Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Rabu, 28 Februari 2018

Al Muqiit - Maha Menjaga, Maha Pemberi Kecukupan



Sumber Perlindungan Terbaik Bayi

Ketika bayi baru lahir, tidak mungkin ia langsung diberi makanan padat. Alhamdulillah, Alloh sudah menciptakan ASI (Air Susu Ibu) untuk zat makanan si bayi.

ASI memiliki kandungan gizi terbaik sehingga menjadi sumber makanan terbaik bagi bayi. ASI diberikan terutama pada awal bulan pertama bayi sampai usia 2 tahun. ASI meningkatkan daya tahan bayi dan ibunya terhadap berbagai penyakit.

Selain itu, ASI memiliki beberapa keistimewaan: memiliki unsur-unsur peningkat kekebalan tubuh, mengandung unsur anti bakteri, mudah dicerna, dan tahan disimpan juga dalam jangka waktu tertentu.

Alloh yang menjaga dan memelihara seluruh ciptaan-Nya. Sehingga Alloh memiliki nama indah Al Muqiit. Yaitu Maha Menjaga.

Alloh SWT berfirman:

مَنْ يَّشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَّكُنْ لَّهٗ نَصِيْبٌ مِّنْهَا   ۚ  وَمَنْ يَّشْفَعْ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَّكُنْ لَّهٗ كِفْلٌ مِّنْهَا   ۗ  وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ *مُّقِيْتًا*

"Barang siapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian dari (pahala)nya. Dan barang siapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang buruk, niscaya dia akan memikul bagian dari (dosa)nya. Alloh adalah Muqiit atas segala sesuatu."
QS. An-Nisa' (4)/85

Selasa, 27 Februari 2018

Al Ghaffaar - Maha Pengampun



Nabi Yunus bin Matta keturunan Bunyamin bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim, diutus Alloh SWT untuk berdakwah ke kota Ninawa-Irak. Kaum Ninawa adalah kaum yang sangat keras kepala, penyembah berhala dan suka melakukan kejahatan.

Nabi Yunus berulang-ulang kali memperingatkan kaum Ninawa, namun mereka tidak mau berubah, mereka menyepelekan Nabi Yunus yang bukan penduduk asli. Nabi Yunus kemudian meninggalkan kaum tersebut dengan marah padahal Alloh belum mengizinkannya.

Nabi Yunus naik perahu. Perahu terkena badai dan harus ada penumpang yang dibuang ke laut untuk mengurangi beban, dan Nabi Yunus yang terpilih. Nabi Yunus kemudian ditelan Paus. Nabi Yunus bertobat dan banyak berdzikir.

Alloh mengampuni Nabi Yunus dan memberikan kesempatan dakwah berikutnya.

"Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka sekiranya dia tidak termasuk orang yang banyak berzikir (bertasbih) kepada Alloh, niscaya dia akan tetap tinggal di perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit. Kemudian Kami lemparkan dia ke daratan yang tandus, sedang dia dalam keadaan sakit. Kemudian untuk dia Kami tumbuhkan sebatang pohon dari jenis labu. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu (orang) atau lebih. Sehingga mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu tertentu." QS. As-Saffat (37)/ 142-148

Alloh Maha Pengampun terhadap hamba-hamba Nya yang bertobat, sehingga Alloh memiliki nama Al-Ghofaar (Maha Pengampun)

Alloh SWT berfirman:

وَاِنِّيْ *لَـغَفَّار*ٌ لِّمَنْ  تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًـا ثُمَّ اهْتَدٰى

"Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman, dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk."
QS. Ta-Ha (20)/82

Ar Razzaaq - Maha Pemberi Rejeki



Thalhah bin Ubaidillah adalah salah seorang dari tombak kembar pelindung Rosululloh yang dijuluki Syahid yang Hidup.
Rosululloh bersabda,
“Barangsiapa yang ingin melihat syahîd yang masih berjalan di muka bumi maka hendaklah dia melihat Thalhah bin Ubaidillah.”

Thalhah itu kaya raya. Kekayaannya didapatkan dari kecerdikannya berjualan.
Awalnya sejak muda ia belajar dengan ikut kafilah dagang Abu Bakar ra.
Kemudian, ia  berjualan pakaian. Ia menemukan peluang ketika melihat masyarakat Bushro memproduksi pakaian yang sangat berkualitas dengan harga murah.
Ia kemudian membelinya dan menjualnya di Mekkah.
Dagangannya laku dan menjadi tonggak kejayaan imperium dagang Thalhah.

Harta kekayaan Thalhah sering dipakai untuk mendukung perjuangan Rosululloh.
Bahkan kepiawaiannya menyebabkan ia diutus menjalankan misi rahasia Dien Islam di bidang ekonomi, persis saat perang Badar berlangsung.

Alloh memberikan hal-hal yang bermanfaat kepada semua makhluk-Nya. Alloh adalah sumber rezeki semua makhluk. Sehingga Alloh memiliki nama indah Ar Rozzaq, yaitu Maha Pemberi Rezeki.

Alloh SWT berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِيْنُ

"Sungguh Alloh, Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh."
QS. Az-Zariyat (51)/58

Minggu, 25 Februari 2018

Al Khobiir - Maha Mengetahui



Definisi “Al-Khobiir”

Secara bahasa, Al-Khobiir diambil dari mashdar al-khibru, al-khubru, al-khibrah, al-khubroh, al-makhbarah, dan al-mukhbarah, yang semuanya berarti pengetahuan terhadap sesuatu.
Sedangkan al-Khobiir adalah yang mengetahui sesuatu itu.

Sedangkan definisi yang disebutkan oleh para ulama adalah Dzat yang mengetahui hal-hal yang mendetail pada segala sesuatu, Dzat yang ilmu-Nya sampai pada tingkatan meliputi perkara-perkara batin dan yang tersembunyi, sebagaimana ilmu-Nya juga meliputi perkara-perkara yang tampak.

Alloh Ta’ala berfirman,
”Sejatinya yang menciptakan itu sangat mengetahui. Dan Dia adalah yang Maha Lembut dan Maha Mengetahui.”
QS. Al-Mulk (67)/14

Al-Khobiir Yang mengetahui mata-mata yang khianat dan juga perkara-perkara yang disembunyikan dalam dada.
Dan Dia Maha Mengetahui terhadap jiwa yang memiliki dada.

Ketika menafsirkan nama Alloh Al-Khobiir pada surah Al-An’am ayat 18, Syekh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata,
”Ia adalah yang menyingkap pengetahuan terhadap hal-hal yang bersifat rahasia, apa-apa yang ada dalam hati, dan perkara-perkara yang tersembunyi.”

Imam Ibnu Jarir rahimahullah berkata dalam kitab tafsir beliau,
”Al-Khobiir adalah Yang Mengetahui maslahat dan mafsadat segala sesuatu, tidak tersembunyi darinya akibat dari segala urusan.”
Perbedaan antara Al-‘Alim dengan Al-Khobiir, Al-‘Alim dan Al-Khobiir sama-sama berarti yang mengetahui.
Akan tetapi dari sisi objek, keduanya memiliki perbedaan.
Al-‘Alim berasal dari kata al-‘ilmu, sedangkan Al-Khobiir berasal dari kata al-khibrah.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan al-‘ilmu itu zhahir (bagian luar dari pengetahuan), sedangkan al-khibrah merupakan batin (bagian dalam yang tersembunyi).
Dan merupakan kesempurnaan ilmu adalah ketika mampu menyingkap al-khibrah tersebut.
Dengan begitu al-khibrah merupakan bagian dalam dari ilmu serta kesempurnaannya.”

Dan diantara kesempurnaan Alloh ‘Azza wa Jalla adalah memiliki dua nama ini sekaligus, Al-‘Alim dan Al-Khobiir.

Letak keindahan nama Alloh “Al-Khobiir”
Telah disebutkan diatas, bahwa “Al-Khobiir” merupakan salah satu nama Alloh Ta’ala.
Dan Alloh Ta’ala telah menegaskan bahwa nama-nama yang dimiliki-Nya adalah nama-nama yang memiliki keindahan.

Alloh Ta’ala berfirman,
”Dan Alloh itu memiliki nama-nama yang maha indah. Maka berdoalah kalian dengan nama-nama itu.”
QS. Al-A’raf (7)/180

Sedangkan diantara letak keindahan pada nama Alloh “Al-Khobiir” adalah pada dua segi, kandungan dan lafal.
Letak keindahan dari Al-Khobiir dari segi kandungannya adalah padanya terkandung sifat pengetahuan yang sangat sempurna.
Dan kesempurnaan sifat tersebut bersifat mutlak dari berbagai sisi. Pengetahuan-Nya tidak didahului dengan kebodohan, tidak ternodai dengan kelupaan, dan tidak pernah berkurang ataupun hilang.

Pada nama Al-Khobiir, terdapat kelaziman penetapan sifat-sifat lain (selain al-khibrah) bagi Alloh. Diantaranya adalah:
1. Al-‘ilmu (mengetahui)
2. Al-hayat (hidup)
3. As-sam’u (mendengar)
4. Al-bashar (melihat)

Pengaruh nama Alloh “Al-Khobiir” dalam ibadah
Ketika seorang muslim telah mengetahui bahwa Alloh Ta’ala itu Al-Khobiir dan memahami maknanya dengan benar, maka ini akan memberikan efek positif dalam ibadahnya.

Diantara efek positif tersebut adalah:
1. Menumbuhkan rasa muraqabatulloh (merasa diawasi Alloh) yang sempurna dalam jiwa seorang hamba.
Karena ia mengetahui bahwa Alloh Ta’ala itu Maha Mengetahui segala perbuatan dan dosa-dosanya.

2. Menumbuhkan pada jiwa seorang hamba keinginan untuk menyucikan hati dari berbagai penyakit hati berupa hasad/iri, riya’ (ingin amalannya dilihat orang lain), kemunafikan, dan yang lainnya.

3. Menumbuhkan rasa takut kepada Alloh Ta’ala.
Karena Alloh Ta’ala melihat dan mengetahui segala sesuatu yang ada pada batinnya, sehingga ia menjaga lisannya dari berbuat bohong, ghibah, adu domba, dan yang lainnya.
Dan ia juga akan menjaga anggota tubuhnya dari berbuat jahat kepada orang lain.

Godaan Setan Terhadap Pembaca Al Quran



Iblis telah bersumpah atas nama Allah untuk menyesatkan manusia dan menggiring mereka ke neraka. Ia tidak akan membiarkan generasi umat ini mewariskan Al Quran kepada generasi selanjutnya. Ia tidak ingin keimanan mereka tumbuh agar mereka mudah tergoda, tidak ingin mereka berada di jalan yang lurus, dan tidak ingin mereka masuk surga.

Iblis sudah mengetahui betapa hebat pengaruh Al Quran terhadap generasi sahabat Rasulullah saw. Jika hal itu juga terjadi pada generasi selanjutnya (dan umat ini secara keseluruhan) jelas akan mempersulit langkah iblis menggoda umat. Sementara, iblis sama sekali tak mungkin merekayasa Al Quran, sebab Allah sendiri yang menjamin akan menjaganya.
Allah berfirman, Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Quran, dan sungguh Kami pula yang akan menjaganya. (QS Al Hijr: 9).
Lalu, apa yang dilakukan setan terhadap Al Quran?!
Setan melancarkan aksinya sedikit demi sedikit. Pelan-pelan, ia menjauhkan umat Islam dari Al Quran. Pun jika ada yang berinteraksi dengannya, itu pada hal-hal yang tidak substantif. Al Quran hadir di tengah umat dalam bentuk mushaf, namun nilai-nilainya hilang tanpa berbekas. Umat tidak menyadari jika Al Quran sesungguhnya telah tersisih dalam kehidupan mereka.
Mushaf Al Quran dijumpai di mana-mana. Ayat-ayatnya berkumandang di mana-mana. Tak terhitung lembaga yang telah berhasil mencetak puluhan ribu para penghafal Al Quran. Sepanjang bulan Ramadhan, umat Islam rajin membacanya, berlomba-lomba mengkhatamkannya sebanyak mungkin untuk mendapatkan kebaikan dan pahalanya.
Itulah yang terjadi di tengah-tengah umat saat ini. Umat lebih menaruh perhatian kepada mushaf, bacaan dan hafalan Al Quran. Ketika ada seruan untuk kembali kepada nilai-nilai hakiki Al Quran, tidak ada respon dari mereka. Mereka tuli. Bahkan, dengan bangga mereka berkata, Apalagi yang harus kami lakukan terhadap Al Quran setelah apa yang sudah kami lakukan sekarang? Bukankah jerih payah dan usaha keras kami sudah cukup?
Tipu Daya Iblis
Setan benar-benar telah berhasil membuat umat Islam secara pelan-pelan berpaling dan tak lagi mau memetik manfaat Al Quran. Itu tidak terjadi hanya dalam sehari, tetapi melalui proses dan telah berlangsung berabad-abad hingga sampai ke masa kita sekarang ini.
Yang dijadikan pintu masuk tipu daya setan adalah kebodohan dan hawa nafsu. Dari dua pintu itu muncul pintu-pintu lain yang mengantarkan seseorang ke tujuan yang diinginkan setan.
Sebenarnya setan tidak mempunya kekuatan langsung atas diri manusia. Kekuatan setan akan berpengaruh hanya jika bertemu hawa nafsu atau kebodohan. Buta terhadap hakikat dan tujuan Al Quran adalah pintu besar tempat setan masuk untuk membujuk dan memperdayai manusia.
Pintu-pintu yang merupakan cabang dari dua pintu utama di atas -kebodohan dan hawa nafsu- sungguh tak terhitung jumlahnya. Semua menuju satu titik: membuat manusia berpaling dan tidak memetik manfaat hakiki Al Quran.

Sabtu, 24 Februari 2018

Do'a



Setiap kali kita sehabis sholat kita selalu berdoa:

“Robbana Atina Fiddun-ya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa kina adzabannar”
artinya:
"Ya Robb kami...
berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka". QS. Al Baqoroh (2)/201

Doa adalah permohonan atas keinginan yang belum tercapai, berarti jika seseorang berdoa berarti dia menginginkan sesuatu yang belum tercapai.
Doa ini kita panjatkan ke pada Alloh yang Maha Agung, karena hanya Dia lah yang mampu memberikan apa yang kita minta...
Untuk mendapatkan apa yang kita minta itu, Alloh mensyaratkan usaha yg dilakukan hamba Nya agar permintaan nya itu dikabulkannya..

Setiap doa (permintaan)  itu tidak akan terwujud tanpa ada usaha yang dilakukannya...
Terkadang kita tidak paham dengan doa yang kita maksud.. mungkinkah seseorang yang meminta sesuatu tapi dia tidak paham dengan yang dia minta?

Pada doa di atas ada 3 permintaan yang kita sampaikan kepada Alloh, yang pertama, kita memita kepada Alloh tentang kebahagiaan di dunia,
Yang kedua, kita meminta kebahagiaan di Akhirat,
yang ketiga, kita meminta dijauhkan dari Adzab neraka.

Kalau kita perhatikan, ternyata kita meminta kepada Alloh dunia 1 kali dan meminta akhirat 2 kali, artinya kita menginginkan urusan akhirat itu lebih banyak dari pada urusan dunia.

Memang urusan kbahagian di Akhirat itu harus kita ingini lebih daripada kebahagiaan di Dunia, karena akhirat itu lebih baik daripada dunia sebagaimana firman Alloh dalam Al-Quran:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka.
Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa.
Maka tidakkah kamu memahaminya?
QS. Al An'am (6)/32

Tetapi apa yang salah? Terkadang permintaan tidak sebanding dengan usaha..
kita mengingini kebahagiaan akhirat lebih banyak dari kbahagian di dunia,
kita meminta kepada Alloh diberikan kebahagiaan di akhirat lebih banyak dari pada kbahagian di dunia, tetapi usaha yang kita lakukan terkadang terbalik..
usaha untuk mendapatkan kbahagian kehidupan di dunia lebih banyak daripada usaha untuk mendapatkan kbahagian dan keselamatan di akhirat. Tidak hanya mengusahakannya bahkan kita terikat dengan dunia ini, apapun yang berkaitan dg urusan dunia snantiasa kita penuhi, tapi permintaan Alloh agar manusia bahagia selamat di akhirat seringkali diabaikan, tidak disegerakan bahkan mungkin dilupakan..

Bagaimana mungkin permintaan akan dikabulkan jika usaha yang ditunjukan tidak sepadan..?

Jika begitu keadaanya, berarti kita tidak serius menginginkan kbahagian dan keselamatan di Akhirat itu,
Berarti kita tidak sungguh sungguh menginginkan kebahagiaan dan keselamatan di Akhirat itu..
Bukankah sudah jelas firman Alloh  dalam Al-Quran:
“Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan;
dan Alloh sangat cepat perhitungan-Nya.”
QS. Al Baqoroh (2)/202

Apa yang diminta itulah yang akan didapatkan, dengan syarat yang diminta selaras dengan yang diusahakan,
jika tidak selaras maka itu hanyalah sebuah angan angan belaka...

Dunia memang dijadikan indah pada pandangan kita,
tetapi tidakkah yg dijanjikan Alloh lebih indah?

Dunia tidak menjanjikan Apa apa, yang dijanjikannya hanyalah kebinasaan, tdk kekal, hanya fatamorgana, stelah terkumpul, tdk dinikmati nya, kmudian ditinggal mati.

Alloh menjanjikan kebahagiaan di Dunia dan kbahagian di Akhirat, janji Alloh itu pasti adanya..

Apa yang menghalangi kita untuk meyakini hal itu?

Hidup di Dunia ini terbatas sgala sesuatu nya, sadarkah kita setiap hari yang kita lalui, setiap memanjangnya helai rambut, setiap memanjangnya keping kuku berarti berkurangnya jatah hidup kita di Dunia?

Begitulah dunia memperdayakan kita, menjauhkan kita akan kecintaan kepada Alloh rosulNya dan kbenaran kbenaran akan janji Nya...
Jika kita tidak merubah, orientasi hidup kita,
Jika kita tidak merubah, arah tujuan hidup kita yg sesungguhnya saat ini, belum tentu perubahan itu akan hadir esok hari.

Jika kita tidak merubah dari niat tidak mungkin akan lahir perubahan sikap perilaku usaha yang akan menghantarkan kepada yg diniatkan itu.

Jika kita tidak merubah segalanya sesuatu nya pada diri kita utk mjadi lbh baik..
Lalu siapa yang akan merubahnya?

Mulailah dari diri sendiri,
Mulailah dari yg tdk terlihat, yaitu niat..
Mulailah dari yang kecil,  mulailah saat ini…

Semoga bermanfaat...

Mencintai Karena Alloh



Seorang anak yang sedang puber bertanya kepada ibunya, Bu, seorang laki-laki atau perempuan yang saling mencintai karena Alloh itu yang bagaimaa?
Ibunya menjawab, “Nak, sesungguhnya saling mencintai antara laki-laki dan perempuan adalah fitrah, suci dan merupakan sunnatulloh atau kehendak Alloh.

 Kata pujangga, “Cinta itu letaknya dihati, meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali, ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan.

Sungguh cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih menjadi emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat dan kemarahan menjadi rahmat.

Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dahsyatnya sebuah cinta”.

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat orang sehat menjadi sakit, orang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya disambut oleh para pencinta palsu.

 Cinta yang tidak dilandasi karena Alloh, itulah para pencinta dunia, harta, tahta dan wanita.

Dia lupa akan cinta Alloh, cinta yang begitu agung, cinta yang begitu murni, cinta yang mulia dan cinta yang suci, karena bermuara dari Sang Pemilik Cinta Abadi, Dia-lah Alloh Rabbul Izzati”
Ibunya melanjutkan, “Karena cinta itu datangnya dari Alloh, maka kita harus menjaga kesucian cinta itu, yaitu mencintai segala sesuatu karena Alloh, kalau Alloh mencintai sesuatu maka kitapun harus mencintainya dan kita harus membenci sesuatu karena Alloh membencinya, itulah yang dikatakan “Mencintai Karena Alloh”
Ibunya membacakan sebuah hadist,
“ Sesungguhnya ikatan keimanan yang paling kuat adalah engkau mencintai karena Alloh dan engkau membenci juga karena Alloh”.

Kalau engkau mencintai karena Alloh maka engkau akan mencintai seperti Billal, walaupun kulitnya hitam legam dan tidak tampan.

Tapi dia adalah calon penghuni Surga dan engkau tidak akan menikah atau tidak mau dinikahkan dengan seorang yang tampan karena Alloh tidak menyukai orang itu, walaupun engkau menyukai ketampanannya.

 Juga dalam firman-Nya :

Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Alloh mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.
(QS. Al Baqarah , 2:216)

Cinta yang tidak dilengkapi rasa ketaqwan kepada Alloh, akan memunculkan cinta buta.

Sebagaimana yang sering dikatakan orang “Love is blind, cinta adalah buta”.

 Adapun yang membuat cinta itu buta adalah jika kita mencintai seseorang karena hal-hal yang bersifat duniawi, karena harta, tahta, kedudukan, jabatan, ketampanan dan yang sejenisnya.

Cinta macam ini hanya bisa bertahan jika penyebabnya masih ada.

Jika seseorang mencintai dikarenakan ketampanan, maka, bagaimanakah jika orang tersebut tidak tampan lagi? Sebaliknya, cinta itu tidak buta, alias melek-melihat, jika dilandasi iman dan rasa taqwa kepada Alloh SWT.

Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki cinta yang murni, tulus dan abadi dari seseorang, tentu kita memerlukan penyebab yang membuatnya demikian.

Dalam suatu hadits dikatakan, bahwa seorang laki-laki menikahi seorang perempuan itu karena empat hal, yaitu:

(1) karena kecantikannya,

(2) karena kekayaannya,

(3) karena keturunannya, dan

(4) karena ketaqwaannya.

 Maka ambillah yang keempat, yaitu karena ketaqwaannya, karena itu akan menjamin hidupnya.
Jika engkau ingin mencari cinta yang abadi, cintailah seseorang dikarenakan keimanannya. Ada pepatah mengatakan: “Engkau dapat membeli makanan tetapi engkau tidak dapat membeli selera, engkau dapat membeli sebuah rumah tetapi engkau tidak dapat membeli ketentraman dalam keluarga”.

Ini dapat diartikan bahwa cinta tidak dapat dibeli, karena cinta sebenarnya datang dari Alloh. Bahkan jika engkau adalah orang terkaya di dunia, engkau tidak bisa membeli cinta. Sebagai contoh, jika engkau memberikan kepada seseorang banyak hadiah yang mahal, maka apakah orang tersebut akan mencintaimu? Tidak.

Orang tersebut hanya mencintai hadiah dan kekayaanmu saja.

Engkau dapat membeli makanan apa saja yang bisa kamu beli, akan tetapi makanan yang paling enak sekalipun akan terasa tidak enak jika kamu tidak punya selera makan.

“Rumah” adalah tempat dimana hatimu berada, tempat membesarkan keluargamu, tempat dimana orang-orang yang engkau cintai berada, tempat dimana engkau bisa benar-benar nyaman, untuk mengistirahatkan badan dan jiwamu, tempat dimana engkau untuk sementara lepas dari dunia yang kejam. Rumah tidak bisa disebut “rumah”, jika engkau tidak bisa menemukan ketenangan, kedamaian dan keamanan didalamnya.

Dan engkaupun harus paham bahwa yang memberikan kebahagian di Dunia dan Akhirat adalah Alloh, bukan ketampanan, keturunan atau kekayaan”. Ibunya memegang pundaknya dengan penuh kasih sayang, “Bila engkau sudah bisa mencintai karena Alloh, maka Alloh akan mencintaimu, bila Alloh mencintaimu, maka apapun akan engkau dapatkan, apalagi cinta dan kasih sayang seperti yang dijanjikan-Nya didalam Al Quran surat Ar Rum ayat 21:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya engkau cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.
(QS. Ar Rum, 30:21)

Cinta karena Alloh adalah cinta sejati, rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharapkan imbalan apapun dan dari siapapun kecuali imbalan yang datang dari Alloh dan diridhoi-Nya.

Cinta juga merupakan suatu identitas iman, karena kita mencintai sesuatu atau seseorang karena Alloh mencintainya.

Cinta sejati bukanlah mengenai hal-hal yang bersifat duniawi semata.

 Cinta sejati berasal dari hati nurani dan cinta sejati haruslah tulus dan ikhlas.

 Cinta yang berasal dari hati nurani akan selalu ada walaupun salah satu pihak tidak cantik lagi, tidak tampan lagi dan tidak kaya lagi.

 Akhirnya anaknya menjawab, “Subhanalloh indah sekali saling mencintai karena Alloh itu ya bu…
Semoga saya bisa merasakannya”.

Ibunya menjawab, “Engkau pasti akan merasakan cinta yang seperti itu bila keimananmu semakin hari semakin meningkat karena bertaqwa kepada-Nya”.

Al 'Aliim - Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)



Alloh SWT mengharamkan daging babi dan daging hewan yang disembelih tidak dengan nama Alloh.
Alloh mengharamkan sesuatu karena mengetahui keburukan yang ada di dalamnya. 🐖

Kanker adalah penyakit yang sampai saat ini belum dapat diatasi oleh manusia sepenuhnya, kanker termasuk penyakit mematikan. Manusia masih terus meneliti tentang kanker dan cara menyembuhkannya.

Pada tahun 2015, WHO mengumumkan hasil
penelitian para ahli. Peneliti menemukan banyak penderita kanker yang ternyata memiliki riwayat makan daging merah yang banyak. Secara statistik terbukti adanya hubungan kanker dengan makan daging. Namun, peneliti tidak mengetahui dengan pasti bagaimana mekanisme makan daging tersebut dapat memicu kanker. Penelitian yang memberikan hasil serupa berjumlah ribuan.

Karena belum sepenuhnya dipahami, WHO tidak melarang makan daging, namun memberikan rekomendasi untuk mewaspadai konsumsi daging, karena diduga kuat bersifat karsinogenik (pemicu kanker).

Sayangnya penelitian2 yang dilakukan oleh para 'ahli' tersebut tidak menelusuri apakah jenis daging yang dimaksud ataupun apakah disembelih dengan basmallah.

Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu.
Bagi Alloh, yang tampak dan yang tersembunyi sama saja.
Sehingga Alloh memiliki nama Al 'Alim, yaitu Maha Mengetahui

Alloh SWT berfirman:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَـكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًاثُمَّ اسْتَوٰۤى اِلَى السَّمَآءِ فَسَوّٰٮهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ  ۗ  وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

"Dialah (Alloh) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu, kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
QS. Al-Baqarah (2)/ 29

Al Latiif - Maha Lembut



Siti Maryam dalam keadaan susah dan payah. Ia sendirian, jauh dari rumahnya dalam keadaan hamil besar mendekati persalinan.

Begitu beratnya ujian, hingga ia berujar "Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan."
QS. Maryam (19)/23

Alloh mengutus jibril untuk menghibur Siti Maryam agar tidak bersedih hati.
Alloh mengkaruniakan makanan, minuman dan penghibur agar Siti Maryam bersenang hati....

"Maka dia (Jibril) berseru kepadanya dari tempat yang rendah, Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya (pohon) itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum, dan bersenang hatilah engkau...." (QS. Maryam (19)/23-25

Alloh memberikan anugerah dan karunia kepada manusia dengan cara2 yang paling halus, Sehingga Alloh memiliki nama indah Al Lathiif. Yaitu Maha Lembut

اِنَّ رَبِّيْ لَطِيْفٌ لِّمَا يَشَآءُ ۗ   اِنَّهٗ هُوَ الْعَلِيْمُ الْحَكِيْمُ

" .... Sungguh, Robb-ku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
QS. Yusuf (12)/100

Jumat, 23 Februari 2018

Al Haafiizh - Maha Memelihara


Kejujuran Anak Gembala

Suatu hari, Umar bin Khattab bertemu seorang anak gembala. Ia menggembalakan ratusan biri-biri milik tuannya. Umar ingin menguji kejujuran si anak gembala. Umar kemudian mencoba membeli beberapa ekor biri-birinya dengan harga mahal. Asalkan, tanpa sepengetahuan tuannya.

Namun si anak gembala menolak. Ia tak mau mencurangi tuannya. Padahal, kalau pun ia menjual beberapa ekor biri2, belum tentu tuannya akan tau.
Ia bisa saja berkata bohong dan tuannya percaya.
Tuannya bisa tidak melihatnya, namun Alloh akan tetap mengetahui perbuatan itu.
Umar benar2 kagum dengan kejujuran dan ketegasan anak gembala itu.

Alloh memelihara dan menjaga segala sesuatu dengan cermat dari kemalangan dan malapetaka.
Sehingga Alloh memiliki nama Al haafiizh, yaitu Yang Maha Memelihara

Alloh SWT berfirman:

وَمَا كَانَ لَهٗ عَلَيْهِمْ مِّنْ سُلْطٰنٍ اِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يُّـؤْمِنُ بِالْاٰخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِيْ شَكٍّ   ۗ  وَ رَبُّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ *حَفِيْظٌ*

"Dan tidak ada kekuasaan (Iblis) terhadap mereka, melainkan hanya agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya akhirat dan siapa yang masih ragu-ragu tentang (akhirat) itu. Dan Robb-mu Maha Memelihara segala sesuatu."
QS. Saba' (34)/21

Rabu, 21 Februari 2018

Al Waduud - Maha Mengasihi


Siti Masithoh adalah seorang pelayan kerjaan Fir’aun.
Ia seorang hamba yang taat kepada Alloh. Ia dan keluarganya tak mau menyembah Fir’aun.
Fir’aun benar-benar amat murka ketika mengetahui hal ini. Fir’aun kemudian menghukum Siti Masithoh dan keluarganya.

Siti Masithoh dan keluarganya dimasukkan ke dalam kuali besar berisi air mendidih.

Berkat pertolongan Alloh, Siti Mashitoh dan keluarganya tidak merasakan sakit sedikit pun.
Malah ia tersenyum bahagia, karena dia melihat surga di depan matanya.

Alloh mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan. Alloh juga memberikan kasih sayang kepada mereka. Alloh satu-satunya yang layak dicintai dan dijadikan kekasih. Sehingga Alloh memiliki nama Al Waduud, yaitu Maha Mengasihi.

Alloh SWT berfirman:

وَهُوَ الْغَفُوْرُ الْوَدُوْدُ

"Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih,"
QS. Al-Buruj (85)/14

Selasa, 20 Februari 2018

Al Mu'izz - Maha Memuliakan



Mu'adzin Yang Suaranya Menggetarkan

Sahabat Bilal Bin Robah ra sebelum memeluk Islam adalah salah seorang budak Umayyah bin Khalaf, seorang pemuka bangsa Quraisy musyrik.
Setelah diketahui oleh tuannya bahwa ia sudah menjadi pengikut Nabi SAW, ia pun dianiaya oleh tuannya dengan cara yang kejam.

Walalupun disiksa dengan ditimpa batu besar di padang pasir yang panas,
Bilal tetap tegar tak gentar sedikit pun mengatakan “Ahad, Ahad, Ahad”.
Dengan takdir Alloh SWT, Bilal dibebaskan oleh Abu Bakar ra.

Bilal kemudian menyertai Rosululloh dalam setiap perjuangan menegakkan Dien Islam.
Pada saat futuh Mekah, Bilal lah yang mendapat kemuliaan mengumandangkan adzan sholat pertama di kota yang ditaklukkan tersebut.

Alloh berkuasa memuliakan seorang hamba, memberinya kedudukan, dan memperlakukannya dengan baik. Sehingga Alloh memiliki nama Al Mu’izz. Yaitu Maha Memuliakan.

Alloh SWT berfirman:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ ۗ  بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ  اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

"Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki.
Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
QS. Ali 'Imran (3)/26

Senin, 19 Februari 2018

Al Bashiir - Maha Melihat



Al-Bashir berasal dari kata ba-sha-ra, yang arti harfiahnya adalah “melihat”.
Dalam pengertian yang lebih luas, bashara bisa berarti ilmu atau kejelasan. Nabi Yusuf, sebagaimana dikutip dalam al-Qur’an, senantiasa melakukan dakwah kepada para terpidana dan petugas di lingkungan penjara dengan mengatakan: “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Alloh dengan bukti yang sangat jelas dan nyata (bashirah),”
QS. Yusuf (12)/108

Arti lain, seperti yang sering dipakai oleh kaum sufi, adalah mata hati atau mata batin.
Ada pula yang menyebutnya dengan indera keenam. Apa pun namanya, seseorang yang telah memiliki bashirah akan mampu melihat hal-hal yang ghaib.
Ketika melihat sesuatu, ia tidak hanya melihat dengan mata kepalanya saja, tetapi menggunakan mata batinnya yang dapat menembus batas ruang dan waktu.

Bashirah dalam pengertian yang kedua tersebut hanya diberikan oleh Alloh kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa berusaha mendekat atau melakukan taqarrub kepada Alloh.
Salah satu hamba-Nya yang jelas-jelas telah memiliki bashirah adalah Muhammad saw, sebagaimana yang dinyatakan dalam al-Qur’an:
 “........ Telah diperlihatkan sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.”
QS. Al-Israa (17)/1.

“Tanda-tanda Kami” dalam ayat di atas tidak lain adalah sesuatu yang ghaib, terselubung, atau tersembunyi. Nabi Muhammad diberi kesempatan untuk menyaksikan peristiwa ghaib melalui mata batinnya. Tirai yang menyelubungi alam ghaib dibuka sehingga tidak ada lagi pembatas yang mengantarai Rasulullah saw dengan alam ghaib.
Dengan begitu, peristiwa masa lalu, sekarang, dan yang akan datang, tertampang jelas di hadapannya.

Bashirah itu tidak hanya diberikan oleh Alloh kepada Nabi Muhammad saja, tapi dalam batas-batas tertentu juga dikaruniakan kepada para hamba-Nya yang senantiasa taqarrub kepada-Nya.
Dalam hadits Qudsi Alloh berfirman:
“Dan seorang hamba-Ku senantiasa mendekat kepada-Ku dengan melakukan ibadah-ibadah sunnat sehingga Aku mencintainya.
Maka apabila Aku telah mencintainya, Akulah yang menjadi pendengarannya, penglihatannya, dan sebagai tangan yang digunakannya, serta kaki yang dijalankannya. Apabila ia memohon kepada-Ku pasti Ku-kabulkan. Jika meminta perlindungan, maka pasti Aku lindungi.” (HR. Bukhari)

Sebagai hamba Al-Bashir, kita harus menyadari bahwa seluruh aktifitas kita dilihat dan diawasi Alloh.
Bagi-Nya, tiada tempat yang tersembunyi.
Dengan kesadaran itu, kita akan selalu memilih aktifitas yang baik dan mendatangkan manfaat. Sebaliknya, kita akan berusaha dengan sungguh-sungguh menghindari segala aktifitas yang sia-sia dan mendatangkan mudharat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Ketika terbersit keinginan untuk berbuat maksiat, sekecil apa pun, kita segera menyadari bahwa Alloh (Al-Bashir) sedang mengawasi kita.
Timbul rasa malu, kemudian ada dorongan dalam diri untuk segera meninggalkannya.

Ya Alloh, Al-Bashir. Kami malu jika Kau beberkan yang Kau lihat pada diriku. Kami takut jika Kau balas yang Kau lihat padaku. Ya Bashir, berilah kami mata batin agar kami dapat melihat tanda-tanda kebesaran-Mu, agar kami senantiasa memuliakan dan mengagungkan-Mu.

Kisah hikmah :
Terbunuhnya Unta Nabi Soleh

Suatu hari, kaum Tsamud berkumpul untuk  mengatur rencana membunuh unta Nabi Saleh as.
Alloh melihat dan mengetahui apa yang mereka rencanakan.

Sembilan orang dari kaum Tsamud memanah dan menikam unta Nabi Saleh as dengan panah dan pedang.
Alloh SWT membiarkan perbuatan mereka sampai datangnya siksa yang Alloh janjikan.

Alloh kemudian menghukum kaum Tsamud yang ingkar dengan halilintar dan gempa bumi yang dahsyat sampai mereka hancur binasa.

Alloh melihat segala sesuatu, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat (oleh manusia).
Sehingga Alloh memiliki nama AL Bashiir. Yaitu Maha Melihat.

Alloh SWT berfirman:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ ۗ  يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَا ۗ  وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۗ  وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
QS. Al-Hadid (57)/4

As Samii' - Maha Mendengar


Semua ucapan, pikiran, desiran daun dan segala gerak-gerik makhluk tak luput dari jangkauanNya, semua terdengar dengan jelas meski terkadang ada yang menyembunyikan.
Alloh-lah yang mendengar semua yang terucap, terlintas dalam pikiran dan akal, apa yang dirasakan dalam hati.
Gemericiknya air, gemerisiknya dedaunan kala ditiup angin, bahkan bunyi jejak langkah kaki semut Alloh mendengarnya dengan jelas.
 As-Sami’ Yang Maha Mendengar, adalah sifat kesempurnaan karena lawan katanya tuli, sebagai sifat kekurangan.

Ada dua tingkat kesempurnaan yang relatif dan mutlak. Kesempurnaan mutlak tidak bergantung pada alat, keadaan, atau batasan.
Sedangkan kesempurnaan yang relative tergantung pada alat, keadaan dan tebatas.
Alam semesta sejak penciptaan awal hingga akhir dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa terputus, segala bunyi dan suara selalu mengiringi penciptaan ini.
Suara ini terkadang ada yang mampu didengar oleh manusia, sebagaimana halnya suara ledakan keras, ada pula yang tidak terdengar oleh pendengaran manusia.

Suara ini tidak ada yang hilang dari catatan As-Sami’ dalam buku besar yang tersimpan dalam lauhul mahfudz.
Semua suara dan bunyi dari makhluk di alam semesta terjejak dengan rapi, penuh makna.
Jika suara ini adalah pertanyaan, maka Alloh menjawabnya, jika sebuah tuntutan, maka akan dipenuhiNya, jika ini adalah sebuah salah, maka akan ditunjukkan jalan kebenaran olehNya.

Alloh Maha mendengar segala keluh, gundah, kegelisahan, dan kehampaan kita.
Hanya dengan isyarat dalam hati Alloh mampu mendengar.
Tak perlu kita melenguhkan suara kita untuk memohon kasihNya.
Hanya dengan ungkapan air mata, Alloh sudah memahami apa yang kita inginkan.

Alloh dengan sengaja menciptakan dua telinga untuk kita, agar kita lebih banyak mendengar suara-suara di sekeliling kita. Mendengar suara rintihan kaum papa yang mengharap pertolongan sesama.
Mendengar nasihat-nasihat yang datang dari berbagai penjuru arah untuk memaknai kebesaran As-Sami’, mencintai sifat-sifatNya yang sempurna.

Ini semua merupakan bukti, bahwa Alloh ada di sekeliling kita dengan segala jejak yang ditinggalkanNya melaui suara-suara hidayah alam.
Sehingga kita bisa menyadari, menemukan dan mencintaiNya dimanapun kita berada.

Di saat kita merasa hampa dan tiada berdaya, hanya Alloh mampu mendengar apa isi hati kita.
Segala yang tak terucap dari lisan, Alloh tahu dengan sejelas-jelasnya. Alloh tidak akan pernah bosan mendengar segala pinta dan asa kita.

Maha MendengarNya, tidak hanya di alam nyata, di alam ghaib Alloh menguasaiNya. Sebagaimana firmanNya dalam surat Al-An’am 59,

“Dan pada sisi Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)”
Q.S. Al-An’am (6)/59

Menyebut asma As-Sami dalam setiap dzikir kita semakin menambah kedekatan kita kepadaNya.
Memuja sifat dan mengamalkan dalam kehidupan akan membawa kita kepada kepekaan untuk lebih memahami kekuasaaNya.

Pernahkah kita mendengar detak jantung yang memompa darah kita setiap harinya?
Atau suara helaian nafas yang keluar dari rongga dada ini?
Begitu pun dengan desir aliran darah yang menjalari?
Semua anggota tubuh kita, tiada berhenti memujanya. Hanya keterbatasan pendengaran kita yang membuat segalanya menjadi kabur tertutup oleh hijab kekhilafan kita.

Alloh SWT mendengar dan mengetahui rencana jahat yang ada dalam pikiran saudara-saudara Nabi Yusuf as.

Nabi Yusuf as memiliki sebelas saudara. Sepuluh saudara tiri dan satu saudara kandung. Mereka adalah anak-anak Nabi Yakub as dari istri yang berbeda. Semua saudara tiri itu iri pada kasih dengan kasih sayang Nabi Yakub as pada Yusuf as.

Astaghfirulloh! Ternyata rencana jahat kesepuluh saudara tiri Yusuf as itu adalah membuang Yusuf as ke dalam sebuah sumur.

Alhamdulillah, beberapa lama kemudian Yusuf as ditemukan para musafir yang lewat di dekat sumur itu.
Yusuf as kemudian dijual kepada salah seorang pembesar Mesir. Karena kemampuannya, termasuk dalam menafsir mimpi, di kemudian hari Yusuf diangkat menjadi menteri kerajaan.

Di bawah kepemimpinan Yusuf as, rakyat kerajaan selamat dari kelaparan dan mengalami masa kemakmuran.

Alloh Maha Mendengar segala seuatu.
Sehingga Alloh memiliki nama As Samii’, yaitu Maha Mendengar

Alloh SWT berfirman:

وَلَهٗ مَا سَكَنَ فِى الَّيْلِ وَالنَّهَارِ ۗ  وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
"Dan milik-Nyalah segala apa yang ada pada malam dan siang hari. Dan Dialah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."
QS. Al-An'am (6)/13

Semoga pendengaran kita semakin mengasah kepekaan kita untuk merasakan keindahan semesta dan penciptaNya.

Sabtu, 17 Februari 2018

Otoritas Allah sebagai Rabb, Malik, Illah

Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
( 112 : 1 )

Allah sebagai pencipta manusia, ia mempunyai otoritas mutlak untuk apa yang diinginkannya terhadap manusia, allah maha menghidupkan dan mematikan, begitupun mengenai perintah dan larangan yang berat atau ringan, manusia harus melaksanakannya. Otoritas Allah harus kita fahami dan dilaksanakan supaya dicintai Allah bukan sebaliknya Allah melaknat suatu bangsa / kaum disebabkan tidak bisa memahami dan melaksanakan apa yang dikendaki Allah.

Kalau kita mencermati dan bisa melihat keadaan di zaman sekarang bagaimana musibah tidak hentinya menimpa negeri yang tercinta ini, bagaimana keadaan alam negeri ini sudah menjadi rusak yang dengan itu menyebabkan gempa bumi, terjadi Tsunami, banjir, rongsor, kekeringan bagaimana juga dengan moral negeri ini? moral yang rusak tidak jauh dengan moralnya para binatang; yang kuat menindas yang lemah seperti halnya hukum rimba di hutan sana, kriminalitas merajalela; mencuri sendal jepit sampai mencuri triliunan rupiah, menghilangkan nyawa tanpa hak sudah terbiasa terjadi, perzinahan dimana-mana nampak sekali dihadapan mata; pemuda-pemudi sudah tidak malu-malunya memperlihatkan sesuatu hal yang diharamkan Allah dengan dalih tidak gaul kalau belum melakukan yang namanya pacaran. Bagaimana pula ekonominya, sosial, budaya dan hukum di negeri ini yang jelas terlihat makin kesini makin parah saja.


Pertanyaan-nya adalah bagaimana itu bisa terjadi di negeri ini yang katanya didominasi oleh para pemeluk agama islam? apakah islam mengajarkan seperti itu? ataukah orang yang mengaku islamlah yang salah yang tidak bisa membuktikan keislamannya itu. Dengan kita tahu akan maksud otoritas Allah sebagai Rabb, Malik dan Illah mudah-mudahan akan menimbulkan suatu refleksi kepada perubahan tentunya perubahan kepada hal yang di ridhoi Allah sekaligus membuktikan keislaman kita dihadapan Allah.

Baik sekiranya kita akan membahas Otoritas Allah itu seperti apa? yaitu Allah maha berkuasa, maha berkehendak, maha pencipta sekaligus maha memerintah. ( 14:1-6 / 7:54)

1. Rabb

Asal kata : merubah, memimpin, mendidik

lafad Rabb sendiri tidak dapat untuk dipakai selain hanya untuk Allah Swt.

Secara istilah Al-Quran

1). Pemimpin (27 : 91 / 2 : 257), Allah Sebagai pemimpin orang-orang yang beriman yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya, dan orang-orang kafir itu adalah pemimpinnya Thaghut / Syetan yang mengeluarkan dari cahaya menuju kegelapan.

2). Pengatur (9 : 31), Allah sebagai pengatur, yang mempunyai aturan, dengan aturan itu bisa membedakan yang halal dan yang haram, yang haq dan yang bathil, yang dikehendaki Allah dengan yang tidak dikehendaki Allah, Jangan sampai kita membangkang kepadanya dengan mamakai aturan sendiri yang halal menjadi haram dan yang haram menjadi halal serta haram untuk mengikuti aturan yang tidak berdasarkan aturan minded 100 %.

3). Pendidik (17 : 24 / 96 : 3-4), Allah maha mendidik kepada manusia supaya bisa selamat dunia ataupun akhirat.

4). Pencipta (1 : 2), Allah maha menciptakan, dari alam manusia, alam binatang, alam tumbuh-tumbuhan,alam ghaib, benda-benda mati dan sebagainya. Allah pencipta alam-alam itu.

5). Pemelihara (26 : 18), penjelas (79 : 24), Allah maha pemelihara yang ada di alam jagat raya ini.

6). Pemilik (106 : 3), Allah maha memiliki yang ada di alam jagat raya ini.

7). Penguasa (79 : 24), Allah maha yang menguasai alam jagat raya ini, tidak ada yang pantas yang dapat menguasai sebuah tempat atau daerah kecuali hanya Allah semata.

Di dalam Istilah Al-Quran :

1). (10 : 31-32), Rabb yang haq (tidak bisa dibantah), Sekiranya Allah telah memerintahkan tidak ada jawaban orang-orang yang beriman itu dalah Sami'na Wa' ato'na yang artinya kami mendengar dan kami taat.

2). (6 : 164), Rabb segala sesuatu, tidak ada patut untuk melakukan sesuatu hal kecuali berdasarkan perintah dan larangannya dengan hidup dibawah aturannya.

3). (19 : 65), Rabb yang menguasai langit dan bumi beserta isinya.

4). (7 : 54), Rabb yang membuat hukum. Inni hukmu illallah yang artinya sesungguhnya pembuat hukum hanyalah Allah semata, tidak layak bagi manusia untuk membuat hukum sendiri dan haram tunduk/patuh kepada hukum yang bukan kepada hukum Allah.

2. Malik

Secara Lughawi : Yang merajai / memerintah (1 : 4/2 : 258), Yang berkuasa (67 : 1), Yang memilki (2 : 284).

Di dalam Istilah Al Quran :

1). (25 : 2/17 : 111/67 : 1), Allah tidak ingin dipersekutukan dalam memerintah, apa yang diputuskan oleh Allah berat ataupun ringan maka tidak pantas seorang mukmin mengambil keputusan yang lain.

2). (6 : 57), Bagi Allah-lah Pemerintah dan Pujian

3). (67 : 1), Allah pengendali tunggal, tidak ada sekutu baginya dan Allah pula sebagai yang punya pemerintahan.

4). (7 : 54), Allah sebagai penguasa yang haq dan mutlak

5). (3 : 26), Suksesi pergiliran pemerintah atau sebuah Daulah Islam ada di tangan Allah

6). (3 : 140), Proses datang-nya Karunia Allah (Kedaulatan Islam).

Gambaran Mulkiyah Allah (pemerintahan) didalam Al Quran Estafeta Mulkiyah Allah dimuka bumi antara lain :

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (42 : 13)

1). Era Nabi Ibrahim as VS Nambrudz (4 : 54)

2). Era Nabi Daud as VS Jalut (38 : 26)

3). Era Nabi Sulaeman as VS Bilqis (2 : 102)

4). Era Nabi Musa as VS Fir'aun (40 : 26-38)

5). Era Nabi Yusuf as VS Al-Aziz (12 : 101)

6). Era Nabi Muhammad SAW VS Abu Jahal

7). Era Sekarang VS .......????

Perangkat Mulkiyah dalam Al Quran 

1). (12 : 76), Undang-Undang Allah

2). (7 : 158), Rakyat / pengikut / hamba / ummat

3). (2 : 22), Balad / tempat / kekuasaan

4). (8 : 60), Tentara Allah / Jundullah / Kekuatan

3. Illah

Secara Lughowi artinya : Cenderung / kecendrungan, Penolong, Pelindung

Arti Illah dalam Al Quran :

1). Al - Izzu : Pelindung (19 : 81)

2). Al - Nashir : Penolong (36 : 74)

3). Al - Ma'bud : Perbudakan (9 : 31)

4). Al - Hawa : Nafsu atau kecendrungan (45 : 25)

5). Al - Ashnam : Berhala (7 : 138 / 6 : 74)

Kandungan Laa Ilahaillallah

Ilahul Haq menurut pandangan islam :

- Misi setiap Rasul membawa kalimat Laa Ilahaillallah (21 : 25)

Ilahul Bathil menurut pandangan islam :

- Sulit untuk diarahkan, dipimpin karena hawa nafsu sebagai tolak ukur (45 : 23 / 25 : 43)

- Menjadikan Ilah selain Allah itu rugi (11 : 110 / 10 : 18)

- Haram mengambil Illah selain Allah (17 : 22)

Manfaatkan Waktu Sebaik-baiknya



Orang yang pandai memanfaatkan waktunya didunia ada diJalan-Nya (Ma'ruf),merupakan ciri orang beriman yg berTaqwa yg menyadari Jati Dirinya, Alloh dlm firman-Nya:
(Adh-Dhāriyāt(51) :56)
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Sebagian dari kita masih sering mensia-siakan waktu yang kita miliki selama hidup di dunia ini, dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. Mungkin sebagian dari kita ada yang berpikir, nanti saja, kalau sudah menjelang tua baru memperbaiki ibadah kepada Alloh. Biasanya orang menunda amal kebaikan karena lebih Mengutamakan dunia dan tidak mementingkan akhirat.
(QS.Al-'Isrā (17) :18) Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.

Contohnya, karena kesibukan segala aktifitas urusan dunia, seseorang jadi sering menunda-nunda kewajiban amal ibadah atau amal kebaikan(Amal Saleh).

Padahal hal ini sangat salah, karena kita tidak pernah tahu, sampai kapan kita akan hidup di dunia ini. Kita tidak bisa memastikan bahwa kita akan dapat hidup sampai tua nanti. Bisa saja Kematian mendatangi kita tanpa mampu kita duga
(QS.Al-'A`rāf(7) :34)
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.

disaat kita masih muda belia. Lalu mengapa harus menunda-nunda amal ibadah dan kebaikan?

Ketahuilah setiap tarikan dan desahan nafas kita, saat kita menjalani waktu demi waktu, adalah merupakan langkah menuju kubur. Dan waktu yang kita jalani Hidup di dunia ini sebenarnya sangat singkat
(QS.Al-Mu'minūn (23):114)
Alloh berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamusesungguhnya mengetahui"

karena itu sangat ruginya kita apabila kita menjalaninya dengan sesuatu yang tidak berharga.  Kita sia-sia kan waktu waktu dan kesempatan hidup di dunia ini, dengan melakukan hal-hal yang tidak membawa kemaslahatan dunia akhirat kita.
(QS.Al ´Ashr(103): 1-3)
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati untuk kebenaran dan nasihat-menasihati untuk kesabaran.

“Tiada suatu nafas yang terlepas dari kita, melainkan disitu pula ada takdir Alloh yang berlaku atas diri kita.” Karena itu, hendaklah kita selalu menjaga, agar dalam setiap nafas kita, selalu kita upayakan dengan sekuat tenaga, agar kita tetap berada dalam keimanan dan ketaatan pada-Nya, serta jauh dari maksiat dan perbuatan dosa.
(QS.Hud(11) :112)
Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Banyak sekali orang yang Membuang-buang waktunya hanya untuk hal-hal yang tidak berguna. Dan kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahwa mereka telah mensia-siakan waktu yang tidak akan mungkin kembali lagi.
Firman Alloh SWT:
(QS. Al-Hasyr (59): 18)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(HR Bukhori)
Rasululloh SAW bersabda,
”Ada dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan kesempatan.”

Artinya begitu pentingnya memanfaatkan kesempatan (waktu), karena tanpa disadari banyak orang terlena dengan waktunya.

Imam Al-Ghazali dalam bukunya Khuluqul Muslim menerangkan waktu adalah kehidupan. Karena itu, Islam menjadikan kepiawaian dalam memanfaatkan waktu termasuk di antara indikasi keimanan dan tanda-tanda ketakwaan. Orang yang mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan.

Membiarkan waktu terbuang sia-sia dengan anggapan esok masih ada waktu merupakan salah satu tanda tidak memahami pentingnya waktu, padahal ia tidak pernah datang untuk kedua kalinya atau tidak pernah terulang. Dalam pepatah Arab disebutkan ”Tidak akan kembali hari-hari yang telah lampau.”

Karena itu jangan sia-siakan waktu, manfaatkanlah segera :

1. Waktu muda sebelum datangnya tua
2. Waktu sehat sebelum datang sakit
3. Waktu kaya sebelum datangnya miskin
4. Waktu luang sebelum datangnya sempit
5. Waktu hidup sebelum datangnya mati

(HR. Ahmad)
Rasululloh SAW bersabda:
“Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan baik amalannya, dan sejelek-jeleknya manusia adalah orang yang diberi panjang umur dan jelek amalannya.”

(HR. Tirmidzi)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Barzah, bahwa Rasululloh SAW  bersabda:
 “Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari kiamat sebelum ditanya tentang 4 perkara :
1. Tentang umurnya untuk apa ia habiskan?
2. Masa mudanya untuk apa ia gunakan?
3. Hartanya dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan?
4. Ilmunya, apa yang diamalkannya?

Dengan memperhatikan hadits diatas, dimana kelak kita akan ditanya tentang 4 perkara, tentang umur kita selama kita hidup didunia ini, kita habiskan masa muda kita untuk apa? Alangkah sangat menyesalnya kita, jika ternyata kita menghabiskan masa muda kita untuk hal-hal yang tidak berguna dan berdosa. Kita pun akan sangat menyesal apabila ternyata harta yang kita miliki, kita peroleh dengan cara yang tidak halal dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak halal juga. Kita pun akan sangat menyesal kelak, apabila ilmu yang dianugerahkannya, justru malah kita gunakan untuk bermaksiat pada-Nya.

Misalnya dengan menggunakan ilmu dan kepandaian kita miliki untuk menipu, memanipulasi dan berbuat kecurangan selama hidup kita.

Karena itu, sebelum terlambat, sebelum kematian mendatangi kita, marilah kita memanfaatkan waktu yang tersisa dari umur kita ini untuk hal-hal yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat dijalan-Nya yg "MA'RUF" ( Kegiatan-kegiatan yg mendekatkan diri kepada Alloh),satu bukhti ke Taatan (Taqwa) kepada Alloh dan Rasul-Nya, seperti Alloh telah "Menyeru kepada orang berIman utk Taqwa"
dalam firman-Nya:
(QS.Al-Mā'idah(5) :35) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

Marilah kita perbanyak berbuat kebaikan, jangan menunda-nunda amal kebaikan, karena belum tentu besok kita masih punya waktu untuk melaksanakannya. Kita tidak pernah tahu kapan ajal datang menjemput kita. Dan alangkah sangat menyesalnya kita, apabila dalam hidup kita yang singkat ini, lebih banyak kita lewati dengan melakukan hal-hal yang akan kita Sesali di akhirat kelak, dalam firman-Nya:
(QS.As-Sajdah(32) :12) Dan, jika sekiranya kamu melihat mereka ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin".

Karena waktu yang sudah lewat, tidak akan pernah bisa kembali lagi.

Semoga kita semua tergolong kepada irang yg Bersegera kepada ampunan-Nya
(QS.'Āli `Imrān(3):133)
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,

Selamat belajar Taqwa.

Biarlah Kelelahan Itu Lelah Mengejarmu



Kelelahan dalam menjalankan hidup disukai Alloh SWT dan RasulNya :

1. Lelah dalam berjihad di jalan-Nya
(QS.At-Tawbah):111) "Sesungguhnya Alloh telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Alloh; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Alloh di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Alloh? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.Fuşşilat):33)
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Alloh, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
 (QS.Fuşşilat):35)
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.

3.Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh
(QS.Al-`Ankabūt):69)
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi
(QS.Luqman:14)
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

5. Lelah dalam mencari nafkah halal
(QS.Al-Jumu`ah):10
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Alloh dan ingatlah Alloh banyak-banyak supaya kamu beruntung.

6.Lelah mengurus keluarga
(QS.At-Taĥrīm):6)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu
 (Qs.Az-Zumar):9)
"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

8.Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit
(QS.Al-Baqarah):155)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Semoga kelelahan dan kepayahan yang kita rasakan menjadi bagian yang disukai Alloh dan RosulNya. Aamiin yaa Robbal-'aalamiin

Lelah itu nikmat. Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana? Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Alloh swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.

Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.

Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Alloh swt belum berkenan memberi amanah.

Lelah dalam Mencari Nafkah

Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasululloh, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Alloh.”

(Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).
Rasulullah saw menjawab:
“Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Alloh. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Alloh. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Alloh. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.”

Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.

Bahkan secara khusus Rasululloh saw memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Alloh swt.”

Subhanalloh, tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.

Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa harta, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja dan lelah. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?

Kelelahan Mendidik Anak

Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi.

Keduanya bingung dan bertanya: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”

Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.

Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.

Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Alloh swt. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.

Rasululloh saw bersabda: “Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.”

(HR. Tirmidzi).
Rasululloh SAW bersabda:
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan,sungguhnya Alloh ’Azza wa jalla bila menyenangi suatu kaum Alloh menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Alloh.
Berbahagialah selagi  bisa lelah ...
Selamat belajar Taqwa

Semoga bermanfaat.......

As Salam - Maha Menyelamatkan



Di antara ke 99 al-Asma'ul Husna satu diantaranya adalah as-Salam (السَّلامُ) yang bermakna kurang lebih akar katanya adalah salima, yang maknanya berkisar pada keselamatan, kesejahteraan, kedamaian, serta keterhindaran dari segala sesuatu yang buruk maupun tercela.

Asma ini bermakna bahwa segala sesuatu yang buruk maupun tercela tidak ada pada-Nya.
Demikian pula, Dialah yang memiliki seluruh kesejahteraan dan keselamatan dalam segala bentuknya. Kepada makhluk, asma ini juga memiliki makna bahwa hanya dari Dialah keselamatan dan kesejahteraan dan hanya Dialah yang bisa menyelamatkan dan menghindarkan makhluk dari segala sesuatu yang buruk maupun bencana.

Apa yang bersumber dari-Nya pasti akan membawa kesejahteraan dan keselamatan. Dengan demikian, karena segala sesuatu bersumber dari-Nya, maka pada dasarnya "keburukan" itu tidak ada. Manusialah yang menyebut "buruk" pada sesuatu karena hal itu tidak disukainya, meski pada hakikatnya itu adalah jalan menuju keselamatan.

As-Salam adalah sumber kesejahteraan hidup, Alloh telah menebarkan benih-benih kesejahteraan, Alloh telah memberikan jalan keselamatan, Alloh telah memberikan naluri untuk menepuh jalan keselamatan.

Kesejahteraan dan keselamatan adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, hidup yang sempurna adalah hidup yang sejahtera dan selamat, bahagia di dunia dan selamat di akhirat.

Tauladan As-Salam Orang yang telah menemukan makna “As-Salam”, menauladani, dan mendapatkan kekuatan dari As-Salam, maka dia disebut ABDUS SALAM, hamba yang Maha Selamat dan Sejahtera.

Dia adalah orang yang hidup sejahtera dan bahagia, sukses dan selamat baik didalam kehidupan dunia maupun kehidupan Akhirat.

Raja Namrudz menyuruh tentaranya untuk membunuh semua bayi laki-laki yang baru lahir. Ia bermimpi bahwa suatu hari nanti akan ada seorang anak laki-laki yang merebut kerjaannya.

Azar, ayah Ibrahim, yang takut anaknya dibunuh menyuruh istrinya untuk melahirkan Ibrahim di dalam gua di sebuah hutan. Ibu Ibrahim kemudian meninggalkannya di dalam gua ketika ia masih berusia tiga bulan.

Alloh SWT memberikan keselamatan dan perlindungan kepada Ibrahim sehingga ia selamat dari gangguan cuaca dan binatang buas. Ibrahim baru keluar gua setelah berusia lima tahun.

Alloh SWT menyelamatkan hamba-hamba-Nya dari seluruh bahaya dan gangguan. Sehingga Alloh memiliki nama As Salaam, yaitu Maha Memberi Keselamatan.

Alloh SWT berfirman:

هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ  اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ  الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَـبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۗ  سُبْحٰنَ اللّٰهِ  عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

"Dialah All0h, tidak ada ilah selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan.
Maha Suci Alloh dari apa yang mereka persekutukan."
QS. Al-Hasyr (59)/23

Jumat, 16 Februari 2018

Al Mushowwir - Yang Maha Menciptakan Bentuk



Yang Maha Menciptakan segala Bentuk dan Rupa.

“Dia-lah Alloh Pencipta, Pencipta, Maha membentuk rupa terrsebut; Nya adalah nama yang paling baik; apa yang ada di langit dan bumi menyatakan kemuliaan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
QS al-Hasyr (59)/24

Al-Khaliq (Pencipta), al-Bari `(Pembuat), al-Musawwir (Membentuk rupa) adalah tiga dari nama Alloh yang disebutkan bersama-sama dalam ayat ini.
Ketika tiga nama disebutkan secara bersamaan, masing-masing menyampaikan makna tertentu.

Di sini, atribut penciptaan secara khusus mengacu ketentuan Alloh dari apa Dia menciptakan, sehingga yang lebih dulu muncul al-khaaliq.
Nama al-Bari‘ (pembuat) mengacu pada tindakan kreatif mewujudkan apa yang Alloh kehendaki untuk menciptakan.
Akhirnya nama al-Musawwir (Membentuk itu) mengacu memberikan setiap hal dibuat bentuk khususnya.

Maka Alloh menciptakan apa yang Dia putuskan, membawa ke dalam keberadaan, dan menentukan bentuk unik yang ditentukan Nya.

Alloh Subhanahu Wata'ala menciptakan bentuk setiap hal yang diciptakan menurut, pengetahuan-Nya hikmat dan pengampunan.
Dia memberikan setiap hal bentuk ini tanpa membutuhkan model yang sudah ada sebelumnya.

Khalaqa di situ ialah mencipta kemudian sawwa itu memberi rupa bentuk.
Dalam arti kata lain ; sebelum makhluk ini diciptakan, Alloh Subhanahu Wata'ala telah menentukan ukuran, sukatan (berapa kadar) dan menentukan bagaimana kewujudan penciptaan-Nya.

Ini bermaksud bahwa setiap yang dicipta itu telah ada dalam ilmu Alloh bagaimana rupanya apabila maujud nanti.

Ini bermakna dengan sifat khalaqa yang dimiliki oleh Alloh SWT; semua makhluk atau ciptaan yang maujud di atas muka bumi ini semuanya telah wujud dalam pengetahuan Alloh SWT sebelum tercipta dan apa yang wujud dalam ilmu Alloh itu nanti akan wujud dalam kenyataan bila dikehendaki dan telah tiba masanya.

Ketiga tindakan penciptaan, membuat, dan membentuk adalah asma Alloh Subhanahu Wata'ala dalam menampakkan kekuasaan Nya dalam makhluk secara berurutan, yang terakhir adalah Penciptaan dari bentuk, yang secara bertahap datang ke penyelesaian. sebagai contoh mudah adalah bahwasanya Dia menciptakan manusia dengan bentuk, warna, dan atau rupa yang berbeda beda pada setiap manusia.

Penciptaan adalah bukti paling nyata kebesaran Alloh dan keilahian. Bahwa Dia menganugerahkan kehidupan, gerak dan kesadaran pada makhluk Nya guna untuk memperhatikan , mendengar dan memahami setiap tanda - tanda kekuasaan-Nya.

Landak adalah jenis binatang yang berjalan sangat lambat.
Jika ada musuh atau bahaya yang datang, dia tidak akan sempat melarikan diri dan bersembunyi.
Akan tetapi Alloh SWT telah memberi bentuk pertahanan diri yang unik bagi landak.
Alloh SWT memberikan duri di sekujur tubuh landak.
Jika ada musuh datang, landak akan menarik ekornya ke mulut. Sehingga bentuk tubuhnya menjadi bundar.
Seluruh duri yang ada di tubuhnya akan berdiri dan melindunginya dari ancaman musuh. Bahkan kepungan begitu banyak singa!

Alloh-lah yang merancang segala sesuatu.
Alloh SWT adalah pencipta seluruh benda dan pelukis semua wujud.
Sehingga Alloh memiliki nama indah AL Mushowwiru, yaitu Maha Pemberi Bentuk.


Alloh SWT berfirman:

هُوَ اللّٰهُ *الْخَـالِـقُ* الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَـهُ الْاَسْمَآءُ الْحُسْنٰى ۗ  يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ  وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

"Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah. Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
QS. Al-Hasyr (59)/24

Kamis, 15 Februari 2018

Al Baari - Maha Mengadakan


Yang menjadikan segala sesuatu Atau Yang Maha Pengembang. Robb merencanakan Makhluk-Nya dan menuntunnya melalui tahap - tahap dalam proses perkembangannya. Alloh bersifat Al-Bari' yang bisa diartikan sebagai Maha Merencanakan Sesuatu.

Dengan sifat-Nya tersebut Alloh Subhanahu Wata'ala mengajarkan kepada hamba - hamba-Nya agar selalu memilki rencana sebelum melakukan segala sesuatu hal.
Akan tetapi perlu untuk diingat, bahwa Alloh Subhanahu Wata'ala adalah yang menentukan hasilnya.

Menurut sebagian pendapat ulama' yang lain AL – BARI memiliki makna lebih kepada yang menjadikan segala sesuatu dari tiada menjadi ada.
“Al-Bari` artinya yang menciptakan makhluk tanpa meniru.

Akan tetapi lafadz ini lebih memiliki kekhususan pada (penciptaan) makhluk-makhluk hidup, tidak pada makhluk-makhluk yang lain. Lafadz ini jarang sekali dipakai pada (penciptaan) selain makhluk hidup.

Alloh Subhanahu Wata'ala Melaksanakan dan memunculkan atau mengadakan apa yang Dia tetapkan menuju ke alam nyata.
Dan tidak semua yang bisa menetapkan sesuatu dan mengaturnya mampu untuk melaksanakan dan mewujudkannya, selain Alloh Subhanahu Wata'ala.

Dengan mengimani nama tersebut serta mengetahui maknanya, kita semakin menyadari kekuasaan Alloh Yang Maha Hebat, serta mengetahui bagaimana luasnya ilmu Alloh dan kemampuan-Nya.
Di mana tidak mungkin ada yang melakukan itu semua kecuali Dzat yang Maha Berilmu dan Maha Mampu.
Ini semua mestinya membuat kita semakin tunduk kepada-Nya dan semakin patuh. Sebagaimana juga mestinya membuat kita semakin bersyukur kepada-Nya karena kita semua dengan bentuk ciptaan yang bagus dan indah ini adalah buah dari Asma Alloh Subhanahu Wata'ala tersebut.


Ratu dengan 80.000 Lebah Pekerja

Alloh SWT menciptakan lebah dengan beberapa keistimewaan.
Sarang yang dibangun lebah berbentuk segi enam. Selain sebagai tempat tinggal, sarang juga menjadi tempat menyimpan madu. Sarang ini dapat menampung 80 ribu ekor lebah.
Di dalam sarang tinggal Ratu Lebah dan Lebah Pekerja. Lebah memberikan manfaat yang sangat besar kepada manusia dan kepada tumbuhan.

Lebah menghasilkan madu yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Selain enak, madu itu bernilai gizi tinggi dan berkhasiat sebagai obat. Lebah juga ikut membantu proses penyerbukan bunga pada tumbuhan.

Alloh SWT mewujudkan segala hal sesuai dengan takarannya yang tepat. Dialah Pencipta semua makhluk. Sehingga Alloh memiliki nama Al Baari’, yaitu Maha Mengadakan.

Alloh SWT berfirman:

هُوَ اللّٰهُ *الْخَـالِـقُ* الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَـهُ الْاَسْمَآءُ الْحُسْنٰى ۗ  يُسَبِّحُ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۚ  وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

"Dialah Alloh Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama-nama yang indah.
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
QS. Al-Hasyr (59)/24

Selasa, 13 Februari 2018

Cinta kepada Alloh yang sejati



Anas bin Malik r.a. menceritakan, suatu ketika seorang arab badui berkata kepada Rosululloh saw, Kapan hari kiamat terjadi?
Rosululloh saw bertanya kepadanya:
Apa yang kamu persiapkan untuk menghadapinya?
Ia menjawab: Kecintaan kepada Alloh dan Rosul-Nya.
Rosul bersabda:
Kamu akan bersama orang yang kamu cintai.
Anas berkata:
Tidaklah kami bergembira setelah masuk Islam dengan kegembiraan yang lebih besar selain tatkala mendengar sabda Nabi saw, Kamu akan bersama dengan orang yang kamu cintai, maka aku mencintai Alloh, Rosul-Nya, Abu Bakar, dan Umar.
Aku berharap bersama mereka -di akherat- meskipun aku tidak bisa beramal seperti mereka. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menunjukkan bahwa kecintaan yang bermanfaat itu meliputi:
Cinta kepada Alloh-yang sejati, bukan sekedar omongan semata, mencintai apa saja yang Alloh cintai, cinta terhadap sesuatu atau seseorang karena Alloh (hubb lillah wa fillah).

Kecintaan kepada Alloh harus dibuktikan dengan mengikuti ajaran Rosululloh saw secara utuh menyeluruh.

Alloh SWT berfirman, Katakanlah: Jika kalian benar-benar mencintai Alloh, maka ikutilah aku... QS. 3:31

Imam An-Nawawi berkata, Kecintaan seorang hamba kepada Robbnya SWT  ialah dengan melakukan ketaatan kepada-Nya dan tidak menyelisihi aturan-Nya, demikian pula halnya kecintaan kepada Rosul-Nya saw.”

Dari Anas r.a., Nabi saw bersabda, Ada tiga perkara, barangsiapa yang ketiganya ada pada dirinya niscaya dia akan merasakan manisnya iman, yaitu:
1. barangsiapa yang Alloh dan Rosul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya,
2. barangsiapa yang mencintai seorang hamba dan tidaklah dia mencintainya kecuali karena Alloh, dan
3. barangsiapa yang benci kembali kepada kekafiran setelah Alloh menyelamatkan dirinya dari kekafiran itu sebagaimana dia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.
HR. Bukhari -Muslim

Memurnikan rasa cinta untuk Alloh semata, merupakan pokok penghambaan kepada-Nya, bahkan, itulah hakikat dari ibadah.

Tauhid tidak akan sempurna sampai rasa cinta seorang hamba kepada Robbnya menjadi sempurna, dan kecintaan kepada-Nya harus lebih diutamakan daripada segala sesuatu yang dicintai.
Sehingga rasa cintanya kepada Alloh mengalahkan rasa cintanya kepada selain-Nya dan menjadi penentu atasnya.

Semoga kita dapat memiliki kecintaan sesungguhnya kepada Alloh rosulNya dan dien islam...
 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT