Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Selasa, 20 Desember 2016

Kematian adalah pesan yang paling baik



Malam terasa sepi, suasana mulai senyap tapi hati tidak boleh sepi dari mengingat Alloh.. bacalah dengan perlahan agar dapat diambil makna dan hikmahnya.
Kematian adalah pesan yang paling baik. Saudara seiman, adakah disini yang masih punya uyut? Atau punya nenek/kakek yang mungkin usianya 80 th an.. coba kita perhatikan mereka, rambutnya, kulitnya, jalan kakinya dsb, sungguh sangat kasihan melihatnya.. jangankan menolong orang lain, untuk dirinya saja harus dibantu oleh orang lain, menderita sekali pikir kita... bandingkan mereka dengan melihat fotonya yang masih berusia 20 tahun.. adakah perbedaannya? Aneh juga ya? ngapain tidak ada kerjaan apa membanding-bandingkan orang sperti itu..
begini maksudnya..
Jika kita perhatikan diri kita, tak ubahnya seperti kita melihat mereka yang ada di foto tadi.. gagah, berbadan tegap, cantik menawan, kulit kencang dll.. dan kita pun bangga .. tapi sadarkah kita bahwa suatu saat nanti kitapun akan mengalami keadaan yang sama dengan mereka saat ini.. lemah, tidak bisa berbuat apa2-apa, bahkan banyak orang kasihan melihat kita.. 
Saudaraku seiman,  ada hikmah yang ingin disampaikan berkenaan dengan perbandingan tadi, terkadang kita lupa bahwa kita akan tua, akan renta bahkan akan mati.. sehingga waktu hidup yang diberikan Alloh kepada kita, kita sia-siakan, kita gunakan dengan hal-hal yang tidak Alloh sukai.. kita habiskan waktu untuk memenuhi nafsu mengejar duniawi.. meninggalkan perintah dan melanggar larangan menjadi sebuah karakter yang melekat.. masa muda hura-hura, sudah tua kaya raya, mati masuk surga menjadi sebuah moto yang seolah-olah benar.. sehingga demi mewujudkan moto itu dia habiskan masa mudanya untuk hura-hura yang berujung pada akhirnya tua sengsara, mati masuk neraka.. naudzubillah..

Saudaraku seiman.... kehidupan dimasa tua bisa kita rencanakan, tahap demi tahap bisa kita rancang.. tapi kematian tidak pernah terprediksikan.. ingat waktu kita dibatasi dengan tua dan mati.. apa yang bisa kita lakukan jika salah satu dari dua itu sudah datang? 
Bukankah Alloh sudah memperingatkan kepada kita tentang kematian Firaun? manusia paling membangkang di muka bumi yang menganggap dirinya Tuhan.  Saat nyawanya akan keluar dari tenggorokannya, ia menyatakan beriman dengan RabbNya Musa as. Tuhannya yang selama ini didustakannya. Sebuah episode kesadaran yang telah terlambat dan hanya menyisakan penyesalan berkepanjangan. Cukuplah peristiwa kematian Fir’aun menjadi pembelajaran yang melembutkan hati generasi-generasi setelahnya.
Menjadi renungan yang mendalam tentang amanah kehidupan yang disia-siakan.
Kematian datang tidak akan pernah memberi kabar terlebih dahulu.. dia datang atas perintah Alloh, bisa kapan saja, dimana saja dan sedang melakukan aktifitas apa saja.. bisa sedang dalam keadaan taat patuh kepada Alloh, bisa sedang tidur, bisa sedang bekerja, bisa sedang bersenang-senang, bisa sedang bermaksiat kepada Alloh..

Mau dalam keadaan apakah kita mati? Taat patuh kepada Alloh, atau "sedang lalai lengah oleh hiruk-pikuknya kesenangan dunia"? seorang yang beriman akan mempersiapkan diri untuk itu.. jangan lari dari kematian, karena kematian akan datang walaupun kita lari atau tidak, walau kita takut atau tidak, walau kita siap atau tidak.. yang harus dipersiapkan adalah jangan beri celah ruang amal kita dengan melakukan kemaksiatan, selalulah isi waktu dengan beramal sholeh.. jika kita mengisinya dengan amal sholeh yang terus menerus, kapanpun dimanapun kematian menjemput kita, tidak masalah karena kita sedang dalam keadaan beramal sholeh.. ketika nafsu menghampiri kita utk berbuat maksiat tanyakan pada diri, bagaimana jika aku mati? Apakah Alloh ridho? Apakah yang didapatkan surga atau neraka?

Ya Alloh, Robb langit dan bumi. Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh
Jauhkanlah kami dari perbuatan maksiat kepada Mu, peliharalah kami dari api neraka.. Amiin

Selasa, 22 November 2016

Cara kita memandang kehidupan



Bagaimana cara kita memandang kehidupan ini ditentukan oleh seberapa luas pengetahuan yang kita miliki dan seberapa dalam kita memaknai pengalaman hidup yang kita lewati. Pandangan hidup itulah yang menentukan apa yang kita yakini dan dan apa yang kita perbuat.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ’anhu, ia berkata: “Rasululloh shallallohu alaihi wasallam pernah berkhutbah, dan saya belum pernah mendengarnya sama sekali. Beliau bersabda: “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan pasti akan banyak menangis.” Anas berkata: “(Tatkala mendengar khutbah yang demikian) para sahabat Rasululloh shallallohu alaihi wasallam menutupi muka mereka sambil menangis terisak-isak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pesan Rosullloh tersebut menjadi bahan renungan bagi kita bahwa terdapat makna yg mendalam mengenai kehidupan setelah kematian dan kehidupan yang saat ini kita jalani. Pengetahuan mereka yang mendalam, pengalaman spritual yang berkesan dan keyakinan yang menghujam membuat para sahabat menangis terisak-isak setelah mendengarnya padahal mereka ahli ibadah dan mereka telah banyak berkarya untuk islam.
Lalu bagaimana dengan kita? apakah ilmu pengetahuan dan amalan yang yang kita kerjakan sampai dengan hari ini telah melahirkan pandangan yang benar mengenai kehidupan ini dan kehidupan setelah kematian?apakah dengan itu semakin menghujam keyakinan kita dan bergetar hati kita hingga melahirkan kesungguhan?
Al-Hasan Al-Bashri rahimahulloh berkata: “Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu terkadang suka menghidupkan api pada suatu malam, kemudian Umar mendekati api tersebut dan mendekatkan tangannya ke api tersebut, kemudian Umar berkata kepada dirinya sendiri, “Wahai Ibnu Khoththob, apakah kamu mampu bersabar di atas api (dunia) ini?” Itulah yang dilakukan oleh kholifah Umar untuk merenungi hakikat kehidupan. Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab. Mungkin itulah yang membuatnya selalu menangis disetiap malamnya dan selalu bersemangat disiang harinya dengan penuh kesungguhan untuk mentaubati semua dosanya dan meningkatkan kualitas setiap amalnya.
Lalu bagaimana dengan kita?
Ya Alloh, adakah hari milikmu tersisa bagi kami..hingga kami dapat mentaubati semua dosa masa lalu kami dan memperbaiki setiap amal soleh yg dapat menyelamatkan kami di hari perhitungan..
Semoga dengan renungan ini, Alloh menggugah hati kita agar bersemangat untuk memperdalam ilmu langit maupun ilmu bumi, belajar dari setiap pengalaman agar kita memiliki pandangan yang benar akan kehidupan ini sehingga melahirkan keyakinan yang menghunjam, langkah yang mantap untuk segera mentaubati setiap kesalahan, memperbaiki setiap amalan dan meningkatkan kualitas amal soleh yang sudah dilakukan.

Alkisah seorang penjaga kebun



Alkisah ada seorang penjaga kebun buah-buahan bernama Mubarok. Dia adalah orang jujur dan amanah. Sudah bertahun-tahun ia bekerja di kebun tersebut.
Suatu hari majikannya, sang pemiliki kebun, datang mengunjungi kebunnya. Ia sedang mengalami masalah yang pelik dan sulit untuk dicarikan jalan keluarnya. Putrinya yang sudah beranjak dewasa tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan banyak pria yang ingin mempersuntingnya.
Yang menjadi permasalahan baginya adalah semua laki-laki yang ingin mempersunting putrinya adalah kerabat dan teman dekatnya. Ia harus memilih salah satu dari mereka, tetapi ia khawatir jika menyinggung bagi kerabat yang tidak terpilih.
Sambil beristirahat dan menenangkan pikiran, ia mencoba mencicipi hasil kebunnya. Dipanggillah Mubarok, penjaga kebun itu.
"Hai Mubarok, kemarilah! Tolong ambilkan saya buah yang manis!" perintahnya.
Dengan sigap Mubarok segera memetik buah-buahan yang diminta, kemudian diberikan kepada majikannya.
Ketika buah tersebut dimakan sang majikan, ternyata rasanya masam sekali. Majikan Mubarok berkata, "Wahai Mubarok! Buah ini masam sekali! Berikan saya buah yang manis!" pinta sang majikan lagi.
Untuk kedua kalinya, buah yang diberikan Mubarok masih terasa masam. Sang majikan terheran-heran, sudah sekian lama ia mempekerjakan Mubarok, tetapi mengapa si penjaga kebun ini tidak mampu membedakan antara buah masam dan manis? Ah, mungkin dia lupa, pikir sang majikan. Dimintanya Mubarok untuk memetikkan kembali buah yang manis. Hasilnya sama saja, buah ketiga masih terasa masam.
Rasa penasaran timbul dari sang majikan. Dipanggillah Mubarok, "Bukankah kau sudah lama bekerja di sini? Mengapa kamu tidak tahu buah yang manis dan masam?" tanya sang majikan.
Mubarok menjawab, "Maaf Tuan, saya tidak tahu bagaimana rasa buah-buahan yang tumbuh di kebun ini karena saya tidak pernah mencicipinya!"
"Aneh, bukankah amat mudah bagimu untukmemetik buah-buahan di sini, mengapa tidak ada satu pun yang kaumakan?" tanya majikannya.
"Saya tidak akan memakan sesuatu yang belum jelas kehalalannya bagiku. Buah-buahan itu bukan milikku, jadi aku tidak berhak untuk memakannya sebelum memperoleh izin dari pemiliknya," jelas Mubarok.
Sang majikan terkejut dengan penjelasan penjaga kebunnya tersebut. Dia tidak lagi memandang Mubarok sebatas tukang kebun, melainkan sebagai seseorang yang jujur dan tinggi kedudukannya di mata Alloh SWT. Ia berpikir mungkin Mubarok bisa mencarikan jalan keluar atas permasalahan rumit yang tengah dihadapinya.
Mulailah sang majikan bercerita tentang lamaran kerabat dan teman-teman dekatnya kepada putrinya. Ia mengakhiri ceritanya dengan bertanya kepada Mubarok, "Menurutmu, siapakah yang pantas menjadi pendamping putriku?"
Mubarok menjawab, "Dulu orang-orang jahiliyah mencarikan calon suami untuk putri-putri mereka berdasarkan keturunan. OrangYahudi menikahkan putrinya berdasarkan harta, sementara orang Nasrani menikahkan putrinya berdasarkan keelokan fisik semata. Namun, Rasululloh SAW mengajarkan sebaik-baiknya umat adalah yang menikahkan karena agamanya."
Sang majikan langsung tersadar akan kekhilafannya. Mubarok benar, mengapa tidak terpikirkan untuk kembali pada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Al-quran dan As-Sunnah menjadi solusi atas masalah.
Ia pulang dan memberitakan seluruh kejadian tadi kepada istrinya. "Menurutku Mobaroklah yang pantas menjadi pendamping putri kita," usulnya kepada sang istri. Tanpa perdebatan panjang, sang istri langsung menyetujuinya.
Pernikahan bahagia dilangsungkan. Dari keduanya lahirlah seorang anak bernama Abdullah bin Mubarok. Ia adalah seorang ulama, ahli hadis, dan mujahid. Ya, pernikahan yang dirahmati Alloh SWT dari dua insan yang taat beribadah, insya Alloh, akan diberi keturunan yang mulia.
Saudaraku, dari kisah di atas,
Terkadang kita dipusingkan dengan urusan pasangan dan perjodohan, tidur tak nyenyak makan tak enak...hilang kenikmatan gara gara hal ini.
padahal bila kita kembali kepada tuntunan Al-qur'an semuanya akan terselesaikan dengan mudah.
Firman Alloh SWT :
"Kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah" (Q.s 20:2)
"Al-quran adalah tuntunan dan petunjuk" (Q.s 2:2), dalam melaksanakan Al-qur'an mesti ada yang menuntun dan memandu agar petunjuk tersebut menjadi mudah.
Bacalah Al-qur'an dengan terjemahnya, agar kita tidak buta untuk menghadapi masalah, tidak cukup hanya dengan itu, ikutilah orang orang yang mengajak untuk ngobrolin essensi dari isi Al-qur'an. Salah satu isi Al-qur'an tentang pasangan dan perjodohan...
Alloh Swt berfirman :
"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin" (Q.s 24:3)
Semoga tulisan di atas menjadi bahan pembicaraan yang baik bagi yang tiba masanya, bagi yang belum tiba masanya maka shaum akan menjadi perisai untuk menjaga kehormatan jatidirinya.
Rosululloh SAW bersabda:
"Wahai para pemuda! Barangsiapa yang sudah memiliki kesanggupan, maka menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yang belum sanggup (menikah), maka hendaklah dia berpuasa karena hal itu menjadi benteng baginya”. (HR. Bukhori. Muslim)

Selasa, 15 November 2016

Rumah Tangga dalam Islam



Semoga selalu dalam curahan rahmat & kasih sayang Alloh. Rumah Tangga dalam Islam kedudukannya agung dan mulia, suami istri terikat secara hukum melaksanakan tugas kewajibannya masing-masing, agar terwujud keluarga yang damai sejahtera penuh cinta kasih, suami istri harus ada keterbukaan, tidak ada kedustaan dalam segala sesuatunya, tidak ada permasalahan yang tidak bisa diselesaikan jika yang dicari adalah Ridlo Alloh, dari rumah tangga ini agar lahir anak-anak yang soleh yang mencintai Alloh, RosulNya… secara prinsip suami punya kewajiban memberi nafkah lahir bathin kepada istri, istri punya tanggung jawab untuk mengatur rumah tangga, saat dimana suami tidak bisa memenuhi kebutuhan primer, maka istri boleh membantu mengurangi bebannya, tidak salah istri bisa membantu suami secara moral maupun material untuk kelancaran rumah tangganya, sebagaimana Khodijah terhadap suaminya Rosululloh, laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama dihadapan Alloh, hanya fungsi dan perannya saja yang berbeda, laki-laki berfungsi sebagai pemimpin, perempuan yang dipimpin, laki-laki banyak berperan di luar rumah, perempuan banyak berperan di dalam rumah, sebagaimana dalam (QS. 16:97, 57:18). Ciri-ciri wanita solehah yang diridloi Alloh: 

1. Dari sisi pergaulan tidak mendekati zina (QS. 17:32) 
2. Dalam sikap, selalu menjaga pandangan & cara berpakaian selalu selalu menutup aurat (24:31) 
3. Tidak suka menghina orang lain (49:11) 
4. Selalu taat menjalankan perintah Alloh (33:35-36) Suami yang baik adalah yang bertanggung jawab terhadap keluarga di dunia agar selamat di akherat.

Arti Hidup



Semua manusia, tanpa terkecuali, pasti akan mati. Bila demikian, lalu apa sebenarnya yang akan dituju oleh manusia di alam dunia ini. Apakah manusia hidup semata-mata hanya untuk bekerja, berumah tangga, bersenang-senang dengan harta yang dimilikinya, atau pun berkeluh kesah dalam kemiskinan; kemudia ia lalu mati tidak berdaya? Apakah setelah mati itu ia akan hilang menguapseperti halnya api obor yang padam? Atau, apakah manusia dilahirkan dalam ketiadaanitu akan mati dalam “ketiadaan” pula? Bila ya, apakah berarti hidup manusia di dunia ini sia-sia belaka? Tentu tidaklah demikian. Allah telah berfirman, bahwa manusia akan terus ada dan tidak akan pernah menghilang atau menguapManusia akan menjalani kehidupan abadi di akhirat.
Dengan demikian, jelaslah bahwa sesungguhnya yang dituju oleh semua manusia adalah akhirat! Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, semua manusia pasti akan menuju kesana.

Apakah kalian mengira bahwa Kami menciptakan kalian sia-sia, dan bahwa sesungguhnya kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? 
Al-Mu’minun (23):115

Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?
Al-Qiyamah (75) : 36

Sesungguhnya hari kiamat akan datang (dan) Aku merahasiakan (waktunya) agar tiap-tiap diri dibalas dengan apa yang diusahakannya.
Thahaa (20) : 15

Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenar-benarnya kehidupan. Kalau mereka mengetahui.
Al-Ankabut (29) : 64

Dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka azab yang pedih.
Al-Israa (17) : 10

Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mu’min, maka mereka itu orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik.
Al-Israa (17) : 19

Keterangan singkat yang diuraikan di atas, sekilas tampaknya sederhana, namun bila kita renungkan baik-baik, makna yang tersirat sangatlah dalam. Pahamilah hal ini dengan baik, karena inilah fundamen yang paling mendasar untuk dapat menemukan/mengerti kebenaran hidup yang hakiki.

Keberadaan Manusia Melalui Suatu Proses

Allah selalu menciptakan sesuatu secara bertahap, yaitu dengan melalui suatu proses yang berkesinambungan. Manusia misalnya, ia diciptakan tidak langsung dewasa. Tetapi melalui proses yang bermulai dari bentuk air, lalu menjadi janin, kemudian ia menjadi bayi, lalu menjadi anak-anak, dan akhirnya menjadi dewasa. Demikian juga engan tanaman. Dimulai dari biji, kemudian timbul tunas, daun dan seterusnya, sampai akhirnya berbunga atau berbuah.

Yang perlu kita sadari dari fenomena ini ialah, baik atau buruknya kualitasmanusia ataupun tumbuhan setelah dewasa nanti, sangat ditentukan oleh proses pemeliharaan atau bekal yang diterimanya dari sejak dini. Kualitas manusia di dunia, ditentukan sejak mulai berada dalam perut ibunya. Si calon ibu ini memakan makanan yang bergizi agar kelak bayinya sehat. Kemudian bayi tersebut diberinya makanan yang baik, serta dilindungi keamanannya supaya menjadi anak yang sehat. Selanjutnya, anak ini dilengkapi dengan gizi dan bekal pendidikan yang cukup, disekolahkan yang tinggi, sehingga pada akhirnya ia menjadi orang.

Tumbuhan pun demikian. Pemeliharaannya dari sejak kecil diberi pupuk, disiram, disiangi, dilindungi dengan anti hama, akan menentukan kualitasnya pada saat ia berbunga atau berbuah nanti.

Demikian pulalah kiranya Allah menjadikan eksistensi manusia di akhirat.

Kualitas manusia di akhirat nanti, akan ditentukan setelah ia melalui proses ujian demi ujian terhadap ketaatannya pada Allah SWT selama hidupnya di dunia. Jadi jelaslah, kualitas kita di akhirat nanti, tergantung pada keberhasilan kita sendiri dalam mengatasi ujian-ujian yang dihadapi, apakah kita mampu selalu taat mengikuti perintah-perintahNya, atau membangkang sebagaimana yang dilakukan iblis ketika diperintahkan sujud kepada Adam.

Barangsiapa taat kepada Allah dan RasulNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga. dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan RasulNya dan melanggar ketentuan-ketentuanNya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan.
An-Nisaa (4) : 14

Tujuan Hidup

Setelah kita memahami apa yang akhirnya akan dituju oleh setiap manusia, serta “kualitas” dari suatu proses, maka yang perlu kita ketahui selanjutnya adalah, apa sebenarnya tujuan hidup manusia di dunia. Kesadaran ini sangat penting. Karena seseorang yang tidak mengetahui untuk apa tujuan hidupnya, maka pastilah ia tidak mengerti siapakah dirinya itu, dan dari mana ia berasal. Akibatnya, ia akan melangkah ke arah yang keliru.

Sebagaimana telah diuraikan, kehidupan di alam dunia sesungguhnya adalah awal kehidupan bagi manusia. Dan awal kehidupan ini sangat penting, karena bukankah awal yang baik akan membuahkan hasil akhir yang baik pula?

Selanjutnya, dengan memperhatikan firman-firman Allah yang telah dikutip sebelum ini, jelaslah tujuan hidup manusia di dunia, pada hakikatnya adalah untuk mencari/mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya bagi kehidupan akhirat. Tingkat manusia di akhirat nanti, akan ditentukan oleh sedikit banyaknya bekal yang dibawa dari dunia. Semakin banyak bekalnya, maka akan semakin tinggi pula tingkat kemuliaannya. Apakah yang dimaksud dengan bekal itu? Jika untuk mencapai kedudukan tinggi di masyarakat kita harus berbekal pendidikan yang cukup, maka untuk mencapai kedudukan yang tinggi di akherat nanti, yang kita perlukan adalah pahala.

Dengan demikian dapatlah dikatakan, kehidupan di alam dunia ini adalah arena untuk mengumpulkan pahala bagi kehidupan akhirat. Semakin banyak pahala yang berhasil kita raih, maka semakin tinggi pula tingkat kita kelak.

Abdullah bin Abbas berkata :


“Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan dunia terdiri atas tiga bagian; sebagian bagi mukminin, sebagian bagi orang munafik, sebagian bagi orang yang kafir. Maka orang mukmin menyiapkan perbekalan, orang munafik menjadikannya perhiasan, dan orang kafir menjadikannya tempat bersenang-senang.”

Senin, 14 November 2016

7 Nasihat Untuk Lelaki


1. PUNCAK dari kemarahan seorang perempuan ialah diam, sebab ia sudah merasa suaranya tidak lagi didengar sehingga lebih baik bungkam dan melakukan pembicaran.

2. Lebih menyakitkan didiamkan oleh perempuan yang kita cintai daripada dicereweti, sebab saat perempuan masih cerewet itu petanda masih peduli untuk menjadikan kita lebih baik lagi dalam membijaksanakan penghidupan.

3. Perempuan tidak mungkin cerewet jika kita mampu mencukupi kebutuhan lahir-batinnya, jadi serupa rambu-rambu lalu lintas, saat perempuan cerewet maka itu sudah lampu kuning agar kita segera berlalu dari jebakan lampu merah kemalasan, menuju lampu hijau ‘tuk menjalani kesuksesan

4. Jangan menafsirkan keluhan perempuan sebagai beban untukmu, justru itu anugerah terbaik yang diberikan Alloh sebagai upaya penyadaran hakikatnya lelaki itu imam rumah tangga yang mestinya setingkat lebih tinggi dalam hal kemantapan pola pikir dan kesabaran

5. Berbahagialah sebab perempuan di sampingmu masih menyediakan suaranya untuk menegurmu ketika ada kekurangan, bukankah itu juga yang dirimu inginkan saat memilihnya menjadi pendamping hidupmu yakni saling menyempurnakan

6. Percayalah, perempuan itu menginginkan lelakinya terus berkembang dalam segala hal, sebab ia tak mau melampaui imam rumah tangganya sehingga saat melihat ada kekurangan dalam diri seorang lelaki, perempuan itu merasa perlu untuk mengambil kebijakan dalam mengingatkan sebelum lelakinya mengalami kegagalan

7. Dari itu kepada kaum lelaki, mari berpikir dewasa bahwa bukan hanya kita yang bertanggungjawab untuk mengarahkan perempuan menjadi lebih baik, tetapi juga perempuan juga memiliki hak untuk menyemangati dengan caranya sendiri dan tak jarang melalui kecerewetan, sehingga lelaki merasa tertampar harga dirinya untuk kemudian lebih fokus menata masa depan.

Belajar Takwa ~ Diam adalah Emas



FILOSOFI DIAM DAN BERBICARA

Ø   Alangkah indahnya DIAM, bila BICARA dapat menyakiti orang lain.
Ø   Alangkah terhormatnya DIAM, bila BICARA hanya untuk merendahkan orang lain.
Ø   Alangkah bagusnya DIAM, bila BICARA hanya berakibat terhinanya orang lain.
Ø   Alangkah cerdiknya DIAM, bila BICARA dapat menjerumuskan orang lain.
Ø   Alangkah bijaknya DIAM, bila BICARA hanya untuk merugikan usaha orang lain.

AKAN TETAPI :

Ø  Betapa dahsyatnya BICARA, bila DIAM dapat mengakibatkan celakanya orang lain.
Ø  Betapa saktinya BICARA, bila DIAM dapat menjadikan ruginya orang lain.
Ø  Betapa hebatnya BICARA, bila DIAM dapat membuat tidak sadarnya kesalahan yang terus dilakukan orang lain.
Ø  Betapa pentingnya BICARA, bila DIAM dapat mengakibatkan semakin bodohnya orang lain.

MAKA  DAPATKANLAH HIKMAHNYA

ü  Bila kita harus DIAM dan bila kita harus BICARA, sebab keduanya sama-sama dapat menimbulkan akibat.
ü  Betapa TAJAMnya kata2 kita saat kita marah dan betapa TEDUHnya kata2 kita saat kita sedang senang hati.

KARENA DIAM ADALAH EMAS, BERBICARA ADALAH MUTIARA DAN HIKMAT LEBIH BERHARGA DARIPADA PERMATA

"Tidak baik berdiam diri tentang sesuatu yang diketahui dan tidak baik berbicara tentang sesuatu yang tak diketahui."

~ Imam 'Ali bin Abi Thalib AS ~

Minggu, 13 November 2016

Belajar Takwa ~ Hidup adalah Anugerah



Hidup adalah Anugerah yang patuh kita syukuri, berbagai nikmat begitu banyak kita rasakan, siapa pemberinya?
ALLOH... Alloh pencipta kita, Alloh penguasa kita, Alloh sesembahan...

“Hanya kepadaMu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami meminta pertolongan”. (QS. Al-Fatihah:5).

Kita hanya menyembah hanya kepada Alloh, maka meminta pertolongan juga hanya kepada Alloh.

Aisyah r.a. berkata:  “Mintalah kepada Alloh segala sesuatu, sampai-sampai tali sandal putus, karena sesuatu yang tidak diberi kemudahan oleh Alloh tidaklah berjalan dengan mudah.” (HR. Abu Ya’la)

Jika makhluk sering diminta akan marah (karena memiliki banyak kekurangan), sebaliknya Alloh Yang Maha Kaya akan murka jika seseorang hamba tidak meminta kepadaNya.

“Barang siapa yang tidak meminta kepada Alloh, Alloh murka kepadanya.” (H.R at Tirmidzi)

“Tidaklah seorang muslim berdoa dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturrahim, kecuali akan diberikan kepadanya salah satu dari 3 hal: bisa jadi Alloh akan kabulkan doanya (di dunia), atau Alloh palingkan (jauhkan) darinya keburukan yang setara dengan hal yang diminta, atau Alloh simpan sebagai perbendaharaan pahala semisalnya di akhirat. Para Sahabat berkata: Wahai Rosululloh, kalau demikian kami akan memperbanyak (doa), Rosul bersabda: Alloh lebih banyak lagi (mengabulkan).” (H.R.Tirmidzi)

Di dalam riwayat hadits yang lain, Rosululloh saw bersabda:

“Kenalilah Alloh di masa lapang (senang), niscaya Alloh akan mengenalimu di masa engkau menghadapi kesulitan”. (HR. Bukhori).

Makna hadits tersebut adalah: ingatlah selalu Alloh, banyak bersyukur terhadap nikmat-nikmatnya dengan menolong agama Alloh, dan banyak berdoa di masa-masa kita mendapatkan kelapangan hidup, niscaya di saat kita mengalami kesusahan dan kesempitan Alloh akan mengenali kita dan menolong kita.

“Barang siapa yang senang (ingin) Alloh kabulkan doanya di masa kesulitan dan genting, hendaknya memperbanyak doa (ketika) di masa lapang.” (H.R. Tirmidizi)

Seperti Nabi Yunus yang di masa susah (dalam perut ikan) berdoa kepada Alloh, Alloh pun kemudian memberi jalan keluar baginya. Hal itu dikarenakan dulunya saat hidup di daratan (di masa lapang) Nabi Yunus begitu setianya menolong agama Alloh, sehingga Alloh selamatkan ia ketika kesulitan, sehingga tidak sampai mati di dalam perut ikan.

“Kalaulah ia tidak termasuk orang yang dulunya banyak bertasbih, niscaya ia akan tetap tinggal di perutnya (hiu) hingga hari dibangkitkan". (QS.As-Shoffaat:143).

Semoga kita termasuk orang yang bersyukur dan berbakti hanya kepadaNya...

Belajar Taqwa ~ Hidup adalah pilihan



Sebagai pengingat pada diri kita semuanya akan makna dari hidup. Kita sering mendengar kata-kata mutiara tentang hidup,.. "Hidup adalah Perjuangan", "Hidup adalah Pilihan" dll, lantas seperti apa kita melihat tentang hidup itu? Seperti apa memilih hidup yang benar itu?

Perjalanan Hidup kita ini ibarat sedang berkendara di jalan raya.. kadang lancar, kadang macet bahkan penuh dengan resiko.. jika tidak hati-hati, tidak awas dan waspada maka kecelakaan senantiasa menanti. Begitu juga hidup didunia, kadang susah, kadang senang, kadang diberi kelapangan kadang diberikan kesempitan. Hal itu sudah pasti terjadi, tidak bisa di pungkiri..

Suatu perjalanan akan berakhir ditempat tujuan, jika kita melakoni perjalanan itu dengan hati-hati.. jika tidak, bisa jadi tidak sampai ditempat tujuan tapi berakhir di tempat yang tidak kita ingini, bisa dirumah sakit, bisa dikantor polisi, bahkan bisa berakhir dikuburan.. begitu jg hidup kita didunia ini, kemanakah tujuan kita sebenarnya? Dimanakah kita ingin mengakhiri perjalanan ini? Jika tidak jelas tujuannya, maka tidak jelas pula kita untuk menjalani hidup ini mau seperti apa. Salah tujuan juga akan menyebabkan akhir yang menyakitkan.. jika kita jujur, kita ditanya hendak dibawa kemana hidup kita ini?, pastilah tidak ada seorang pun yang menginginkan hidup ini sengsara,  pastilah ingin berakhir dengan kebahagiaan, berakhir di syurganya Alloh.

Dulur dulur.. ketika kita sedang berkendara di jalan raya, kita sering melihat banyak rambu-rambu lalu lintas, pembatas jalan, lampu merah, penunjuk arah.. bayangkan bagaimana jika itu semua tidak ada? Tentu yang akan terjadi adalah kekacauan dimana-mana, kecelakaan bahkan mungkin kehancuran dimana-mana.. sudah ada rambu-rambu itu saja kemacetan dan kecelakaan masih terjadi bagaimana jadinya jika tidak ada? Tak bisa dibayangkan.. semua orang pasti akan seenaknya, sesuka hatinya membawa kendaraannya... ketika rambu ada, tapi kecelakaan masih terjadi maka penyebabnya adalah manusia sendiri yang tidak mentaati peraturan tersebut.

Begitupun dengan hidup ini.. kekacauan, kecelakaan dan kehancuran pasti akan terjadi jika aturan hidup tidak di taati.. aturan menjadi batasan agar kita tidak keluar jalur, petunjuk menjadi penuntun agar kita tidak tersesat dan sampai kepada tujuan.. jika tujuan kita adalah Surga maka yang bisa menghantarkan ke sana adalah petunjuk dan aturan dari pemilik Syurga itu, bukan yang lain-lain..

Itulah quran..

Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah. (Qs. 13:37)

Maka tidaklah mungkin jika mengharapkan ridho nya Alloh jika hidup tidak diatur dengan quran. jangankan tidak diatur oleh quran, diatur tidak seluruhnya pun/setengah-setengah/sebagian diatur quran sebagian tidakpun tidak akan pernah sampai kepada ridhonya Alloh...

Dulur.. terkadang, jika dijalan raya kita akan mematuhi rambu jika ada polisi yang menjaga, karena takut ditilang.. tapi jika tidak ada maka kita bisa seenaknya.. begitu jg hidup didunia, karena merasa tidak ada yang melihat, tidak ada yang mencatat maka kita pun seenaknya pula mengerjakan sesuatu dengan sekehendak hati.. tidak sadar ada yang melihat, tidak sadar bahwa setiap saat ada yang mencatat setiap perbuatan..

Sadarlah... banyak jalan menuju roma, tapi jalan ke syurga hanya satu yang sarat dengan aturan.. aturan yang dengan kasih sayangnya bermaksud menyelamatkan.. tidak ada jalan lain.. 
Waspadalah dengan rayuan syetan yang akan senantiasa menyesatkan setiap orang yang sedang melakukan perjalanan...

Waspadalah.. waspadalah.. waspadalah..
 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT