ALLOH SWT, karena itulah, orang yang mengenal-Nya dan yang memandang keelokan-Nya mendapatkan perasaan senang, lezat, dan gembira, yang menjadi sebab mereka berhak mendapatkan Surga.
Jika Dia telah pasti sebagai Dzat yang Jaliil dan Jamiil, maka semua yang indah itu tentu dicintai dan dirindukan oleh mereka yang memahami keindahannya.

ALLOH SWT berfirman:
"Maha Suci nama Robb-mu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan."
QS. Ar-Rahman (55)/78

Dia adalah Dzat yang tidak ada yang besar dan tidak ada yang sempurna kecuali bagi-Nya.
Dan tidak ada Kemuliaan atau yang dimuliakan kecuali berasal dari-Nya.
Sifat Jalal itu adalah untuk-Nya dalam Dzat-Nya, sedangkan sifat Karamah itu merupakan anugerah-Nya kepada makhluk-Nya.
Macam-macam kemuliaan yang diberiikan-Nya kepada makhluk-Nya itu hampir tidak terbatas dan tidak berakhir, seperti yang ditunjukkan dalam firman-Nya:

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di Daratan dan di Lautan, Kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
QS. Al-Isra’ (17)/70

Sifat-sifat kemuliaan yang diberikan ALLOH kepada manusia itu banyak ragamnya, yang teristimewa adalah akal, pendengaran, penglihatan, hati dan sebagainya.

Kemuliaan manusia itu  ditetapkan oleh ALLOH dengan menundukkan isi Langit dan Bumi ini untuk kepentingan manusia seperti yang difirmankan-Nya:

”ALLOH-lah yang telah menciptakan Langit dan Bumi dan menurunkan air hujan dari Langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizqi untukmu, dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di Lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.
Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu Matahari dan Bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.
Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya.
Dan jika kamu menghitung ni`mat ALLOH, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat dzolim dan sangat mengingkari (ni`mat ALLOH).
QS. Ibrahiim (14)/32-34

Dzul-Jalaali wal Ikrom berarti ALLOH Yang Maha Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan, Dia-lah Dzat yang mempunyai Keutamaan dan Kesempurnaan, pemberi kurnia dan kenikmatan yang amat banyak dan melimpah ruah.

Seorang hamba yang meneladani sifat Dzul-Jalâli wal-Ikrom, selalu menyadari bahwa keagungan dan kemuliaan semata-mata hanya milik ALLOH, Sedang apa yang ia miliki, semuanya adalah karunia ALLOH akan selalu berusaha mensyukuri nikmat-nikmat tersebut sesuai perintah ALLOH dan Rosul-Nya.

Seorang hamba yang meneladani sifat Dzul-Jalâli wal-Ikrom, akan bermurah hati kepada sesamanya, memberi santunan kepada orang-orang yang membutuhkan, menolong
Orang yang tertindas atau teraniaya
selalu bersikap tunduk dan tawadhu’ kepada ALLOH SWT, menghiasi diri dengan sifat-sifat sempurna yang jauh dari sifat-sifat tercela,
Ia selalu menghindarkan dirinya dari sifat iri dan dengki.
Seorang hamba yang meneladani sifat Dzul-Jalâli wal-Ikrom, dalam urusan, akan selalu melihat orang yang berada di bawahnya, sehingga selalu bisa bersyukur.
Seorang hamba yang meneladani sifat Dzul-Jalâli wal-Ikrom, selalu menyadari bahwa semua yang dia miliki adalah pemberian ALLOH dan Dia berhak mencabut kapan pun Dia berkehendak.

Seorang hamba yang meneladani sifat Dzul-Jalâli wal-Ikrom, tidak akan membanggakan dirinya atau terjebak dalam tipuan nikmat yang diperolehnya.

ALLOH SWT berfirman:
”Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Robb-mu Yang Maha Pemurah?Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh) mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.”
QS. Al-Infithâr (82)/6-8

Jumat, 26 Oktober 2018

MALIKUL MULK - Yang Maha Pemilik Kekuasaan



ALLOH SWT berfirman:

اَلَمْ تَعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ لَهٗ  مُلْكُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗ  وَمَا لَـکُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ مِنْ  وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ

Tiadakah kamu mengetahui bahwa Kerajaan Langit dan Bumi adalah kepunyaan ALLOH?
Dan tiada bagimu selain ALLOH seorang pelindung maupun seorang penolong.
QS. Al-Baqarah (2)/107

ALLOH adalah Robb yang menguasai segala kerajaan yang ada di Langit dan di Bumi serta
Kerajaan di Akhirat.
Dalam mengurus kerajaan-Nya, ALLOH tidak membutuhkan bantuan dari siapapun.
ALLOH adalah pemberi sekaligus pencabut kerajaan pada siapapun yang dikehendaki-Nya.
Dia juga Maha Kuasa untuk memuliakan atau menghinakan pada siapa saja yang dikehendaki-Nya.
Sebagaimana firman-Nya:
Katakanlah: "Wahai Ilah Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki.
Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam.
Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup.
Dan Engkau beri rizqi siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)."
Q.S. Ali Imran (3)/26-27.

ALLOH Al-Malik adalah Maha Raja Yang Memiliki segala-galanya, yang memerintahkan dan yang melarang, yang memberi dan menahan, yang bisa memberikan kemudharatan dan yang memberikan manfaat, yang memberikan pahala kepada hamba-hamba-Nya yang bertaqwa, dan yang memberikan adzab atau ancaman kepada mereka yang ingkar, Dia yang memulai dan meniadakan, Menghidupkan dan mematikan, semua kebaikan berada dalam genggaman-Nya.

ALLOH Al-Malik adalah Yang Memiliki segala-galanya.
Bukan sekedar memiliki seperti seorang manusia memiliki sebuah handphone yang memilikinya dengan cara membelinya, tetapi ALLOH, Al Malik memiliki dengan pengertian milik 100% bukan karena dibeli atau mendapatkan hadiah, tetapi diciptakan-Nya, dikehendalikan-Nya, diatur-Nya segala yang ada pada Alam Semesta ini.

Dia adalah Raja yang merajai seluruh raja-raja kecil yang ada di Dunia ini, Kerajaan-Nya luas terbentang di Alam Raya ini hingga Alam Akhirat berada dalam genggaman-Nya, kekuasaan-Nya tidak terbatas hingga kapanpun.
Dia adalah Raja Yang Maha Suci yang telah menciptakan semuanya untuk kesejahteraan makhluk-Nya.

Dia adalah Raja yang memberikan keamanan kepada makhluk-Nya, Yang Memelihara ciptaan-Nya, tidak satupun gangguan yang mengancam kekuasaan-Nya, karena semua kekuasaan berada di bawah kekuasaan-Nya, tidak satupun makhluk yang mampu menyamai kekuasaan kerajaan-Nya, tetapi makhluk yang selalu berlindung kepada-Nya dari segala gangguan kejahatan dari syaithan ataupun kejahatan manusia.

Kerajaan yang diemban makhluk di Dunia ini juga berada di bawah kekuasaan-Nya, karena Dialah yang menyerahkan kekuasaan dan kerajaan itu untuk dijalankan pada batas waktu tertentu, Dia kuasa untuk memberikan kerajaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan kelak waktunya Dia pula yang akan melengserkan raja itu dari kekuasaan-Nya.

ALLOH Malikul-Mulk memiliki arti bahwa kerajaan hakiki hanya milik ALLOH.
Kerajaan-Nya berbeda dari kerajaan yang dimiliki hamba-hamba-Nya, karena kerajaan-Nya kekal, abadi, dan tanpa batas ruang dan waktu.
Sifat Malikul-Mulk juga menegaskan bahwa ALLOH mempunyai kekuasaan mutlak dalam menciptakan, mengatur, dan mengendalilkan seluruh kerajaan yang ada di Langit dan Bumi, hingga Kerajaannya di Akhirat.

ALLOH Maalikul Mulk adalah dzat yang merajai segala Raja dan orang yang berkuasa di Bumi ini.
Dia Pemilik Kedaulatan Yang Kekal, semua jabatan, kekuasaan, kewenangan, kedudukan dan kemuliaan ada di bawah kekuasaan-Nya.
Tidak ada yang lebih berkuasa daripada-Nya.
Segala perkara yang berlaku di Alam Semesta, dan sekitarnya semuanya sesuai dengan kehendak dan kekuasaan-Nya.

Milik-Nya seluruh Alam, semua adalah hamba-Nya dan sangat berhajat kepada-Nya.
Semua raja yang ada di Dunia harus ridho dalam menerima seluruh kebijakan-Nya, sebagai modal utama dalam menjalankan amanah Raja yang dipikulnya untuk menjaga wibawa kepemimpinannya, dan memudahkan dalam menjalani karirnya, serta berakhir dengan kemuliaan.

Sejarah telah membuktikan bahwa kebanyakan raja raja di Dunia ini berakhir dengan kegagalan, karena tidak mau menjalankan kerajaannya sesuai dengan aturan ALLOH Yang Maha Raja Diraja, Maha Raja yang sebenarnya, Maalikul haq seperti yang disinyalir dalam firman ALLOH:
 ”Maha Tinggi ALLOH, Raja yang sebenarnya”
QS.Thaha (20)/114

”Maka Maha Tinggi ALLOH, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Tuhan Yang mempunyai `Arsy Yang Mulia.”
QS. Al-Mukminuun (23)/116

Ber-taqarrub terhadap ALLOH Malikul Mulk ini mengharuskan seseorang selalu bersikap patuh dalam ibadah kepada ALLOH SWT dengan menghadirkan hati sehingga tidak disibukkan oleh yang lain.

Seorang bijak berkata:
“Berhentilah di satu pintu agar terbuka bagi anda beberapa pintu.
Tunduklah kepada satu Raja diRaja Seluruh Alam agar seluruh makhluk tunduk kepada Anda.”

Selasa, 23 Oktober 2018

AR-RO’UF - Yang Maha Dermawan



ALLOH SWT berfirman:

ؕ  وَمَا كَانَ اللّٰهُ   لِيُضِيْعَ اِيْمَانَكُمْ  ؕ  اِنَّ اللّٰهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

“Dan ALLOH tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sungguh, ALLOH Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia.”
QS. Al-Baqarah (2)/143

Ar-Ro'uf yang artinya sangat ramah, Yang Maha Penyantun, Maha Belas Kasih, Yang Maha Penyayang dan Maha Memberi kepada hamba-hambaNya.
ALLOH SWT Maha Memberi dan selalu memberi walaupun tidak diminta, walau hamba tidak mau beribadah.
Inilah wujud cinta ALLOH SWT kepada hamba
Nya di Dunia.
ALLOH menurunkan Al Qur’an, mengutus Rosul-Nya untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.
Itu karena ALLOH memiliki sifat Yang Maha Penyantun.

Bukti cinta adalah memberi.
ALLOH-lah yang paling banyak memberi karunia pada hambaNya.
Tetapi di Akhirat, ALLOH SWT hanya memberikan rahmatnya pada orang-orang mu'min saja.

Sifat kasih sayang ALLOH ini yaitu Ar-Ra'uf, sudah diamalkan dengan sempurna oleh Nabi Muhammad saw.
Dalam Al-Quran, saking baiknya pelaksanaan amal Nabi Muhammad saw, sampai pada akhirnya ALLOH SWT menyebutkan dan memuji Nabi, lalu juga menulis perilaku Nabi sama dengan yang diinginkan oleh ALLOH SWT.

ALLOH SWT berfirman:
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)  bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min.”
QS. At-Taubah (9)/128

Rahmat itu termasuk sifat iradat yang paling tinggi, sebab sifat ini melenyapkan kesulitan dan menolak kejahatan dengan lemah-lembut dan kasih sayang.

Dengan santun, kasih dan ramahnya ALLOH, Dia memposisikan manusia demikian luar biasa, dengan kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.
Manusia adalah makhluk ALLOH yang diberi beberapa kelebihan dibandingkan dengan makhluk lain.
Kelebihan itu diantaranya; manusia adalah makhluk ALLOH yang terbaik dibandingkan makhluk yang lain.

"Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya "
QS. At Tin (95)/4

Manusia  adalah makhluk ALLOH yang termulia dibandingkan makhluk ciptaan ALLOH yang, kemuliaan itu terbukti diberikan ALLOH fasilitas untuk hidup di dunia.

"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rizqi dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan"
QS. Al Isra' (17)/70

Alloh Ar Rouf, Dia Yang Peramah, Dia sayang kepada hamba-Nya, dilimpahi karunia rizqi dari berbagai sumber tanpa diduga-duga datangnya, Dia karuniai hamba-Nya kemudahan hidup sehingga mampu berbuat sesuatu untuk kepentingan bersama, Dia sediakan fasilitas hidup di darat dan di laut untuk kepentingan manusia, bahkan dikala kemungkaran terjadi, masih dibiarkan saja agar sang hamba mau bertaubat kembali kepada jalan yang benar.

Sifat santun dan ramah merupakan bagian dari akhlakul karimah, akhlak yang mulia yang diajarkan ALLOH kepada hamba-Nya, sifatini pula yang harus dimiliki oleh para Nabi dan ummatnya.
Seorang muslim punya teladan dalam hidupnya yaitu Nabi Muhammad saw, sebagai nabi dan Rosul yang mengajarkan tentang akhlakul karimah karena memang tugas Rosul itu untuk menyempurnakan akhlak, sehingga wajar bila ALLOH menyebutkan bahwa akhlakul karimah itu hanya ada pada Rosululloh saja.

ALLOH SWT berfirman:
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) ALLOH dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut ALLOH"
QS. Al Ahzab (33)/21

Rahmat ALLOH akan diberikan kepada hamba kalau mereka meneladani akhlak Rosululloh, menantikan saat datangnya kiamat dan banyak berzikir kepada-Nya.
Kasih sayang ALLOH ada yang menerimanya secara mudah tapi ada juga yang diberikan ALLOH setelah menunjukkan loyalitas yang tinggi kepada islam dengan ketaatan.
Sifat santun seorang muslim bukan hanya ditujukan kepada ALLOH dan Rosul-Nya melalui loyalitas yang tinggi tapi juga harus diujudkan kepada orang tua dan anak keturunan, santun dan ramah kepada orang lain bisa dilakukan dan itu mulia tapi lebih mulia lagi kalau santun dan ramah itu ditujukan kepada keluarga.

 ALLOH SWT berfirman:
”Maka disebabkan rahmat ALLOH dan karena ALLOH lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap kasar lagi keras, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itulah maafkan mereka, mohonlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada ALLOH.
Sesungguhnya ALLOH menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya’.
QS. Ali Imran (3)/159

Dari ayat ini pula tampak jelas bagaimana hubungan interaksi Rosululoh dengan para sahabat beliau, sebagai seorang pemimpin dan da’i, beliau tidak hanya memiliki sikap lemah lembut,namun juga kasih sayang.
Dengan pribadi ini tidak mengherankan bila beliau senantiasa dicintai oleh para pengikutnya.

Pribadi Muslim  adalah pribadi yang menjadikan ukhuwah islamiyyah sebagai pengikat hati, andaikata terjadi perpecahan dan perselisihan, maka kewajiban bagi mu'min lainnya untuk mendamaikan, bukan malah menyiramkan minyak di tengah api yang tengah berkobar.
ALLOH sangat keras ancamannya kepada orang-orang yang berpecah belah dan bermusuhan.

ALLOH SWT berfirman:
”Dan janganlah kamu menjadi orang-orang yang berpecah belah dan bertikaian, setelah datang bukti-bukti keterangan kepada mereka, dan mereka itulah yang akan mendapatkan siksa yang besar”
QS. Ali Imran (3)/105.

"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara.
Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap ALLOH, supaya kamu mendapat rahmat"
QS. Al Hujurat (49)/10

Nyatalah ummat Islam diwajibkan bersatu, dilarang berpecah belah.
Bersatu bukan asal bersatu saja, akan tetapi tetap bersatu dengan berpegang teguh kepada tali ALLOH.
Bila sikap santun, ramah dan penyayang menjadi kepribadian hamba-Nya maka tidak akan terjadi kekacauan di Dunia ini.
Pentingnya sikap santun dan ramah ini sehingga berkali-kali ALLOH memanggil kepada orang-orang beriman untuk menerapkannya.

Manusia adalah makhluk ALLOH yang dipercaya untuk memegang amanah sehingga keimanan dapat terjaga dengan baik, bila amanah sudah dikhianati karena mencampurkan iman dengan kekafiran dan kenifakan maka akan merendahkan posisi manusia.
Posisi yang jatuh kepada kerendahan martabat karena berbuat dosa, akan kembali baik bila bertaubat dengan sungguh-sungguh..

ALLOH SWT berfirman:
"Sehingga ALLOH mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga ALLOH menerima taubat orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan.
Dan adalah ALLOH Maha Pengampun lagi Maha Penyayang '
QS. Al Ahzab (33)/73

Manusia adalah makhluk ALLOH yang tersayang dengan memberikan segala apa yang ada di Langit dan di Bumi untuk kesejahteraan hidupnya.
Namun bila perbuatan yang dilarang ALLOH dilakukan maka posisi ini akan merendahkan derajatnya dihadapan ALLOH dan masyarakatnya.

ALLOH SWT berfirman:
Dia-lah ALLOH, yang menjadikan segala yang ada di Bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) Langit, lalu dijadikan-Nya tujuh Langit, dan dia Maha mengetahui segala sesuatu"
QS. Al Baqarah (2)/29

Berakhlak dengan Ar-Rouf menghendaki kita untuk bersikap kasih sayang terhadap hamba-hamba ALLOH, seperti yang dinyatakan oleh Rosululloh saw.:
Sayangilah orang yang ada di Bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh yang ada di Langit.

Senin, 22 Oktober 2018

Kisah seorang petani miskin



Dahulu kala, ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat indah dan gagah..
Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu dan menawarnya dengan harga yang sangat tinggi,
tapi sayang si petani miskin itu tidak mau menjualnya....

Lalu teman-temannya menyayangkan dan mengejek karena dia tidak mau menjual kudanya..
Keesokan harinya, kuda itu hilang dari kandangnya..
Maka teman-temannya berkata :
"Sungguh jelek nasibmu, padahal kalau kemarin kamu jual, kamu pasti kaya, sekarang kudamu sudah hilang.."

Tapi si petani miskin hanya diam saja tanpa komentar...
Namun beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali, bersama 5 ekor kuda liar lainnya..
Lalu teman-temannya berkata :
"Wah....
Beruntung sekali nasibmu, ternyata perginya kudamu membawa keberuntungan.."

Si petani tetap hanya diam saja..
Beberapa hari kemudian, anak si petani yang sedang melatih kuda-kudanya baru itu, anak itu terjatuh dan kakinya patah..
Lalu teman-temannya berkata :
"Rupanya kuda-kuda itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah.."

Si petani itu tetap diam tanpa komentar..
Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani itu, karena dia tidak bisa berjalan....

Teman-temannya mendatangi si petani sambil menangis:
"Beruntung sekali nasibmu karena anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami.."

Barulah si petani kemudian berkomentar:
"Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dengan mengatakan nasib baik atau jeleknya.
Semuanya ini adalah suatu rangkaian proses yang belum selesai...
Jika niatnya benar, dalam menjalaninya benar, maka terima keadaan yang terjadi saat ini walau tidak sesuai dengan harapan...
==========

ALLOH SWT berfirman:
"...... boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu.
ALLOH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
QS. Al-Baqarah (2)/216

Yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok....
Yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok...
Tetapi yang pasti, ALLOH pasti tahu yang terbaik buat kita....

ALLOH SWT berfirman:
"Dan jika ALLOH menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.
Dan jika ALLOH menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya.
Dia memberikan kebaikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki diantara hamba-hamba-Nya.
Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang."
QS. Yunus (10)/107

Bagian kita adalah, menerima taqdir-Nya,bersyukur dalam segala hal ktentuannya, menjalani ketentuan-Nya dengan benar apapun keadaannya, sebab itulah yang dikehendaki ALLOH di dalam hidup kita ini..

Jalan yang dibentangkan ALLOH belum tentu yang tercepat, bukan pula yang termudah..
tapi sudah pasti yang terbaik...

ALLOH SWT berfirman:

يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَّشَآءُ  ۚ  وَمَنْ يُّؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ اُوْتِيَ خَيْرًا كَثِيْرًا  ۗ  وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّاۤ اُولُوا الْاَلْبَابِ

"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki.
Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak.
Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat."
QS. Al-Baqarah (2)/269

Sabtu, 20 Oktober 2018

Mati


Saudaraku...
ingatlah MATI...
Sesungguhnya mati adalah janji yang ditepati...
Tapi mengapa kau tak pernah peduli...
Engkau lebih memilih dunia yang hina ini...

Dalam do'a kau meminta khusnul Khotimah...
Tapi pandanganmu akan dunia tak terarah...
Kau masih mencari dunia yang belum terjamah....
Sehingga lupa keinginanmu meraih Jannah...

Setiap nafsu yang kau hembuskan dalam hidupmu...
Tak terpuaskan walau dua gunung emas mengelilingimu...
Hingga kau tertidur dalam pelukan hangat dunia....
Dan kau terbuai dalam angan dan mimpi indahmu....

Gelap matamu akan nasib di akhirat nanti...
Ketika ditanya apa yang kau kerjakan selama ini...
Nanti kau akan ditanya sendiri-sendiri...
Kau pun tidak akan dapat melarikan diri...
Dari panas dan teriknya matahari...
Dari dosa-dosa yang kau lakukan setiap hari...

Semoga medan jihad mengantarkan kematianku...
Atau saat Sujud shalat... aku menghadap Rabbku..
Atau saat Hari Jum’at.. sebagai hari terakhirku
Atau saat amalan terbaikku..
Malaikat maut melepas jasadku...
Amin…

Kahlil Gibran

AL MUNTAQIM - Maha Pemberi Balasan



ALLOH SWT berfirman:

يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْـرٰى ۚ  اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ

”(ingatlah) hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan hantaman yang keras. Sesungguhnya Kami adalah pemberi balasan.”
QS. Adh Dhukhan (44)/16

Al Muntaqim adalah ALLOH Yang Maha Membalas perbuatan orang-orang durhaka atas dosa-dosa yang mereka lakukan, dan menghukum siapa saja yang dikehendaki-Nya dengan sebesar-sebesar hukuman, dan Dia sangat keras siksaan-Nya.

Ditimpakan-Nya bencana atas orang-orang durhaka dan orang-orang yang suka bertindak sewenang-wenang, serta dikeraskan-Nya siksaan atas orang-orang aniaya.
Itu semua ditimpakan-Nya sesudah Dia memberi peringatan dan penundaan.

Segala kemungkaran yang dilakukan manusia di Dunia ini, segala bentuk kekafiran yang dipertontonkan terkesan tidak ada balasan yang diterima, seolah-olah ALLOH membiarkan saja kejadian itu, hal itu nampak dengan semakin garangnya pelaku kemungkaran dan semakin banyaknya kekafiran dan berbuat sewenang-wenang, padahal semua yang dilakukannya itu akan dibalas dengan balasan yang lebih keras dari itu.

ALLOH membalas keganasan pasukan abrahah yang akan menghancurkan Ka’bah, dia akan memindahkan keramaian orang-orang yang menunaikan ibadah haji ke negeri Yaman, hal ini terjadi saat detik-detik kelahiran Muhammad bin Abdullah.

Abdul Muthalib berdiri dan memegangi pintu Ka'bah dan berdiri bersama dengan sekelompok orang-orang Quraisy, mereka berdoa kepada ALLOH SWT dan meminta perlindungan-Nya, agar para malaikat memerintahkan gajah-gajah tidak melangkahkan kakinya, sehingga gajah itu pun tetap di tempatnya dan mentaati perintah para malaikat, kemudian gajah-gajah itu menerima pukulan yang dahsyat, namun gajah-gajah itu tetap berdiam di tempatnya, gajah-gajah itu tampak gemetar dan berteriak, tetapi lagi-lagi gajah-gajah itu menolak untuk bergerak dan tidak bergerak selangkah pun.
abrahah bertanya:
"Mengapa pasukan tidak bergerak?"
Kemudian dikatakan kepadanya bahwa gajah-gajah menolak untuk bergerak, abrahah mengangkat cemetinya, dengan muka emosi, ia ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi dengan gajah-gajahnya.

Matahari saat itu bersinar dan ia duduk di khemahnya.
Ketika ia keluar, matahari bersembunyi di balik segerombolan burung.
abrahah mengangkat pandangannya ke arah langit, mula-mula ia membayangkan bahwa ia melihat sekawanan awan yang hitam, kemudian ia mengamat- amati awan itu.
Dan ternyata ia bukan awan biasa, itu adalah sekelompok burung yang menutupi cahaya Matahari dan menyerupai awan yang tebal, ternyata burung ababil, burung yang banyak.

Gajah-gajah semakin berteriak dengan kencang dan tampak ketakutan, dan rasa takut itu kini menghinggapi seluruh pasukan.
abrahah berteriak di tengah-tengah pasukannya agar gajah diusahakan untuk maju secara paksa, kemudian terbukalah salah satu jendela dari jendela al-Jahim, dan burung-burung itu menghujani pasukan dengan batu dari Sijil, yaitu batu yang sama yang pernah dihujankan kepada kaum Nabi Luth.
Batu itu menyerupai bom-bom atom yang digunakan saat ini.

Para tentara abrahah kembali dalam keadaan binasa dimana daging- daging dari tubuh mereka berciciran di jalan.
abrahah pun mendapatkan luka dan mereka keluar dari tempat itu dalam keadaan dagingnya terpisah satu persatu.
abrahah pun terbelah dadanya dan mati.
Kemudian jasad para pasukannya tersebar dan berciciran di Bumi, seperti tanaman yang dimakan oleh binatang.
Setelah mendekati setengah abad, turunlah suatu surah di Mekah yang menceritakan tentang peristiwa itu:

"Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Robb-mu telah bertindak terhadap tentera gajah?
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka'bah) itu sia-sia?
Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun yang dimakan (ulat)."
QS. al-Fil (105)/1-5

Pasukan gajah yang ingin memporak-porandakan Mekah dikalahkan.
Kemudian mereka dihancurkan dan Robb pemilik Ka'bah berhasil melindungi rumah suci-Nya.
Perlindungan tersebut bukan sebagai penghormatan bagi orang yang tinggal di rumah itu dan bukan sebagai bentuk pengkabulan do'a kaum yang menyembah berhala yang memenuhi tempat itu.
ALLOH SWT sebagai Pelindung Ka'bah memeliharanya karena adanya hikmah yang tinggi.
ALLOH SWT menginginkan sesuatu bagi rumah itu, ALLOH SWT ingin melindunginya agar tempat itu menjadi tempat yang damai bagi manusia dan supaya tempat itu menjadi pusat dari aqidah yang baru dan menjadi tanah bebas yang aman, yang tidak dikuasai oleh seseorang pun dari luar dan juga tidak didominasi oleh pemerintahan asing yang akan membatasi da'wah.
Yang demikian itu karena disana terdapat rumah dari rumah-rumah di Mekkah yang lahir disana seorang anak dimana ibunya bernama Aminah binti Wahab dan ayahnya adalah Abdullah, salah seorang tokoh Arab.
Anak itu belum dilahirkan dan belum dapat tugas kenabian dan ia belum memikul Islam diatas pundaknya dan belum menjadi rahmat bagi alam semesta.
Kemudian datanglah abrahah yang ingin menghancurkan semua ini tanpa ia mengetahui semua rahasia ini.

Ketika Nabi Muhammad mulai berda'wah ketengah masyarakatnya, banyak penentangan yang dihadapinya, seperti caci maki, permusuhan dan sikap-sikap arogan lainnya, semuanya itu dibalas oleh ALLOH, karena ALLOH memang melindungi islam dan Nabi-Nya.

Bukhari meriwayatkan bahwa Rosululloh saw menaiki bukit Shofa dan beliau mulai memanggil-manggil tokoh quraisy dan para kabilah Mekkah.Ketika semua berkumpul, beliau bertanya kepada mereka:
"Apakah kalian percaya jika aku memberitahu kalian bahwa seekor kuda akan datang menyerang kalian?"
Mereka menjawab: "Tentu, kami belum pernah melihatmu berbohong."
Beliau berkata: "Aku seorang yang diutus sebagai pemberi peringatan terhadap kalian.
Di hadapanku terdapat siksaan yang berat jika kalian menentang."
abu lahab berkata: "Sungguh celaka engkau, apakah kerana ini engkau mengumpulkan kami?"

Dengan penghinaan inilah, peperangan terhadap Islam dimulai.
Ketika kaum muslimin tidak mampu mempertahankan diri mereka, maka mula-mula ALLOH SWT membantu mereka dan menolong mereka dengan menurunkan surah yang pendek yang mengecam tindakan abu Lahab.

"Binasalah kedua tangan abu lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
Tidaklah bermanfaat kepadanya harta bendanya dan apa yang dia usahakan.
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
Dan (begitu pula) isterinya, pembawa kayu bakar.
Yang di lehernya ada tali dari sabut."
QS. Allahab (111)/1-5

Dengan ayat-ayat yang pendek dan tepat tersebut, Abu lahab memasuki kancah sejarah dari pintunya yang paling pendek.

Gambaran tentang kejahatan abu lahab tertulis selama-lamanya.
abu lahab adalah Seorang yang menentang da'wah kebenaran karena ia mengkhawatirkan kedudukannya dan kekayaannya, padahal harta yang dipertahankannya dan dijaganya tidak memiliki arti sama sekali di sisi ALLOH SWT, karena setelah mati, ia berada dan dimasukkan di tengah-tengah Neraka yang menyala-nyala, demikian pula dengan isterinya membawa kayu bakar, yang di lehernya terdapat suatu belenggu sebagai simbol keterikatannya dengan dunia binatang yang tidak berakal, akan mengalami nasib yang sama di Akhirat.

Sebahagian besar orang-orang yang menentang da'wah adalah orang- orang yang berhubungan dengan Dunia binatang yang tidak disadarinya.
Bencana yang datang berupa gunung meletus, gempa, banjir, longsor, wabah penyakit merupakan balasan dari ALLOH atas kemungkaran yang terjadi di daerah tersebut.

Ketika Rosululloh saw masih hidup, di Kota Madinah tiba-tiba terjadi gempa Bumi.
Rosululloh saw lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata:
"Tenanglah…
belum datang saatnya bagimu.''
 Sejenak, Nabi saw menoleh ke arah para sahabat dan berkata:
"Sesungguhnya Robb kalian menegur kalian … maka jawablah dengan cara, buatlah ALLOH ridho kepada kalian !"

Adakah hubungan antara bencana dengan kezaliman?

Saat ini berita yang menguat memang hanya soal gejala alam.
Orang mungkin akan menertawakan bila ada anggapan, ada kaitan antara bencana dan kemaksiatan.
Sayangnya lagi, bila didekatkan dengan segi ruhaniah justru malah dibawa melenceng ke arah mistik.
Padahal, apa yang diucapkan Nabi Adam as ketika harus meninggalkan Surga, beliau berdo'a:

”Ya Robb kami...
Sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tidak juga ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi."
QS. Al 'Araf (7)/23

Bumi dan seisinya adalah mahluk ALLOH.
Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat ALLOH untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tidak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat ALLOH,  ALLOH akan menggetarkan Bumi dengan guncangan yang dahsyat, untuk menimbulkan rasa takut, khusyuk, lahir keinginan untuk kembali dan tunduk kepada ALLOH, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruannya.
Itulah bentuk teguran ALLOH kepada yang melupakannya.

ALLOH SWT berfirman: 'Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat).
Lalu, dia mengingat nama Robb-nya, lalu ia sembahyang."
QS al-A'laa (87)/14-15

Sebelum ALLOH memutuskan vonis kepada manusia, sebenarnya telah ada beberapa petunjuk agar manusia berhati-hati di Dunia dalam mengisi sisa umur yang diberikan, agar kehidupan manusia terarah dan terkontrol, maka suatu pedoman hidup ALLOH berikan yaitu Al Qur'an, kalau pedoman ini tidak diindahkan bahkan orang yang memberi ingat tidak dianggap peringatannya, di Akhirat menemui kesengsaraan, itulah akibat kelalaian dan kesalahannya.

ALLOH SWT berfirman:
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar zarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya.
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat balasannya”
QS. Al Zalzalah (99)/7-8

Hidup yang dijalani manusia di Dunia ini kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan ALLOH, Hakim Maha Tinggi lagi Maha Adil.
Semua yang menjadi kebanggaan selama di dunia, sedikitpun tidak tidak memberi arti,  semua menjadi saksi yang memberatkan, anggota tubuh menjadi saksi.

ALLOH SWT berfirman:
“Pada hari ketika lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yanga dahulu mereka kerjakan.
Di hari itu, ALLOH akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa ALLOH lah yang benar, lagi yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakekat yang sebenarnya”.
QS. An Nur (24)/24-25

Mumpung masih ada waktu yang diberikan ALLOH, untuk menggunakan segalanya dengan penuh perhitungan,  karena semuanya kelak akan kita pertanggung-jawabkan di hadapan ALLOH.
Semoga kita mampu untuk menerima segala resiko hidup ini dengan iman dan amal sholeh sehingga kita terlepas dari azab ALLOH.

Semua yang dilakukan pasti ada balasannya, yang baik akan dibalas oleh ALLOH dengan pahala dan surga-Nya, yang buruk akan dibalas pula dengan dosa dan Neraka-Nya.

RENUNGAN



بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
       
Didalam Al Qur'an Surat 55 Ar-Rohman ada pengulangan satu ayat yang berbunyi :

        فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
ِ
"Maka Nikmat Robb-mu yang manakah yang 'kamu dustakan'?"

Kalimat ini diulang-ulang sebanyak 31x oleh ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam Ayat :
Apa gerangan makna kalimat tersebut ?

Setelah ALLOH menguraikan beberapa nikmat yang dianugerahkan kepada kita, lalu ALLOH bertanya :
"Maka nikmat Robb-mu yang manakah yang kamu dustakan'?"

Menarik untuk diperhatikan bahwa :

ALLOH menggunakan kata "DUSTA", bukan kata "INGKAR"

Hal ini menunjukkan bahwa Nikmat yang ALLOH berikan kepada manusia itu tidak bisa diingkari.

Yang sering dilakukan manusia adalah 'Mendustakan'-NYA.

Dusta Berarti 'Mendapatkan limpahan nikmat-Nya, tapi tidak mengakuinya'.
Dusta Berarti 'Mengakui limpahan nikmat dari-Nya, tapi tidak menggunakan pada apa yang dikehendaki-Nya'.

Manusia sebenarnya tahu bahwa mereka telah 'Diberi Nikmat' Oleh ALLOH, tapi mereka 'menyembunyikan Kebenaran itu, sehingga mereka

MENDUSTAKANNYA!

Bukankah kalau kita mendapat rizqi banyak, kita katakan bahwa itu karena hasil dari 'kerja keras' kita?

Kalau kita sukses meraih prestasi demi prestasi, itu karena 'otak kita' yang cerdas.

Kalau kita sehat, jarang sakit, itu karena 'kepiawaian kita',
kita 'pandai menjaga' pola  makan dan rajin berolah raga, dsb.

Semua nikmat yang kita peroleh seakan-akan hanya karena usaha kita, tanpa sadar, kita telah melupakan peranan ALLOH,
Kita sepelekan kehadiran ALLOH pada semua keberhasilan yang kita raih.

Kita dustakan bahwa sesungguhnya nikmat itu semuanya datang dari ALLOH.

"Maka Nikmat Robb-mu yang manakah yang Kamu dustakan?"

Kita telah bergelimang kenikmatan.

Semua nikmat itu akan Ditanya pada hari kiamat kelak..

ALLOH SWT berfirman:
"Sungguh kamu pasti akan ditanya pada hari itu akan 'Nikmat' yang kamu peroleh saat ini"
QS. At-Takatsur (102)/8

"Dan jika kamu menghitung Nikmat nikmat ALLOH, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.
QS. An-Nahl (16)/18

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
QS. Ibrahim (14)'7

Semoga kita menjadi hamba ALLOH yang senantiasa bersyukur.

RENUNGAN



Pada dasarnya....
Ada tiga musibah setiap hari yang menimpa kita sebagai hamba-Nya....

Tetapi sayang...
Sebagian besar dari kita tidak menyadarinya, bahkan sebagian besar kita tidak bisa mengambil hikmahnya...

Setiap hari jatah usia kita terus berkurang, tetapi berkurangnya usia ini seringkali lepas dari perhatian kita..

Sementara itu....
Ketika harta yang berkurang, perhatian kita sangatlah luar biasa, padahal harta yang hilang bisa diganti
Sementra umur yang hilang tidak akan ada gantinya...

Setiap hari kita hidup dengan rizqi dari-Nya...
Sementara kita lalai dan lalai....
bahwa setiap rizqi yang kita dapatkan dan miliki
kelak akan dihisab oleh Nya...

Apabila rizqi itu halal
Kelak akan ditanya....
Sudahkah kita mensyukurinya ?.

Apabila rizqi itu haram.....
Tidak takutkah ALLOH Subhanahu Wa Ta'ala kelak mengadzab kita...?

Disadari atau tidak,
setiap hari kita melangkah mendekati Akhirat, sebagaimana juga kita terus melangkah menjauhi Dunia...

Tetapi perhatian kita terhadap akhirat yang kekal tidak sebesar perhatian kita terhadap Dunia yang fana ini...

Sementara kita tidak tahu bagaimana akhir perjalanan kita kelak,
apakah akan menjadi penghuni Surga dengan segala keindahan dan kenikmatannya?
ataukah..
menjadi penghuni Neraka
tempat segala adzab dan siksanya?

Sebanyak apapun harta dunia terkumpul, atau sebanyak apapun prestasi, penghargaan dan jabatan teraih, semua tidak seindah kenikmatan yang menjadi impian dan dambaan Nabi Yusuf alaihi salaam :

"Yaa Alloh aku memohon pada-Mu.... agar Engkau mewafatkanku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku di Surga-Mu bersama hamba-hamba-Mu yang sholeh."
QS. Yusuf (12)/101

Apabila engkau merasa malas melakukan ketaatan kepada ALLOH..
Maka waspadalah......
Bisa jadi ALLOH tidak suka kepada ibadahmu...
ALLOH benci terhadap ibadahnya orang-orang munafik....

Rosululloh shollallohu'alaihi wasallâm berdo'a:

Ya  ALLOH.....
aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, ketakutan, kekikiran, kepikunan dan siksa kubur.

Ya ALLOH....
berikanlah ketaqwaan kepada jiwaku..
sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik Dzat yang dapat mensucikannya....
Engkaulah yang menguasai dan yang menjaganya.

Ya ALLOH....
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari 'ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak khusyu dari diri yang tidak pernah puas, dan do'a yang tidak terkabulkan...
H.R. Muslim.

AL-‘AFUW - Yang Maha Pemaaf


ALLOH SWT berfirman:

ذٰلِكَ ۚ  وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوْقِبَ بِهٖ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللّٰهُ   ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ

“Sesungguhnya ALLOH benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun”
QS Al-Hajj (22)/60

ALLOH Afuw, ALLOH Yang Maha Memaafkan orang-orang yang berbuat dosa, dengan tidak menyegerakan siksaan bagi mereka, serta mengampuni dosa-dosa mereka.
ALLOH menghapuskan dosa dan bekas-bekasnya dari diri mereka.
Inilah sifat ALLOH SWT yang tetap dan terus ada pada zat-Nya Yang Maha Mulia, dan inilah perlakuan-Nya kepada hamba-hamba-Nya di setiap waktu, yaitu dengan pemaafan dan pengampunan…”.

Dalam beberapa ayat Al-Qur’an ALLOH menggandengkan nama ini dengan nama-Nya yang lain yaitu “al-Ghafur”, Yang Maha Pengampun, seperti dalam ayat berikut ini:

“Dan adalah ALLOH Maha Pema’af lagi Maha Pengampun”
QS an-Nisaa’ (4)/99

Kedua nama ALLOH yang maha indah ini memang memiliki makna yang hampir sama, meskipun nama ALLOH ‘Al-Afuw memiliki makna yang lebih mendalam.
“Pengampunan” mengisyaratkan arti menutupi, sedangkan “Pemaafan” mengisyaratkan arti menghapuskan, artinya lebih mendalam dalam penghapusan dosa.
Meskipun demikian, kedua nama ALLOH ini jika disebutkan sendiri-sendiri maknanya mencakup keseluruhan arti tersebut.

Sifat “memaafkan” dan “mengampuni” ini adalah termasuk sifat-sifat yang tetap dan terus-menerus ada pada dzat ALLOH Yang Maha Mulia.
Sifat-sifat ini meliputi semua makhluk-Nya di siang dan malam hari. Karena sifat “memaafkan” dan “mengampuni” yang dimiliki-Nya meliputi semua manusia, dosa dan perbuatan maksiat.
Padahal, mestinya perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan manusia menjadikan mereka ditimpa berbagai macam siksaan, akan tetapi pemaafan dan pengampunan-Nya menghalangi turunya siksaan tersebut.

ALLOH SWT berfirman:
“Dan kalau sekiranya ALLOH menyiksa manusia disebabkan perbuatan (dosa) mereka, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melatapun, akan tetapi ALLOH menangguhkan (penyiksaan) mereka sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya ALLOH adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya”
QS Faathir (35)/45

Inilah kesempurnaan pemaafan-Nya, yang kalau bukan karena itu niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan Bumi suatu makhluk yang melatapun.

Senada dengan ayat di atas, dalam sebuah hadits yang shahih Rosululloh saw bersabda:
“Tidak ada satupun yang lebih bersabar menghadapi gangguan (celaan) yang didengarnya melebihi ALLOH SWT.
Sungguh orang-orang (kafir) telah menyekutukan-Nya dan mengatakan (bahwa) Dia mempunyai anak, (tapi bersamaan dengan itu) Dia tetap menangguhkan siksaan dan memberi rizqi bagi mereka”.

ALLOH SWT berfirman:
“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat ALLOH, sesungguhnya ALLOH mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
QS.  Az-Zumar (53)'12

Seorang hamba senantiasa berada dalam kebaikan yang agung selama dia selalu meminta pemaafan dan mengharapkan pengampunan dari ALLOH.

ALLOH SWT berfirman:
“Sesungguhnya ALLOH Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun”.
QS an-Nisaa’(4)'43

Bentuk pemaafan-Nya yang agung adalah bahwa hamba-Nya selalu menentang perintah-Nya dengan melakukan berbagai macam maksiat dan dosa besar,  ALLOH melapangkan bagi hamba-Nya itu untuk bertobat kepada-Nya, lalu Dia menerima taubatnya.
Bahkan ALLOH SWT bergembira dengan taubat hamba-Nya padahal Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji, tidak akan memberi manfaat bagi-Nya ketaatan orang-orang yang taat, sebagaimana tidak akan merugikan-Nya kemaksiatan orang-orang yang berbuat maksiat.

ALLOH SWT berfirman:
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk”
QS. Huud (11)'114

Rosululloh saw bersabda: “Ikutkanlah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka niscaya perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk tersebut".

Demikian juga termasuk bentuk pemaafan-Nya adalah bahwa semua musibah yang menimpa seorang hamba pada diri, anak maupun hartanya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya, khususnya jika hamba itu mengharapkan pahala dari musibah tersebut dan menunaikan sikap bersabar dan ridha dengan takdir ALLOH SWT terhadap dirinya.

Sesungguhnya pintu-pintu pemaafan dan pengampunan-Nya senantiasa terbuka lebar, dan Dia senantiasa dan selalu bersifat Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.

Sungguh Dia telah menjanjikan pengampunan dan pemaafan bagi orang-orang yang mengusahakan sebab-sebabnya, sebagaimana dalam firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Aku benar-benar Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal sholeh, kemudian tetap di jalan yang benar”
QS Thaaha (82)/20

Sabtu, 13 Oktober 2018

AT-TAWWAB - Yang Maha Penerima Taubat



ALLOH SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْۤا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًا   ۗ  عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَـكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ  ۙ  يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ   ۚ  نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَاۤ اَ تْمِمْ لَـنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَـنَا   ۚ  اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada ALLOH dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).
Mudah-mudahan Robbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai…
QS. at-Tahrim (66)/8

Imam Ghozali mengartikan At Tawwab berarti ALLOH yang kembali berkali-kali menuju cara yang memudahkan taubat untuk hamba-hamba-Nya, dengan jalan menampakkan tanda-tanda kebesaran-Nya, menggiring kepada mereka peringatan-peringatan-Nya, serta mengingatkan ancaman-ancaman-Nya, sehingga bila mereka telah sadar akan akibat buruk dari dosa-dosa, dan merasa takut dari ancaman-ancaman-Nya, mereka kembali taubat dan ALLOH pun kembali kepada mereka dengan anugrah pengabulan.

ALLOH At Tawwab, yang berulang-ulang kembali kepada hamba-Nya, memberi mereka dorongan untuk bertaubat, dan kembali berulang-ulang kembali menerima taubat hamba-Nya.
ALLOH senang menerima taubat hamba-hamba-Nya.

Rosululloh saw telah menjelaskan bagaimana gembiranya ALLOH SWT dengan taubat hamba-Nya.
Dalam hadits riwayat Anas ra. bahwa Rosululloh saw bersabda:
“Sungguh ALLOH sangat gembira karena taubat hamba-Nya, lebih dari gembiranya salah  seorang dari kalian yang berada di tengah gurun bersama kendaraannya, namun tiba-tiba kendaraannya itu terpisah darinya, padahal kendaraan itu membawa bekal makanan dan minumannya.
Maka berputus-asalah dia.
Kemudian dia menuju ke sebuah pohon dan merebahkan diri di bawah bayang-bayang pohon tersebut.
Dia benar-benar telah putus harapannya untuk mendapatkan kendaraannya kembali.
Dalam keadaan seprti itu, tiba-tiba kendaraaan itu sudah berdiri di dekatnya, dan serta merta langsung meraih tali kekangnya.
Kemudian karena saking gembiranya, doa mengatkan, ‘engkau hambaku, dan aku Tuhanmu’.
Dia salah mengucap karena saking gembiranya.”
HR. Muslim

Kegembiraan ALLOH dalam menerima taubat hamba-Nya, melebihi kegembiraan sang musafir ini.

Bagaimana ALLOH membuktikan At Tawwab nya?
Pada suatu hari Umar ibnu khottob menangis dihadapan Rosululloh saw, maka Rosululloh bertanya padanya:
”Wahai Umar, apa yang menyebabkan engkau menangis?”
Umar menjawab: “Tangisan seorang pemuda yang menyayat hatilah menyebabkan aku menangis, ya Rosululloh”.
“Hadapkan padaku anak muda itu !” perintah Rosululloh.
Dan ketika anak muda itu sudah dihadapan Rosululloh, beliau bertanya padanya:
“Apa yang menyebabkan kamu menangis seperti itu?”
pemuda itu menjawab:
“ Ya Rosululloh, aku telah melakukan dosa yang amat besar dihadapan ALLOH, itulah mengapa aku menangis”.
Rosululloh berkata:
“Apakah bumi ALLOH ini lebih besar dari dosamu ?”
Ia berkata: ”Dosaku masih lebih besar dari itu“.
Rosululloh berkata:
”Apakah ‘arsy ALLOH tidak lebih besar dari dosa-dosamu?”
Ia berkata: ”Dosaku masih lebih dari itu “.
Rosululloh bertanya kembali:
 “Apakah dosamu lebih besar dari kasih sayang ALLOH?”
Anak muda itu menjawab: ”Saya berharap kasih sayang ALLOH lebih besar dari dosaku“.
Rosululloh bertanya:
”Apa sebenarnya dosamu itu?”
Maka anak muda itu berkata: ”Ya Rosululloh. Aku adalah penggali kuburan, pada suatu hari aku menggali kuburan yang masih baru dan ternyata itu kuburan seorang gadis.
Ketika aku buka kain kafannya masih nampak kecantikan gadis tersebut, aku jadi bergairah sehingga menyetubuhinya,dan ketika selesai dengan hajatku itu dan hendak aku tinggalkan tiba-tiba terdengar dari mulut gadis tersebut suara:
“kenapa engkau meninggalkan aku dalam kondisi masih junub dan tidak suci menghadap ALLOH?”.
Mendengar cerita anak muda tersebut Rosululloh marah seraya berkata:
“Pergilah kamu dari hadapanku !
tidak pantas bagimu kecuali api neraka !”.

Mendengar hardikan Rosululloh tersebut dengan gontai dan lemas ia pergi.
Ia berjalan terus tanpa tujuan, hatinya begitu hancur, airmatanya tidak henti bercucuran.
Kemudian ia bersujud di pasir seraya berkata:
“Ya ALLOH, kalau Engkau memang tidak menerima penyesalan dan taubatku, maka belahlah langit-Mu, keluarkan api-Mu dan bakarlah diriku sekarang juga”.

ALLOH mendengar rintihannya maka ALLOH mengutus Jibril untuk menyampaikan pesan pada Rosululloh bahwa anak muda itu telah diampuni dosanya.
Ketika anak muda yang sudah bertaubat tersebut sholat Maghrib berjamaah dengan Rosululloh dan Rosululloh membaca surat At Takatsur hingga sampai ayat hattazurtumul maqobir, maka anak muda tersebut menjerit histeris hingga ajal menjemputnya.

Cerita yang panjang ini memberikan hikmah pada kita, bahwa sebesar apapun dosa yang kita lakukan jika benar-benar bertaubat dengan syarat-syarat di atas, insya ALLOH, ALLOH akan memberikan ampunan dan maaf-Nya.

ALLOH membangunkan hati orang-orang yang beriman dari tidur kelalaian dengan janji pahala-Nya dan Surga dan dengan takut dengan adzab-Nya.
ALLOH memiliki hamba-hamba yang hati mereka menyala dengan satu percikan api.
Dia juga memilki hamba-hamba yang hati mereka telah berubah menjadi batu yang keras.

Sesungguhnya taubat itu menghilangkan dampak dari keburukan dan memberkahi serta mensucikan jiwa.
Taubat yang diterima ALLOH adalah taubat yang tulus.
Taubat yang tulus adalah taubat yang benar.
Dan taubat akan benar-benar tulus jika disertai dengan perubahan sikap dan perilakunya.
Taubat itu hanya diperuntukkan bagi orang-orang mu'min yang mengakui bahwa itu terjadi karena kalalaian dan sikap mereka yang terlalu meremehkan dosa dosa kecil dan akhirnya terjerembab kedalam dosa yang besar.
Mereka inilah orang-orang yang berusaha keras untuk melepaskan diri mereka dari dosa-dosa tersebut.
Taubat masih bisa diterima selama taubat tersebut dilakukan segera, sesaat sebelum keluarnya ruh dari tubuh manusia.

Manusia dalam meneladani sifat ini dituntut terlebih dahulu untuk memohon ampun  kepada ALLOH.
Permohonan taubat adalah dengan menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan, bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, serta memohon ampunan-Nya, jika dosa itu dikaitkan dengan hak ALLOH.
Dan memohon pula kerelaan manusia yang dilukai hatinya, jika hak dosa itu berkaitan dengan hak manusia.
Jangankan manusia biasa, Rosululloh saw beristighfar seratus kali dalam sehari.

Rabu, 10 Oktober 2018

Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan



Adalah hal yang biasa jika kita melihat perahu di atas air, namun bahaya bila melihat air dalam perahu...
Maka kita boleh berada di hati Dunia, tapi jangan tempatkan Dunia didalam hati.

Jika kita pernah merasa rugi sesuatu yang tidak pernah kita sangka suatu hari, maka sesungguhnya ALLOH akan memberimu rizqi suatu hari yang tidak pernah kita kira akan memilikinya...

Optimislah saat segala urusan terasa sulit, karena ALLOH telah bersumpah dalam kalimat berulang...

"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
"sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan."
QS. Al-Insyirah (94)/5-6

Kehidupan bertanya kepada kematian:
mengapa manusia mencintaiku dan membencimu?
maka maut menjawab: "Karena kau adalah kebohongan yang indah, sedangkan aku adalah kenyataan yang menyakitkan"

Kita tidak tahu setelah ALLOH merahmati kita, apalagi yang boleh membuat kita masuk Surga?
Apakah itu rukuk atau sedekah, atau air yang kita berikan, atau keperluan orang beriman yang kita tunaikan, atau doa, ataukah dzikir kita?  Surga, ALLOH sediakan untuk orang beriman dan beramal soleh dengan benar...

Letakkan sedikit perasaan pada akalmu agar dia lembut dan letakkan sedikit akal pada perasaanmu agar dia lurus...

Aku takjub kepada hati yang menerima kesakitan dengan diam, dan menilai kesalahan orang lain dengan niat dan ucapan yang baik...

Ketika kita meyakini bahwa setelah  kesengsaraan adalah sebuah kebahagiaan dan setelah air mata yang mengalir adalah senyuman, maka sesunggunhnya kita telah melaksanakan ibadah yang amat agung yaitu berjuang dan bersungguh sungguh di jalan ALLOH.

Jika sakitnya Dunia membuatmu lelah, maka janganlah bersedih
Barangkali ALLOH ingin mendengar suaramu dalam do'amu...

Janganlah menunggu kebahagiaan untuk tersenyum
Namun tersenyumlah sehingga kita bahagia...

Mengapa kita berfikir banyak tentang urusan ALLOH, sedangkan ALLOH adalah Yang Maha Pengatur...

Mengapa gundah akan sesuatu yang tidak kita ketahui, padahal ALLOH Maha Mengetahui akan segala sesuatu...
Oleh karena itu, tenanglah, karena kita selalu berada pada pengawasan ALLOH Yang Maha Menjaga...

Dan tekadkan dengan hatimu sebelum lisanmu.
Aku serahkan segala urusanku kepada ALLOH...
Jika kau tidak tahu alamat rezekimu... janganlah takut
Karena rizqi ALLOH tahu dimana alamatmu...
jika kau tidak boleh sampai kepadanya.....
Niscaya dia akan sampai kepadamu...

Jika kita membalas keburukan dengan keburukan maka kapan keburukan ini akan berakhir?

ALLOH SWT berfirman:
"Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia."
QS. Asy-Syura (42)/43

Ketika kita terlambat masuk kerja, kita masuk dengan kepala tertunduk dan suara yang lesu karena malu kepada majikan....
Maka apakah kau merasakan hal yang sama saat kau terlambat dalam menunaikan kewajiban?

Jangan iri kepada seorang pun karena sebuah nikmat, karena kita tidak tahu apa yang telah ALLOH ambil darinya...

Janganlah bersedih karena sebuah musibah, sebab kau tidak tahu apa yang akan ALLOH hadiahkan untukmu...

ALLOH SWT berfirman:
_dan Dia memberinya rizqi dari arah yang tidak disangka-sangkanya._
_Dan barangsiapa bertawakkal kepada ALLOH, niscaya ALLOH akan mencukupkan (keperluan)nya._
_Sesungguhnya ALLOH melaksanakan urusan-Nya._
_Sungguh, ALLOH telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu."_
QS. At-Talaq (65)/3

Bukan semua kejatuhan adalah sebuah pengakhiran, karena turunnya hujan adalah awal yang paling indah.

Dahulu aku sedih karena aku berjalan tanpa alas kaki....
namun akhirnya aku berhenti bersedih saat aku melihat lelaki tanpa kedua kakinya...
maka selalu ucapkan Alhamdulillah pada setiap keadaan....

Pada suatu hari kau akan menemukan bahwa kesedihanmu akan menyelamatkanmu dari Neraka dan kesabaranmu akan memasukkanmu kedalam Surga...

Di antara keajaiban manusia, adalah dia merasa resah mendengarkan nasihat dan terdiam saat mendengarkan keburukan....

Jangan biarkan manusia mengetahui sesuatu darimu melainkan kebahagiaanmu, dan jangan sampai mereka melihat kesedihanmu kecuali senyummu...

Jika semua urusanmu terasa sempit maka Al Qur'an adalah petunjuk untuk mendapatkan bahagia hakiki...

Senin, 08 Oktober 2018

Al-BARRU - Yang Maha Dermawan


ALLOH SWT berfirman:

انّاكُنّا مِنْ قابْلُ نادْ عُوْ هُ  اِ نّهُ حُوا الْبرُّ ا لرّٰ حِيْمُ {ا لطّو ر:٢٨ }

“Sesungguhnya kami menyembah-Nya sejak dahulu.
Dialah Yang Maha Melimpahkan kebaikan, Maha Penyayang.”
Q.S. At-Tur (52)/28

ALLOH   Al-Barru ialah Yang Maha Dermawan,yang memberikan kebaikan dan kebajikan kepada makhluk-Nya yang dikehendaki tanpa pamrih dari makhluk-Nya.

ALLOH Al-Barru adalah Yang Maha Dermawan, ALLOH Yang Maha Baik yang menganugerahkan berbagai macam kebaikan kepada makhluk-Nya baik di Dunia maupun di Akhirat nanti.

ALLOH Al-Barru, ALLOH Yang Maha Berkebajikan, Pemurah dalam memberikan anugerah kepada seluruh makhluk-Nya di Dunia.
Anugerah yang luas tanpa tepi dan tidak terhitung jumlahnya.
Namun, tidak jarang dibalas oleh makhluk dengan kedurhakaan dan kekufuran.
Sekalipun begitu, ALLOH tetap Al-Barru memberikan kebajikan kepada mereka tanpa pandang bulu.

ALLOH mutlak kebaikan-Nya,  semua  kebaikan dari ALLOH, Tidak ada kebaikan selain dari ALLOH.
Untuk itu ALLOH disebut Al-Barru, Yang Maha Baik.

ALLOH SWT berfirman:
“…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana ALLOH telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di Bumi.
Sungguh, ALLOH tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan,”
QS. Al-Qasas (28)/77

Melalui ayat di atas, ALLOH memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat baik sebagaimana ALLOH telah berbuat baik kepada hamba-Nya.
Maka orang yang pelit dan tidak mau berbuat baik berarti dia tidak menyadari bahwa ALLOH telah berbuat baik kepadanya.

Dalam ayat itu ALLOH memerintahkan untuk berbuat baik sebagaimana ALLOH berbuat baik kepadamu.
Cobalah hitung, berapa banyak perbuatan baik ALLOH kepada hamba-Nya, walaupun sebenarnya tidak ada yang mampu menghitung kebaikan ALLOH kepada hamba-Nya.

Salah satu contohnya; Kenapa Alloh menciptakan kita sebagai manusia?
Itu semua karena kebaikan ALLOH kepada hamba-Nya, ALLOH ciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk, sebagaimana dalam firman-Nya:

“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,”
QS. At-Tiin (95)/4

Seandainya ALLOH menciptakan manusia sebagai anjing, kucing, maka tentu manusia akan menjadi hina.
ALLOH ciptakan kita sebagai manusia maka hakekatnya ALLOH telah berbuat baik kepada hamba-Nya.
Kebaikan ALLOH yang lain, ALLOH membuat manusia dan menyimpannya di dalam rahim ibu, kalau bukan karena rahmat ALLOH maka kita telah mati.

Maka sungguh kita tidak bisa menghitung kebaikan dan nikmat ALLOH, sembilan bulan di dalam rahimitu tidak berbuat apa-apa, akan tetapi dapat makan, hingga tumbuh berkembang sampai akhirnya lahir.

ALLOH telah menciptakan kita sebagai manusia, kemudian Ia memberikan iman kedalam hati kita. Inilah suatu hal yang mahal, karena menjadi manusia saja tanpa iman tidak ada gunanya.
Demikian juga menjadi manusia saja tanpa ada Islam pun tidak ada gunanya.
Untuk itu jangan sampai mengabaikan iman dan Islam tersebut, jangan sampai malas belajar, karena kalau malas sama saja tidak mengakui kebaikan yang ALLOH berikan kepada kita.

ALLOH SWT berfirman:
“…tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat,”
QS. Ibrahim (14)/7

Salah satu bentuk kekufuran adalah menolak kebaikan ALLOH yang telah diberikan kepada kita, tidak mengakui kebaikan yang ALLOH berikan kepada kita, tidak mensyukuri kebaikan yang ALLOH berikan kepada kita.
Oleh sebab itu lawan dari syukur adalah kufur, demikian pula sebaliknya.

ALLOH SWT berfirman:
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu,”
QS. Ibrahim (14)/7

Ciri orang beriman adalah bersyukur, karena dengan bersyukur maka ia termasuk orang beriman dan terhindar dari kekufuran.
Tetapi kalau dia tidak bersyukur, berarti dia kufur atau menolak dan tidak mengakui atau melecehkan atau meremehkan.
Karenanya, sebagai seorang hamba kita harusnya hati-hati terhadap kebaikan yang telah ALLOH limpahkan kepada kita.

Kebaikan ALLOH kepada kita tidak ada pengaruhnya dengan keadaan alam ini, karena keadaan alam ini akibat permainan manusia, yaitu orang kafir dan zalim, meski imbasnya berdampak kepada kita juga sedikit demi sedikit, Yang diperlukan oleh kita sebagai orang yang beriman adalah menagambil pelajaran.

Ada Hal menarik yang perlu kita perhatikan, bahwa kehidupan manusia di Dunia ini sejak Nabi Adam alaihissalam sampai dengan Nabi Muhammad saw, dan dari Nabi Muhammad saw sampai dengan kita, maka hal keimananlah yang paling penting, kalau keimanan ini ada dan benar maka di dunia akan menjadi aman dari bencana.

Iman sebagai kuncinya, oleh sebab itu para nabi semua kisahnya tentang keimanan.
Tapi perlu dipahami, kisah keimanan tidak identik hanya duduk saja, tetapi kisah keimanan secara fisik susah.
Bagaimana Nabi Ibrahim dibakar, nabi Syuaib, nabi Luth dan Nuh as susah, tetapi secara bathin dan ruh mereka merasakan kenikmatan.
Mari kita hijrahkan suasana kehidupan kita yang matrealistik kepada kehidupan yang diiringi dengan keimanan sehingga akan terasa nikmat dalam kehidupan ini.

Al-Barru mendorong kita hidup secara keimanan. Bagaimana tidak, semuanya telah kita rasakan.
Kebaikan ALLOH telah mengalir kepada kita, karena nya kita mesti mensyukurinya.
Mestinya tidak ada waktu bagi kita untuk bermain-main dan bergeser dari perintah ALLOH walaupun sedetik, bahkan sejengkal, apapun yang terjadi itulah yang terbaik.

Kalau kita mau mendapatkan pilihan dari ALLOH yang terbaik maka kita harus berjalan di atas dasar iman dan keislaman kepada ALLOH dengan sebenarnya.
Para nabi dipuji oleh ALLOH, dan paling banyak di puji di dalam al-Qur'an, dan hampir semua nabi dipuji karena mereka bisa menempatkan diri sebagai seorang hamba ALLOH dan menjalankan kebaikan yang ALLOH perintahkan.
Itu semua karena kebaikan-kebaikan yang ALLOH berikan, mereka gunakan untuk berjuang di jalan-Nya dalam menunaikan amanah-Nya .
Dengan demikian mereka bisa berbuat kebaikan untuk diri, keluarga, masyarakat dan kepada manusia seluruhnya.

Dikatakan manusia yang baik adalah berdasarkan kadar kebaikan yang dia berikan, bukan berdasarkan pangkat tinggi yang ia dapatkan, bukan pula berdasarkan harta yang dia miliki.

Baik dalam Islam itu adalah bagaimana seseorang dapat memberikan kebaikan kepada orang lain.
Dan tidak ada kebaikan kecuali dari ALLOH yang menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.

ALLOH SWT berfirman:
“Wahai golongan jin dan manusia!
Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah.
Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari ALLOH).”
QS. Ar-Rahman (55)/33

Semua kebaikan yang ALLOH berikan kepada kita tidak terhitung nilainya dan tidak terbatas kualitas dan kuantitasnya.

Diriwayatkan, ketika Musa as. berbicara dengan ALLOH, dia melihat lelaki berdiri disamping arsy ALLOH SWT, lalu dia kagum dengan ketinggian tempat yang ALLOH berikan kepada orang itu, kemudian dia berkata: "wahai Robb apa yang menyebabkan orang tersebut sampai kepada tempat yang mulia ini?"
Lalu ALLOH berkata: “Pertama; dia tidak pernah hasad, dengki kepada hamba dari hamba-hamba-Ku yang aku berikan kebaikan, karena hasad adalah benci dengki dan berharap kebaikan hilang dari seseorang.
Kedua dia birrul walidain,yaitu memberikan kebaikan yang dimilikinya kepada kedua orang tua.”

Jadi al-Barru adalah positif aktif, maka birrul walidainyaitu kita aktif memberikan kebaikan kepada kedua orang tua kita.

Kalau kita perinci kebaikan ALLOH kepada kita dan makhluk yang lainnya maka sangatlah panjang, dan tidak akan ada batasnya.
Jadi ALLOH adalah HUWAL BARRU WAL MUHSIN, yang memberikan semua kebaikan kepada hamba-Nya.
Tidak ada suatu ihsan (kebaikan) yang didapat oleh makhluk di Dunia ini kecuali dari ALLOH.

Kita semestinya sebagai seorang yang beriman hendaklah memberikan kebaikan apa yang kita miliki, khususnya kepada kedua orang tua dan masyarakat lain.
Diantara yang memberikan perbedaan kita dengan para sahabat Rosululloh adalah mereka tidak pernah menyimpan kebaiakan, dan semangat mencari serta memberi mereka sangatlah besar.
Jadi semangat mencari dan memberi itulah yang kita dapatkan dari mempelajari nama ALLOH al-Barru dan al-Muhsin.
Dan yang kedua dia adalah baik sekali kepada kedua orang tuanya, kbaikan yang utama kepada orang tua adalah mengajak untuk berada di jalan ALLOH, mengabdi kepada ALLOH dengan sebenar-benarnya.

Jumat, 05 Oktober 2018

AL MUTA’ALI - Yang Maha Meninggikan



ALLOH SWT berfirman:

عٰلِمُ الْغَيْبِ  وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيْرُ الْمُتَعَالِ
"(ALLOH) Yang Mengetahui semua yang gaib dan yang nyata; Yang Maha Besar, Maha Tinggi."
QS. Ar-Ra'd (13)/9

ALLOH Al muta'alli, Yang MahaTinggi, tidak ada yang mampu menyamai ketinggian-Nya.
Dia meninggikan hamba-Nya dengan sebab-sebab tertentu.
ALLOH meninggikan manusia karena keimanan yang dimilikinya.
Imanlah yang membedakan manusia satu dengan lainnya.
Tanpa iman, maka
apa bedanya manusia dengan binatang?
Bahkan manusia bisa lebih rendah lagi dari itu.
Iman yang diiringi dengan amal shalehlah yang membuat ALLOH meninggikan derajatnya, karena iman bukanlah sebatas kata-kata mimpi dan angan-angan saja.

ALLOH SWT berfirman:
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan Surga-Surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Setiap mereka diberi rizqi buah-buahan dalam Surga-Surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada Kami dahulu."
mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”.
QS. Al Baqarah (2)/25

Iman yang hanya sekedar terhunjam di hati tanpa terucap dilisan dan tidak teraplikasi melalui amal perbuatan, itulah imannya fir'aun.

ALLOH SWT berfirman:
“Dan Kami memungkinkan bani israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "saya percaya bahwa tidak ada Robb melainkan Robb yang dipercayai oleh bani israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada ALLOH)".
QS. Yunus (10)/90

Iman yang hanya terucap di bibir tanpa terhunjam di hati, tanpa amal yang tulus, maka inilah imannya orang-orang munafiq.

ALLOH SWT berfirman:
“Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada ALLOH dan hari kemudian," padahal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”
QS. Al Baqarah (2)/8

Nyatalah bahwa ALLOH menempatkan posisi seorang mu'min itu tinggi dibandingkan posisi orang-orang yang tidak beriman, kita mengenal seorang budak bernama Bilal bin Rabah, sangat rendah derajatnya dimana manusia ketika itu, tapi dikala dia sudah masuk Dien Islam maka menjadi mulia dikalangan orang-orang beriman lainnya, selain dari itu antara orang yang beriman juga berbeda level atau derajat yang dimiliki, ALLOH menempatkan lebik tinggi dengan kemuliaan di sisi ALLOH bagi yang menunjukan kualitas imannya hingga kepada level tertinggi,  yaitu taqwa.

ALLOH SWT berfirman:
”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi ALLOH ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya ALLOH Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”.
QS. Al Hujurat (49)/13

Diantara janji ALLOH yang disebutkan dalam Al Qur'an  yaitu bahwa ummat Islam ini adalah ummat yang terbaik dibandingkan ummat-ummat lainnya, ummat terbaik itu memiliki ciri khas, bila ciri khas itu tidak ada, maka predikat ummat terbaik akan hapus dari kehidupannya.

ALLOH SWT berfirman:
"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada ALLOH.
sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik".
QS. Ali Imran (3)/110

Dari ayat di atas ALLOH menyatakan bahwa ummat terbaik itu adalah ummat Dien Islam, jika kenyataannya ummat Islam selalu dihina,
padahal diungkapkan dalam janji-janji ALLOH.

"Hai manusia, Sesungguhnya janji ALLOH adalah benar, Maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaithon yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang ALLOH".
QS. Fathir (35)/5

"Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu itu pasti terjadi".
QS. Al Mursalat (77)/7

ALLOH belum menepati janji-Nya karena kesalahan ummat islam sendiri, tidak mau berbuat yang maksimal untuk menggapai janji itu dengan keimanan yang teguh, dan tidak melakukan amar ma’ruf nahi mungkar secara optimal.

Usaha setiap mu'min untuk memperoleh posisi tinggi seiring dengan sifat ALLOH yang menghendaki agar mu'min itu tetap pada posisi yang tinggi, karena janji ALLOH itu terwujud syaratnya harus sesuai dengan usaha dan perjuangannya.

ALLOH SWT berfirman:
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan ALLOH, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi ALLOH.
Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan."
QS. At-Taubah (9)/20

Salah satu bentuk keimanan dan pengabdian manusia kepada yang disembahnya adalah cinta, siapa saja yang menyembah sesuatu maka dia wujudkan dalam bentuk mencintai sesuatu itu, begitu pula keimanan dan pengabdian seorang muslim kepada ALLOH harus disertai cinta yang mendalam.
Orang yang tidak lagi mencintai ALLOH maka mereka akan diganti dengan mukmin lain yang lebih mencintai ALLOH dan ALLOH-pun mencintainya;

ALLOH SWT berfirman:
"Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain ALLOH; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai ALLOH.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada ALLOH.
Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan ALLOH semuanya, dan bahwa ALLOH amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
Al Baqarah (2)/165

ALLOH akan meninggikan hamba-Nya dikala terjalin hubungan yang kuat sehingga menimbulkan saling mencintai, dengan cinta itulah posisi hamba tinggi dan mulia di hadapan ALLOH, tapi dikala cinta sudah tidak terjalin lagi antara hamba dengan ALLOH maka akan tampil orang lain akan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran di Dunia ini.

ALLOH SWT berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman!
Barangsiapa di antara kamu yang murtad (keluar) dari dien-nya, maka kelak ALLOH akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan ALLOH, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.
Itulah karunia ALLOH yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki.
Dan ALLOH Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui."
QS. Al-Ma'idah (5)/54
 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT