Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Selasa, 22 November 2016

Cara kita memandang kehidupan



Bagaimana cara kita memandang kehidupan ini ditentukan oleh seberapa luas pengetahuan yang kita miliki dan seberapa dalam kita memaknai pengalaman hidup yang kita lewati. Pandangan hidup itulah yang menentukan apa yang kita yakini dan dan apa yang kita perbuat.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ’anhu, ia berkata: “Rasululloh shallallohu alaihi wasallam pernah berkhutbah, dan saya belum pernah mendengarnya sama sekali. Beliau bersabda: “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan pasti akan banyak menangis.” Anas berkata: “(Tatkala mendengar khutbah yang demikian) para sahabat Rasululloh shallallohu alaihi wasallam menutupi muka mereka sambil menangis terisak-isak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pesan Rosullloh tersebut menjadi bahan renungan bagi kita bahwa terdapat makna yg mendalam mengenai kehidupan setelah kematian dan kehidupan yang saat ini kita jalani. Pengetahuan mereka yang mendalam, pengalaman spritual yang berkesan dan keyakinan yang menghujam membuat para sahabat menangis terisak-isak setelah mendengarnya padahal mereka ahli ibadah dan mereka telah banyak berkarya untuk islam.
Lalu bagaimana dengan kita? apakah ilmu pengetahuan dan amalan yang yang kita kerjakan sampai dengan hari ini telah melahirkan pandangan yang benar mengenai kehidupan ini dan kehidupan setelah kematian?apakah dengan itu semakin menghujam keyakinan kita dan bergetar hati kita hingga melahirkan kesungguhan?
Al-Hasan Al-Bashri rahimahulloh berkata: “Umar bin Khoththob radhiyallahu anhu terkadang suka menghidupkan api pada suatu malam, kemudian Umar mendekati api tersebut dan mendekatkan tangannya ke api tersebut, kemudian Umar berkata kepada dirinya sendiri, “Wahai Ibnu Khoththob, apakah kamu mampu bersabar di atas api (dunia) ini?” Itulah yang dilakukan oleh kholifah Umar untuk merenungi hakikat kehidupan. Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab. Mungkin itulah yang membuatnya selalu menangis disetiap malamnya dan selalu bersemangat disiang harinya dengan penuh kesungguhan untuk mentaubati semua dosanya dan meningkatkan kualitas setiap amalnya.
Lalu bagaimana dengan kita?
Ya Alloh, adakah hari milikmu tersisa bagi kami..hingga kami dapat mentaubati semua dosa masa lalu kami dan memperbaiki setiap amal soleh yg dapat menyelamatkan kami di hari perhitungan..
Semoga dengan renungan ini, Alloh menggugah hati kita agar bersemangat untuk memperdalam ilmu langit maupun ilmu bumi, belajar dari setiap pengalaman agar kita memiliki pandangan yang benar akan kehidupan ini sehingga melahirkan keyakinan yang menghunjam, langkah yang mantap untuk segera mentaubati setiap kesalahan, memperbaiki setiap amalan dan meningkatkan kualitas amal soleh yang sudah dilakukan.

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT