Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Sabtu, 20 Oktober 2018

AL-‘AFUW - Yang Maha Pemaaf


ALLOH SWT berfirman:

ذٰلِكَ ۚ  وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوْقِبَ بِهٖ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللّٰهُ   ۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ

“Sesungguhnya ALLOH benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun”
QS Al-Hajj (22)/60

ALLOH Afuw, ALLOH Yang Maha Memaafkan orang-orang yang berbuat dosa, dengan tidak menyegerakan siksaan bagi mereka, serta mengampuni dosa-dosa mereka.
ALLOH menghapuskan dosa dan bekas-bekasnya dari diri mereka.
Inilah sifat ALLOH SWT yang tetap dan terus ada pada zat-Nya Yang Maha Mulia, dan inilah perlakuan-Nya kepada hamba-hamba-Nya di setiap waktu, yaitu dengan pemaafan dan pengampunan…”.

Dalam beberapa ayat Al-Qur’an ALLOH menggandengkan nama ini dengan nama-Nya yang lain yaitu “al-Ghafur”, Yang Maha Pengampun, seperti dalam ayat berikut ini:

“Dan adalah ALLOH Maha Pema’af lagi Maha Pengampun”
QS an-Nisaa’ (4)/99

Kedua nama ALLOH yang maha indah ini memang memiliki makna yang hampir sama, meskipun nama ALLOH ‘Al-Afuw memiliki makna yang lebih mendalam.
“Pengampunan” mengisyaratkan arti menutupi, sedangkan “Pemaafan” mengisyaratkan arti menghapuskan, artinya lebih mendalam dalam penghapusan dosa.
Meskipun demikian, kedua nama ALLOH ini jika disebutkan sendiri-sendiri maknanya mencakup keseluruhan arti tersebut.

Sifat “memaafkan” dan “mengampuni” ini adalah termasuk sifat-sifat yang tetap dan terus-menerus ada pada dzat ALLOH Yang Maha Mulia.
Sifat-sifat ini meliputi semua makhluk-Nya di siang dan malam hari. Karena sifat “memaafkan” dan “mengampuni” yang dimiliki-Nya meliputi semua manusia, dosa dan perbuatan maksiat.
Padahal, mestinya perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan manusia menjadikan mereka ditimpa berbagai macam siksaan, akan tetapi pemaafan dan pengampunan-Nya menghalangi turunya siksaan tersebut.

ALLOH SWT berfirman:
“Dan kalau sekiranya ALLOH menyiksa manusia disebabkan perbuatan (dosa) mereka, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melatapun, akan tetapi ALLOH menangguhkan (penyiksaan) mereka sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya ALLOH adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya”
QS Faathir (35)/45

Inilah kesempurnaan pemaafan-Nya, yang kalau bukan karena itu niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan Bumi suatu makhluk yang melatapun.

Senada dengan ayat di atas, dalam sebuah hadits yang shahih Rosululloh saw bersabda:
“Tidak ada satupun yang lebih bersabar menghadapi gangguan (celaan) yang didengarnya melebihi ALLOH SWT.
Sungguh orang-orang (kafir) telah menyekutukan-Nya dan mengatakan (bahwa) Dia mempunyai anak, (tapi bersamaan dengan itu) Dia tetap menangguhkan siksaan dan memberi rizqi bagi mereka”.

ALLOH SWT berfirman:
“Katakanlah: Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat ALLOH, sesungguhnya ALLOH mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
QS.  Az-Zumar (53)'12

Seorang hamba senantiasa berada dalam kebaikan yang agung selama dia selalu meminta pemaafan dan mengharapkan pengampunan dari ALLOH.

ALLOH SWT berfirman:
“Sesungguhnya ALLOH Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun”.
QS an-Nisaa’(4)'43

Bentuk pemaafan-Nya yang agung adalah bahwa hamba-Nya selalu menentang perintah-Nya dengan melakukan berbagai macam maksiat dan dosa besar,  ALLOH melapangkan bagi hamba-Nya itu untuk bertobat kepada-Nya, lalu Dia menerima taubatnya.
Bahkan ALLOH SWT bergembira dengan taubat hamba-Nya padahal Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji, tidak akan memberi manfaat bagi-Nya ketaatan orang-orang yang taat, sebagaimana tidak akan merugikan-Nya kemaksiatan orang-orang yang berbuat maksiat.

ALLOH SWT berfirman:
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk”
QS. Huud (11)'114

Rosululloh saw bersabda: “Ikutkanlah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka niscaya perbuatan baik itu akan menghapuskan (dosa) perbuatan buruk tersebut".

Demikian juga termasuk bentuk pemaafan-Nya adalah bahwa semua musibah yang menimpa seorang hamba pada diri, anak maupun hartanya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya, khususnya jika hamba itu mengharapkan pahala dari musibah tersebut dan menunaikan sikap bersabar dan ridha dengan takdir ALLOH SWT terhadap dirinya.

Sesungguhnya pintu-pintu pemaafan dan pengampunan-Nya senantiasa terbuka lebar, dan Dia senantiasa dan selalu bersifat Maha Pemaaf dan Maha Pengampun.

Sungguh Dia telah menjanjikan pengampunan dan pemaafan bagi orang-orang yang mengusahakan sebab-sebabnya, sebagaimana dalam firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Aku benar-benar Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal sholeh, kemudian tetap di jalan yang benar”
QS Thaaha (82)/20

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT