Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Minggu, 29 Juli 2018

ALLOH adalah Raja di Raja


MEMAKNAI SEBUAH PERJALANAN AGAR TIDAK KEHILANGAN ARAH TUJUAN...

(catatan kecil dari pembekalan besar)

ALLOH adalah Raja di Raja..
Alloh adalah Raja yang sesuangguhnya..
ALLOH adalah Raja pada seluruh alam, baik di Langit maupun di Bumi..
ALLOH yang telah  menciptakan kita manusia untuk beribadah hanya kepada-Nya..
Hidup semata mata hanya untuk taat..taat..
dan hanya taat kepada Sang Maha Raja, yaitu ALLOH subhanahu wa ta'ala..

"Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."
QS. Al-Baqarah (2)/21

Jadi hidup ini adalah sebuah perjalanan ketaatan..

Ketaatan kepada Sang Maha Raja Langit dan Bumi itu harus dibuktikan dengan taat kepada utusan-Nya yaitu Rosululloh..
Rosululloh diutus oleh ALLOH untuk ditaati oleh hamba hamba ALLOH...

"Barang siapa menaati Rosul (Muhammad) maka sesungguhnya dia telah menaati ALLOH....."
Q.S. An-Nisa' (4)/80

"Katakanlah (Muhammad): Jika kamu mencintai ALLOH, ikutilah aku, niscaya ALLOH mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.
ALLOH Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Q.S. Ali 'Imran (3)/31

Mengapa Rosululloh harus ditaati ?
Karena Rosululloh membawa misi..menerima tugas yang tidak bisa dijalankan sendirian, melainkan harus dijalankan dengan banyak orang.
Tugas yang diberikan oleh Sang Maha Raja bukanlah tugas yang ringan, melainkan tugas yang berat...

Untuk Suksesnya amanah itu, butuh kesetiaan, butuh perjuangan, butuh kesungguhan, butuh kecerdasan, butuh pengorbanan...
Semua itu dibutuhkan agar tercapai misi visi dan cita cita suci yaitu Liyudz-hirohuu 'alad-diini kullih..

Pertanyaannya..
Sudahkah apa yang dicita citakan Rosul adalah menjadi cita cita kita?
Sudahkah menjadi tujuan hidup kita?
Jawabannya ada pada hati kita masing masing..
Sifat yang melekat pada diri seorang hamba adalah Setia.
Setia kepada ALLOH, setia kepada Rosul ALLOH...
Setia kepada Dienulloh.
Siapapun dia, baik laki laki-perempuan, tua-muda, kaya-miskin, penguasa-rakyat biasa, semuanya jika ingin menjadi hamba Alloh, maka dia harus setia kepada kebenaran.

Ternyata setia saja tidaklah cukup untuk meraih apa yang dicita citakan harus ada sifat yang berikutnya, yaitu cerdas.
Cerdas berarti mau belajar.. belajar.. terus belajar dan berpikir..
Berlatih... berlatih... dan terus berlatih...
Belajar dan berlatih untuk menjadi ummat terbaik diantara manusia.
Belajar dari para guru yang baik, pejuang pengemban amanah risalah terdahulu maupun yang sekarang.
Rosululloh Muhammad adalah guru terbaik...

Sebagaimana dalam firman-Nya:
"Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal.
(Al-Qur'an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu, dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman."
Q.S. Yusuf (12)/111

Apa syarat untuk tercapainya cita cita?

Motivasi yang melahirkan semangat untuk memiliki kualitas  1 mengalahkan 10.
Penguasaan ilmu, wawasan, mental dan ketrampilan yang diperlukan menjadi garapan yang harus dikerjakan secara bersama sama.

"........ Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh...."
QS. Al-Anfal (8)/65

Kebersamaan yang dimaksud adalah managerial.. pengaturan.. penataan berdasarkan potensi yang dimiliki. Semuanya tersusun rapi bersinergi, kompak,  menghasilkan kekuatan besar.

"Sesungguhnya ALLOH mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."
Q.S. As-Saff (61)/4

Kekuatan besar yang terkumpul tentunya harus di Fokus kan kepada apa yang menjadi cita cita..

Apa saja yang memalingkan orientasi, arah dan tujuan harus disingkirkan....

Ya hanya satu...

Fa aqim waj haka lid-diini haaniifa....
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada dienulloh....,"
Q.S. Ar-Rum (30)/30

Kamis, 26 Juli 2018

Mari Kita Belajar Taqwa Kepada Sahabat Rosululloh, Umar bin Khottob rodiyallohu anhu



Saat ini...
Mari Kita Belajar Taqwa Kepada Sahabat Rosululloh, Umar bin Khottob rodiyallohu anhu

Setelah masuk Dien Islam, Umar bin khottob banyak memiliki sifat-sifat yang sangat luar biasa yang membuat amanahnya sukses luar biasa..
Sifat dan kepribadian yang patut kita contoh jika Ingin sukses dalam melaksanakan amanahnya.

Sifat Sifat yang Patut dicontoh itu adalah:

1. Pemberani
Sifat pemberani adalah sifat dasar yang dimiliki Umar bin Khottob sebelum masuk Dien  Islam.
Maka ketika beliau masuk Dien Islam sifat pemberani ini beliau arahkan dalam membela da`wah Rosululloh saw. Orang yang berani terang-terangan melakukan hijrah ke kota Madinah adalah Umar bin Khattab.

Beliau malah menantang orang-orang kafir Quraisy dengan perkataan:
"Siapa yang ingin istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim maka halangilah saya untuk hijrah" dan tidak ada orang kafir Quraisy yang berani menghalangi Umar bin khottob melaksanakan hijrah.

2. Sederhana
Umar bin khottob adalah pribadi yang sederhana ketika telah masuk Dien Islam.
Hal ini bisa dibuktikan ketika beliau menjabat sebagai khalifah.
Umar tidak pernah tinggal di sebuah istana, tapi beliau tinggal di sebuah bangunan sederhana dekat mesjid, dan lebih sering berada di Masjid untuk menjalankan amanahnya.

Sikap tawadhu nya tampak ketika ia datang ke daerah taklukan, untuk serah terima kunci penguasa kota Roma, ia berjalan dengan memakai pakaian yang sederhana, diiringi oleh Patrik Yerusalem, Sophronius yang berpakaian mewah.

3. Adil
Umar bin khottob juga dikenal sebagai pemimpin yang adil.
Hal ini dirasakan oleh seorang kakek Yahudi, yang rumahnya berda di dekat mesjid.
Pada saat itu Gubernur Mesir `Amr bin Ash' akan melakukan pelebaran Mesjid, dan rumah orang Yahudi tersebut harus dibongkar.
Dengan kebijakan
ganti rugi `Amr bin Ash' merayu orang yahudi tersebut untuk pindah, namun dia enggan.
Namun `Amr bin `Ash bersikeras untuk membongkar rumah tersebut.
Maka orang Yahudi tersebut mendatangi Khalifah Umar dan menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya.
Maka Umar mengambil sebuah tulang dan membuat garis dengan pedang di atas tulang tersebut dan menyuruh orang Yahudi tersebut untuk membawa dan menyerahkannya kepada `Amr bin `Ash.
Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut pulang ke Mesir dan menghadap kepada `Amr bin `Ash sambil menyerahkan tulang yang diberikan oleh Umar bin Khattab.
Ketika `Amr bin `Ash menerima tulang tersebut pucatlah wajah beliau dan menyuruh para pengawalnya untuk menghentikan pembongkaran.
Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut bertanya kepada `Amr bin `Ash tentang apa yang terjadi.

Maka `Amr menjawab: bahwa Umar telah mengingatkan aku sebagai seorang pemimpin yang harus berlaku adil terhadap rakyatnya.
Maka kagumlah orang Yahudi tersebut maka ia masuk Islam dan merelakan rumahnya untuk dibongkar.

4. Tegas
Salah satu bentuk ketegasan Umar bin Khattab adalah ketika beliau memecat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dengan pemikiran bahwa Umar merasa takut kalaulah umat Islam terlalu mendewakan Khalid bin Walid yang telah berhasil memimpin pasukannya meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran; dan hal itu diterima dengan lapang dada oleh Khalid bin Walid.

5. Loyalitas Tinggi
Umar bin khottob adalah orang yang memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap ALLOH SWT, Rosululloh saw.
Kecintaannya itu beliau buktikan dengan menginfakkan setengah harta beliau untuk da`wah Rosululloh saw demi tegaknya Dien Islam.
Dan yang paling mengharukan rasa cinta beliau adalah bagaimana ia tidak menerima kematian Rosululloh saw; sampai mengancam orang yang berkata Rosululloh telah meninggal maka ia akan menemui ajalnya.
Hal ini sampai ke telinga Abu Bakar, maka beliau berkata:
`Barang siapa yang menyembah Muhammad, sungguh dia telah meninggal; tapi barang siapa yang  menyembah Alloh SWT, maka Dia itu hidup selamanya takkan pernah mati".

Kemudian beliau membaca surat Ali-Imran ayat 144.

"Dan Muhammad hanyalah seorang rosul; sebelumnya telah berlalu beberapa rosul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barang siapa berbalik ke belakang, maka dia tidak akan merugikan ALLOH sedikit pun.
ALLOH akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur."
Q.S. Ali 'Imran (3)/144

Mendengar itu Umar bin khottob tersadar dan menitikkan air mata pertanda kesedihannya.

6. Tanggung Jawab
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Hal ini dibuktikan ketika beliau selalu berpatroli mengontrol rakyatnya sambil memikul keperluan rakyatnya.

Pernah suatu waktu beliau melihat seorang ibu yang sedang membohongi anaknya yang kelaparan pura-pura menanak beras, padahal batu yang ada dalam wadah tersebut.
Melihat hal tersebut Umar mengambil gandum dan beliau pikul sendiri.
Ketika pengawalnya menawarkan untuk memikulnya, maka Umar berkata:
Apakah kamu akan menjerumuskan aku ke dalam neraka karena telah menelantarkan rakyatku dan membiarkannya kelaparan?

7. Hati hati Dan waspada
Bila orang lain yang saat itu menjadi khalifah, kemungkinan besar ia akan menyerahkan semua urusan amanah kepada ahlinya bgitu saja.
Namun Umar ra tidak demikian.
Selain memberi kebebasan bagi para panglima dan aparatnya untuk bertindak tapi benar, ia juga ikut memikul tanggung jawab sampai ke hal-hal kecil.

Dengan penuh kesadaran dan sangat berhati-hati,
Umar bin khottob membiarkan sistem organisasi tumbuh dengan sendirinya dalam panduan Al-Qur'an dan Sunnah Rosululloh Saw.
Umar juga membebaskan orang-orang murtad yang tertawan di masa Abu Bakar Sidiq, asalkan mereka bertobat.
Maka semua orang merasa dimaafkan dan diberi kesempatan baru untuk berprestasi di hadapan ALLOH SWT.

8. Perhatian Terhadap Pendidikan Islam
Umar bin khottob juga membiarkan setiap suku menikmati kebiasaan dan adatnya masing-masing asalkan tidak melampaui kepentingan Dien Islam.
Yang dilakukan Umar bin khottob kepada suku-suku pedalaman adalah mengirimkan para pengajar untuk memperdalam nilai nilai Islam.

9. Selalu Musyawarah
Salah satu hal lain yang membuat da'wah berkembang sukses di masa Umar bin khottob adalah berlakunya sistem musyawarah.

Umar sendiri berkata, "Kaum Muslimin berhak mengadakan musyawarah diantara sesama mereka.
Saya sendiri tak lebih hanya seorang dari kalian"

Setiap diri memikul amanah...
Setiap amanah akan diminta pertanggung-jawabannya kelak di Yaumil Akhir...

Amahah terkadang menyenangkan...
Lebih banyaknya, menyusahkan...

Umar bin Khottob sosok pribadi yang tidak terbuai oleh hal yang menyenangkan..
Tetapi juga Umar bin khottob tidak lari meninggalkan amanah tugas yang menyusahkannya...

Amanah itu bisa menghantarkan ke Surga, jika dilaksanakan sebaik baiknya dengan penuh tanggung Jawab.

Sebaliknya...

Amanah itu bisa menghantarkan ke Neraka, jika disikapi seperti barang mainan,  dilaksanakan tidak sebaik baiknya dan tidak dengan penuh tanggung Jawab.

Umar bin khottob adalah pribadi Agung dan Mulia yang patut kita contoh bagaimana sharusnya menerima dan menunaikan amanah...

Senin, 23 Juli 2018

Al-Mumit - Yang Maha Mematikan


Sedih dan bahagia adalah bagian dari hidup kita...
Hidup adalah kenyataan yang kini kita jalani...
Kematian adalah peristiwa yang pasti akan kita alami...
Hidup dan mati ada dalam kekuasaan ALLOH...
Karena ALLOH adalah Al Muhyi dan Al Mumit....

Smoga ALLOH SWT senantiasa memberi hidup dan khidupan yang baik dan diridhoi-Nya...
Dan jika mati...
Kita mati dalam keadaan khusnul khotimah...


ALLOH SWT berfirman:

هُوَ يُحْيٖ وَيُمِيْتُ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

”Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”
Q.S. Yunus (10)/56

Menciptakan dan menghidupkan ciptaan-Nya mudah bagi ALLOH, apalagi membuat ciptaan-Nya menjadi mati ataupun hancur sebagaimana sediakala, mudah saja bagi ALLOH.
Dan hanya kepada-Nyalah segala sesuatu dikembalikan, karena memang Dia Yang Maha Menghidupkan dan yang Maha Mematikan.

ALLOH Al Mumit artinya ALLOH Maha Mematikan apapun yang dikehendaki-Nya.
ALLOH tidak memilih apakah itu manusia, jin atau hewan.
Jika sudah waktunya mati maka akan mati.

ALLOH SWT berfirman:
"Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu, dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain."
Q.S. Thaha (20)/55

Orang yang dicabut nyawanya dinamakan mati karena ia sesungguhnya sudah selesai dalam menjalani hidupnya di Dunia ini.
Oleh sebab itu, kita tidak perlu berkata, sekiranya tidak ada bencana alam, tentu si fulan tidak akan mati.

Umur adalah usia yang kita lalui, sedangkan ajal adalah batas akhir dari usia dalam perjalanan hidupnya di Dunia.
Usia bertambah setiap hari; sedang ajal tidak.

ALLOH SWT berfirman:
“tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”
Q.S. Al-A'raf (7)/34

Kematian berarti perjalanan pulang atau kembali kepada asal, yaitu ALLOH SWT.
Karena itu, kalau ada berita kematian, kita baiknya membaca istirja', Inna Lillah wa Inna Ilaihi Raji'un.

ALLOH SWT berfirman:
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun".
Q.S. Al-Baqarah (2)/156

ALLOH-Al Mumit, sangat mudah bagi Alloh untuk mematikan hamba-Nya, banyak cara yang terjadi untuk mengakhiri kehidupan makhluknya di Dunia ini, seperti diturunkan-Nya musibah dan bencana, banjir yang menewaskan korban sekian banyak, gempa dengan tsunami yang memporak-porandakan sebuah negarapun bisa saja terjadi, longsor yang meluluh lantakkan sebuah perkampungan, gunung meletus dengan debu yang mematikan dan lahar yang menghancurkan sarana kehidupan, angin kencang yang menjungkirbalikkan pertanian dan perikanan, kapal yang terbakar, pesawat yang jatuh, serta sekian banyaknya alat dan cara yang mengakhiri kehidupan makhluk di Dunia ini, tidak satupun makhluk yang bisa lari dari kematian, semuanya akan berakhir sesuai dengan ajal dan ketentuannya.

Bagaimana ALLOH mengakhiri kehidupan kaum Nabi Nuh, Nabi sholeh dan Nabi Luth, sangat mudah sekali dan waktu yang tidak begitu lama menelan korban tidak sedikit, melalui azab dan musibah sangat efektif sekali bagi ALLOH mematikan hamba-Nya.
ALLOH melaksanakan janjinya dengan membinasakan orang-orang yang kafir kepada Nabi Nuh a.s. dan menyelamatkan orang-orang yang beriman.
Proses kematian ummat ketika itu melalui air bah yang datang dari berbagai arah dan merendam orang-orang kafir hingga binasa.

“dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim ."
Q.S. Huud (11)/44

ALLOH  telah mengakhiri kehidupan ummat di zaman Nabi Sholeh, mereka adalah ummat yang mengingkari kerasulan sholeh, padahal bukti-bukti kenabian itu sudah jelas ditunjukkan kepada mereka, kematian yang ditimpakan kepada mereka adalah azab suara keras yang mengguntur, demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh guntur itu, sehingga mereka hancur lebur, tanpa bekas, seakan-akan mereka tidak pernah ada.

Sebagaimana dalam firman-Nya:
“ dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu.
Ingatlah, sesungguhnya kaum tsamud mengingkari Tuhan mereka.
Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum tsamud”
Q.S. Huud (11)/67-68

Ketika terjadi hujan yang lebat dengan terus menerus, bendungan tidak mampu lagi menampung air yang semakin membludak maka akhirnya bendungan Maghrib  jebol dan hancur dengan menelan korban yang tidak sedikit dan negeri Saba’ pun hancur berantakan sebagai balasan atas kekufuran mereka.

ALLOH SWT berfirman:
”Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar yang menghancurkan segalanya dan Kami ganti kebun-kebun mereka itu dengan kebun-kebun yang ditumbuhi pohon-pohon berbuah pahit dan semacam pohon cemara dan sedikit pohon bidara”
Q.S. As Saba’ (34)/16

Begitu pula ALLOH mengakhiri hidup manusia melalui berbagai penyakit yang berjangkit di Dunia ini, selain memang penyakit itu merupakan wabah untuk mengakhiri hidupnya seseorang tapi mungkin saja itu merupakan azab yang akan mengakhirinya, bagaimana mudahnya ALLOH menciptakan dan mudah pula memusnahkan makhluk-Nya karena memang semuanya berada di atas kekuasaan-Nya, tidak satupun makhluk dapat lari dari ketentuan-Nya.

Semoga kita menjadi orang orang yang pandai bersyukur serta pandai mengunakan apa yang dikaruniakan ALLOH untuk berbhakti hanya kepada-Nya semata...

Sabtu, 21 Juli 2018

Al-Muhyi-Yang Maha Menghidupkan


Alloh berfirman:

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰى  ۗ  قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗ  قَالَ بَلٰى وَلٰـكِنْ لِّيَطْمَئِنَّ قَلْبِيْ ۗ  قَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِ فَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا  ۗ  وَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.
ALLOH berfirman: Belum percayakah engkau?
Dia (Ibrahim) menjawab: Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap). Dia (ALLOH) berfirman: Kalau begitu, ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu, kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.
Ketahuilah bahwa ALLOH Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
QS. Al-Baqarah (2)/260

Berbicara tentang menghidupkan berarti berkaitan dengan nyawa.
Dari sesuatu yang ada itu ALLOH hidupkan sehingga Dia disebut dengan Al-Muhyi.

Ketika telah ALLOH tiupkan ruh maka ruhnya tidak akan mati karena manusia mati pada hakekatnya yang mati adalah jasadnya.
Ruh adalah energi yang membuat fisik manusia bergerak, oleh sebab itu orang mati tidak bisa bergerak.
ALLOH menghidupkan dari yang mati, beku dan kaku menjadi hidup dan bergerak.
Seperti biji padi yang ditanam.
Satu biji padi yang dibiarkan, tidak akan tumbuh, ia baru akan tumbuh ketika ditanam di tanah.
ALLOH lah yang menghidupkan padi itu.
Begitu juga dengan telor, telor yang dibiarkan, tidak akan bergerak-gerak.
Tapi ketika dierami oleh induknya maka mulailah ada kehidupan.
Dari yang hanya terdiri dari putih telor dan kuningnya, ALLOH rubah menjadi tulang, kaki, mata, bulu dan lainnya.
Tidak cukup sampai di situ, ALLOH lalu meniupkan ruh untuk menghidupkannya.
Tanpa ruh ia hanya akan seperti boneka dan patung.
Itulah sebabnya ALLOH disebut Al-Muhyi.

Bila manusia mengingat proses itu, maka ia tidak akan berani berbuat macam-macam kepada ALLOH, karena kunci nyawanya ada di tangan ALLOH.
Ruhnya berada di tangan ALLOH SWT.
Ketika manusia tidur di malam hari maka ketika itu ALLOH tahan sementara nyawanya.
Saat ALLOH kirim lagi nyawanya maka ia bisa hidup kembali, tapi bila ditahan terus maka ia akan mati.
Ashabul kahfi yang tidur hingga ratusan tahun, itu adalah ALLOH yang menidurkannya, untuk menyelamatkan mereka dari ancaman penguasa sistem kufur yang bertahan 3 abad lebih.

Orang yang tidur, argo meternya dihitung dalam keadaan hidup, artinya ia tetap ada kewajiban untuk beramal sholeh.
Bila tidurnya lama maka banyak kewajiban yang tidak dikerjakanmya...
Manusia yang tidur dan tidak beraktifitas maka dianggap mati, atau orang tidak tidur tapi tidak beribadah, waktunya hanya digunakan untuk perbuatan yang sia sia maka itu juga dianggap mati.

ALLOH SWT berfriman;
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,”
QS. Al-Mulk (67)/2

Kenapa dalam ayat di atas ALLOH terlebih dahulu menyebut kata kematian, baru kemudian kehidupan?
Itu disebabkan sebelum manusia ada, manusia mati dan baru kemudian ALLOH hidupkan.
Sebelum ruh ditiupkan dalam jasad manusia, meski sudah ada jasadnya maka ia tetap mati.
Itu semua bertujuan untuk menguji manusia siapa yang paling baik amalnya.

Di Dunia ini ada dua hal yang membuat banyak orang kehilangan banyak amal sholeh, yaitu banyak tidur dan melakukan perbuatan yang sia sia.
Oleh sebab itu, seorang hamba harus selalu ingat bahwa hidup itu terbatas, sebentar lagi akan mati.
Untuk itu, berikan yang terbaik untuk ALLOH. Maksimalkan waktu yang ALLOH karuniakan untuk beramal sholeh.
Waktu 24 jam itu tidak bisa ditambah, tapi bisa berkurang.
Setiap hari ALLOH putar waktu 24 jam itu.
Maka orang yang bisa memaksimalkan waktunya dengan amal shaleh ia akan menjadi orang yang sukses, adapun selain itu disebut gagal.

Rosululloh saw. bersabda,
”Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang,”
HR. Bukhari

Karenanya, hidup harus disetting, agar hidup menjadi lebih bermakna..
Hidup yang sebenarnya adalah untuk ibadah kepada ALLOH.
Jika hidup tidak disetting, maka ketika mati nanti akan menjadi masalah besar, akan mengalami kerugian besar.

ALLOH SWT berfirman;
“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat ALLOH.
Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi,”
QS. Al-Munafiqun (63)/9

"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu penghuni Surga.
Mereka kekal di dalamnya."
QS. Al-Baqarah (2)/82

Itulah jaminan surga hanya diperuntukkan bagi orang yang beriman dan beramal sholeh.

Oleh sebab itu, sebelum kematian datang hendaknya gunakan waktu yang dikaruniakan ALLOH itu untuk beramal sholeh, karena kematian tidak bisa dimajukan dan diakhirkan.

“Sesungguhnya ketetapan ALLOH apabila telah datang, tidak dapat ditangguhkan, kalau kamu mengetahui,”
QS. Nuh (71)/4

Hal pokok yang harus  ditanamkan pada diri seorang muslim, yaitu ALLOH telah berikan manusia kehidupan maka harus disyukuri.

Tidak ada yang dapat menghidupkan kecuali hanya ALLOH.
Maka tidak ada lagi peluang untuk main-main dengan hidup ini, karena argo meternya jalan terus.
Dipakai untuk tidur dihitung dan ketika dipakai untuk ibadah juga dihitung, begitu pula ketika dipakai untuk hal yang sia sia.
Semuanya akan dihitung dan kalkulasinya akan diberikan dalam bentuk kitab.
BIla amalnya bagus dan benar maka kitabnya akan diberikan dari sebelah kanan.
Tapi bila seseorang banyak membuang-buang waktu dan lalai dari menunaikan tugas dan kewajibannya, maka bukunya akan diberikan dari sebelah kiri.
Karenanya hidup ini tidak ada yang menakutkan selama waktunya diisi dengan amal sholeh.

Berapapun kita dikaruniakan umur, yang terpenting waktunya digunakan untuk iman dan amal sholeh, bukan untuk hal-hal yang melalaikan.
Tidak perlu minta dipanjangkan umur.
Apabila minta diberi panjang umur, Lalu dipanjangkan umurnya 20 tahun, ALLOH berikan sakit lumpuh sehingga tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa beramal sholeh, bahkan menyusahkan orang lain.
Tentu menjadi berarti berumur panjang, keadaannya demikian.
Karenanya..
Hidup harus punya tujuan yang pasti.
Agar ketika diambil oleh ALLOH kapanpun, kita dalam khusnul khotimah.

Agar hidup yang ALLOH karuniakan ini bermakna, maka hendaknya kita berdo’a supaya umur dan rizqi kita diberkahi hingga dapat berbuat taat kepada ALLOH dan rosul-Nya melalui Dien Islam.

Belajar Takwa dari Pribadi Sahabat Utama Rosululloh, Abu Bakar rodiyallohu anhu


Kita Belajar Taqwa dari Pribadi Sahabat Utama Rosululloh, Abu Bakar rodiyallohu anhu

ALLOH subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ. وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ. إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ. وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Alloh) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.
Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan”.
QS. Al Lail (92) 17-21

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam yang paling utama bahkan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rosul.
Abu Bakar memeluk Islam tatkala orang-orang masih mengingkari Nabi.
Ammar bin Yasir rodhiallohu ‘anhu mengatakan:
“(Di awal Islam) Aku melihat Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam hanya bersama lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakar ash-Shiddiq ralodhiallalohu ‘anhum ‘ajmain.”
H.R. Riwayat Bukhari

Ash-shiddiq disematkan padanya karena ia selalu membenarkan apa yang datang dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana pada pagi hari setelah kejadian isro mi’raj orang-orang kafir berkata kepadanya: “Temanmu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam”.
Abu Bakar menjawab: “Jika ia berkata demikian, maka itu benar”.

‘Amr bin Al Ash r.a. bertanya kepada Nabi shollallohu’alahi wa sallam:
“Siapa orang yang kau cintai?.
Rosululloh menjawab:
‘Aisyah’.
Aku bertanya lagi:
‘Kalau laki-laki?’.
Beliau menjawab:
‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)”.
H.R. Muslim.

Umar bin al-Khottob menyifati keimanan Abu Bakar dengan permisalan yang sangat luar biasa.
Umar mengatakan:
“Seandainya ditimbang iman Abu Bakar dengan iman seluruh penduduk bumi, niscaya lebih berat iman Abu Bakar.”

Diriwayatkan dari Aisyah rodhiallohu ‘anha, ia menceritakan, setiap harinya Rosululloh selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari, namun pada hari dimana Rosululloh diizinkan untuk berhijrah, beliau datang tidak pada waktu biasanya.
Abu Bakar yang melihat kedatangan Rosululloh berkata:
“Tidaklah Rosululloh datang di waktu (luar kebiasaan) seperti ini, pasti karena ada urusan yang sangat penting”.
Saat tiba di rumah Abu Bakar, Rosululloh bersabda:
“Aku telah diizinkan untuk berhijrah”.
Kemudian Abu Bakar menanggapi:
“Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai Rosululloh?”
Rosululloh menjawab:
“Iya, temani aku”.
Abu Bakar pun menangis.
Kemudian Aisyah mengatakan:
“Demi Alloh!
Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia.
Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”.
Abu Bakar kemudian berkata:
“Wahai Nabi Alloh, ini adalah kedua kudaku yang telah aku persiapkan untuk hari ini”.
AR. Bukhari

Subhanalloh!
Abu Bakar menangis bahagia karena bisa hijrah bersama Rosululloh, padahal hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar membuat nyawa terancam, meninggalkan harta, meninggalkan keluarga; anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada Rosululloh membuatnya lebih mengutamakan Rosululloh daripada harta, anak, istri, bahkan dirinya sendiri.

Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya
sehingga tatkala membaca Al-Quran, matanya senantiasa berurai air mata.
Tatkala Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin.
Lalu Aisyah mengomentari hal itu, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia membaca Al-Quran, ia tak mampu menahan tangisnya”.
Aisyah khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah.
Namun Rosululloh saw tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.

Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang diperintahkan Rosululloh untuk berhijrah ke negeri Habasyah.
Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang bernama Barku al-Ghumad, Abu Bakar berjumpa dengan seseorang yang dikenal dengan Ibnu Dughnah yang kemudian menanyakan perihal tentangnya.
Lalu Ibnu Dughnah mengajak Abu Bakar kembali ke Mekah dan ia berkata kepada kafir Quraisy:
“Apakah kalian mengusir orang yang suka menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong di jalan kebenaran?”
H.R. Bukhari

Orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada Ibnu Dhughnah agar ia meminta Abu Bakar membaca Al-Quran di dalam rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi di tempat-tempat umum.
Mereka khawatir istri-istri dan anak-anak mereka terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu Bakar.

Dikisahkan pula dari Aisyah rodhiallohu’anha, ia berkata:
“Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya.
Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu.
Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya.
Tiba-tiba sang budak berkata:
 ‘Apakah Anda tahu dari mana makanan ini?’.
Abu Bakar bertanya:
‘Dari mana?’
Ia menjawab:
‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang.
Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya.
Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku.
Yang Anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu.
Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan.”
H.R. Bukhari

Ada seseorang yang bertanya pada rosululloh saw:
“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rosululloh?"
Beliau berkata:
“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Orang tersebut menjawab:
 “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak sholat, banyak puasa dan banyak sedekah.
Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Alloh dan Rosul-Nya.
”Beliau shollallohu ‘alaihi wa salam berkata:
“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam:
*Anta ma’a man ahbabta.*
"Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”

Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar.
Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
H.R. Bukhari

Mencintai ALLOH adalah mengikuti aturan-Nya..
Mencintai rosul adalah mengikuti sunnahnya..
 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT