Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Minggu, 02 Desember 2018

Waktu adalah Pedang


Sadarkah kita bahwa setiap detik yg terus berlalu semakin dekatlah dengan akhir kehidupan...
Dalam al quran  QS : Al Asher : Alloh sampai bersumpah : Demi demi masa  / waktu....
Maka alangkah pentingnya waktu sampai Alloh bersumpah atas nama waktu...
Maka setiap detik-detik itu kita isi dengan apa?
Rasulullah SAW bersabda :
"Suatu saat  nanti anak adam tidak akan melangkah 2 buah telapak kakinya di hadapan Alloh kecuali di tanya 2 perkara:
1. Untuk apa umur yang dia gunakan... yang Alloh berikan kepadanya? apakah untuk ketaatan?  atau untuk kemaksiatan ?
2. Untuk apa dan darimana  harta yg di dapat dan kemana hartanya di belanja kan?

Waktu bagaikan pedang
Coba kita lihat detik... detik... detik... selalu berpacu... tidak bisa menunggu dan tidak bisa kembali... sadarkah kita bahwa sesungguhnya setiap detik demi detik maka berkuranglah jatah umur kita di dunia.. Sadarkah kita bahwa kemudian setiap detik demi detik itu maka semakin dekatlah kita  menghadap Robb semesta Alam...
Kalau untuk umur di tanya satu tapi untuk harta di tanya dua...
Maka waspadalah harta kita... pastikan halal senantiasa...
Oleh karena itu... Waktu terus berlalu dan tidak akan menunggu... Wajarlah kalau orang barat mengatakan : "Time is money" waktu adalah uang...
Karena setiap detik waktu mereka mengkonversikan dengan uang...main-main dengan waktu maka merugilah mereka dari aspek uang...
Tetapi pepatah islam mengatakan berbeda :
"AL WAKTU KALSHAIF"
waktu bagaikan pedang...
Main-main dengan waktu maka kemudian habislah kita... kenapa ? karena waktu tidak bisa di ulang...
Benarkah tidak bisa di ulang?

Kita percaya itu...
Bisakah kita kembali ke masa SMA? tidak...
Ayo kita kembali ke masa bayi... bisa?
Bisakah kita kembali ke masa muda... Bisa?
Tidak....

Waktu tidak  bisa di ulang
Waktu yang terus berlalu menghempas apapun yg ada di hadapannya...
Sadarkah kita bahwa dengan waktu terus berlalu...
Pertama usia kita semakin tua...
Andai umur kita Alloh tetapkan 40 thn dan skrng 38 thn maka... kematian semakin dekat atau semakin jauh?
Ya... semakin dekat dengan titik akhir kehidupan...
Masalahnya adalah kalau kita tau umur kita 40 thn... bagaimana kalau nanti malam? Bagaimana kalau nanti sore? Atau jangan-jangan shalat tadi adalah shalat terakhir kita...
Atau jangan-jangan kecupan terhadap anak dan suami adalah kecupan terakhir kita...
Maka tidak ada kata lain...
Waktu terus berlalu...
Menghempas apapun yg ada di hadapannya...
Ia tak pernah kembali
Dan jika tiba wktnya...
Penyesalan selalu datang terlambat...
Waktu adalah satu anugerah dari Alloh SWT untuk kita...
Setiap manusia di anugerahkan sama... memiliki kesempatan waktu yang sama
Maka bersyukurlah atas waktu... atas anugerah waktu karena waktu begitu penting dan urgennya dalam kehidupan kita..

Maka main-main dengan waktu
Pepatah Arab mengatakan :
'AL WAKTU KALSAIF'
waktu akan menebas lehermu dan membunuhmu jika bermain main dengan waktu...
Maka setiap detik yang berlalu jadikanlah senantiasa ketaatan kepada Alloh karena waktu-waktu yang di beri akan di mintai pertanggung jawabannya oleh Alloh SWT...
Waktu ini adalah waktu yang tepat bagi kita semua untuk memanfaatkan diri kita agar senantiasa taat kepada Alloh SWT... agar kita kembali kepada Alloh dalam keadaan yang baik... dan ketika kita wafat kelak kita akan di kenang... di tunggu oleh masyarakat.
Apakah kita akan memanfaatkan atau justru waktu terbuang percuma...
Lihat wajah kita...
Lihat kerutan-kerutan yg muncul
Lihat bentuk tubuh kita
Lihat suara kita
Lihat fisik kita
Yang semakin hari semakin kurang kemampuannya
Semakin berkurang kesegarannya...
Sadarkah kita...
Sesungguhnya waktu akan membunuh kita jika memain- mainkannya...
Waktu adalah modal yg mahal yang tak bisa tergantikan mesti uang seisi dunia sekalipun.
Tidak ada kata lain bagi kita untuk merasakan anugerah waktu...
Perhatikan detik-detik kita sekali lagi... setiap helaan nafas, setiap tarikan nafas... pastikan kita senantiasa berada dalam ketaatanNya...
Kembalilah kepada Alloh dalam kesyukuran sebelum terlambat...
Semoga membawa manfaat bagi kita betapa berharganya waktu dalam hidup kita...
Waktu yang tak pernah kembali....

Sabtu, 01 Desember 2018

Asmaul husna - ADH DHOORu - Maha Pemberi Kesukaran



ALLOH SWT berfirman:

سَيَـقُوْلُ لَكَ الْمُخَلَّفُوْنَ مِنَ  الْاَعْرَابِ شَغَلَـتْنَاۤ اَمْوَالُـنَا وَاَهْلُوْنَا فَاسْتَغْفِرْ لَـنَا  ۚ  يَقُوْلُوْنَ  بِاَلْسِنَتِهِمْ مَّا لَـيْسَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ ۗ  قُلْ فَمَنْ يَّمْلِكُ لَـكُمْ مِّنَ  اللّٰهِ شَيْئًــا اِنْ اَرَادَ بِكُمْ ضَرًّا اَوْ اَرَادَ بِكُمْ نَفْعًا  ۗ  بَلْ كَانَ اللّٰهُ بِمَا  تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرًا

"Orang-orang Badui yang tertinggal (tidak turut ke Hudaibiyah) akan berkata kepadamu, Kami telah disibukkan oleh harta dan keluarga kami, maka mohonkanlah ampunan untuk kami.
Mereka mengucapkan sesuatu dengan mulutnya apa yang tidak ada dalam hatinya.
Katakanlah, maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak ALLOH jika Dia menghendaki bencana terhadap kamu atau jika Dia menghendaki keuntungan bagimu?
Sungguh, ALLOH Maha Mengetahui dengan apa yang kamu kerjakan."
QS. Al-Fath (48)/11

Adh dhooru adalah Yang Maha Memberi derita bencana, Yang Maha Mendatangkan Mudhorot, Yang Maha Pembuat dan Pemberi Bahaya.

ALLOH menjadi sesuatu yang menyebabkan seseorang bersifat rendah, yaitu dengan rnenurunkan siksa-Nya kepada musuh-musuh-Nya.

ALLOH SWT berfirman:
Jika ALLOH menimpakan suatu kemudhorotan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri.
Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.
QS. Al-An’aam: 17

ALLOH SWT berkuasa untuk memberikan mudhorot kepada siapa yang Dia kehendaki, menentukan mudhorot seperti apa yang akan ditimpakan dan seberat apa mudhorot itu terjadi.

Kalau kita bayangkan bahwa mudhorot itu suatu benda, kemudian benda itu ada pada genggaman dan kendali suatu dzat, maka bagaimana perilaku benda tersebut?
Sudah pasti sangat tergantung pada yang menggenggamnya, dan terserah pada yang mengendalikannya. Apakah benda itu akan diberikan pada seseorang atau ditahannya, apakah diberikan dalam jumlah banyak atau sedikit, apakah diberikan terus menerus atau hanya sejenak, apakah diberikan sebagaimana adanya ataukah dirubah ke dalam bentuk yang lain, hak mutlak yang menguasainya tanpa ada yang bisa turut campur.

Seperti itu pulalah mudhorot, ALLOH SWT yang menggenggam dan mengendalikannya.
ALLOH SWT kuasa untuk memberikan mudhorot tapi juga kuasa untuk mencegah datangnya mudhorot, bisa juga menukar suatu mudhorot dengan mudhorot lain yang setara, yang lebih ringan atau malah yang lebih berat. 
Bisa pula memanjangkan terjadinya mudhorot itu atau menghentikannya dengan cepat. 
Tidak ada yang bisa merebut dari genggaman-Nya, yang bisa kita lakukan adalah memohon perlindungan kepada ALLOH SWT agar terhindar dari mudhorot, atau agar mudhorot yang menimpa diringankan, atau agar mudhorotnya segera diangkat.

ALLOH dengan sifat-Nya Adh Dhooru, Yang Memudhorotkan adalah sebuah keimanan yang harus dimiliki bahwa segala hal-hal yang mudhorot yang dialami oleh makhluk berupa ujian kehidupan dan adzab yang dirasakan maka itu semua dari ALLOH.

Manusia tidak mampu mendatangkan kemudhorotan kepada orang lain tanpa izin dari ALLOH artinya kalau ALLOH tidak berkenan, maka kemudhorotan itu tidak akan datang kepada siapapun walaupun semua orang merancang kemudhorotan itu. 
Kita sebagai hamba hanya menerima dan menjalankan proses kehidupan ini tanpa ada usaha dari kita untuk menskenariokannya, semuanya berada di tangan ALLOH.

Semua yang terjadi di Alam ini telah ada ketetapannya.
Tidak ada satu perkara pun yang bergeser dan menyimpang dari apa yang telah ditetapkan ALLOH SWT.
ALLOH telah menetapkan taqdir seluruh makhluk, semenjak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan Langit dan Bumi.

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa salam bersabda: ALLOH telah menetapkan taqdir seluruh makhluk lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan Langit dan Bumi.
(HR. Muslim)

Dalam kaitan ini, maka wajib bagi seluruh manusia untuk beriman kepada taqdir ALLOH, yang baik maupun yang buruk. 
ALLOH lah yang telah membagi rizqi, menciptakan kehidupan dan kematian untuk menguji hamba-Nya, menentukan apakah seorang hamba tersebut termasuk yang bahagia atau sengsara ketika di Dunia.
ALLOH juga telah menetapkan ajal seseorang, dan memastikan pula tempat tinggalnya di Akhirat kelak, Surga ataukah Neraka. 
Semua yang terjadi adalah berdasarkan irodah-Nya, kehendaknya ALLOH.

Kemudian, sebagaimana yang kita rasakan, manusia hidup di Dunia ini, tidak pernah lepas dari kesusahan, kesengsaraan dan kesedihan. Ini semua merupakan ujian yang selalu datang silih berganti. 

ALLOH SWT  berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
QS. Al Baqarah (2)/155

Hikmah yang bisa diambil dengan adanya berbagai cobaan ini, ialah untuk membedakan antara orang yang benar dan orang yang dusta dalam pengakuannya terhadap keimanan kepada ALLOH. 

ALLOH SWT berfirman:
”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesuangguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLOH mengetahui orang-orang yang benar dan sesuangguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
QS. Al Ankabut (29)/2-3

Dengan adanya cobaan, maka seseorang akan mengetahui tentang dirinya dan hakikat keimanannya. 
Seseorang tidak bisa mengaku telah benar-benar beriman kepada ALLOH, sebelum datang ujian kepada dirinya dan ia pun mampu untuk bertahan dengan kesabaran. 

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa salam pernah ditanya tentang orang yang paling berat cobaannya. 
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa salam menjawab:
“Para nabi, kemudian orang yang terbaik lalu yang baik.
Seseorang akan diberi cobaan sesuai dengan (kadar) dinnya.
Jika agamanya kuat, maka cobaan aka berat. Namun bila agamanya lemah, maka dia akan diuji sesuai dengan dinnya.
Cobaan itu akan senantiasa ada pada diri seseorang mukmin, sehingga dirinya dibiarkan berjalan di muka Bumi dengan tidak memiliki dosa.”
(HR. At Tirmidzi)

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa salam:
“Barangsiapa yang ALLOH inginkan kebaikan bagi dirinya, maka orang tersebut akan diberi cobaan.”
(HR. Bukhari)

Sikap seorang mu'min dikala mendapat hal mudhorot dari ALLOH ialah sabar dan ikhlas menerimanya walaupun pedih, sakit dan mengeluarkan air mata serta darah sekalipun agar mudhorot itu bermanfaat bagi dirinya sehingga mendapat balasan pahala dari ALLOH SWT.

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT