Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Sabtu, 21 Juli 2018

Belajar Takwa dari Pribadi Sahabat Utama Rosululloh, Abu Bakar rodiyallohu anhu


Kita Belajar Taqwa dari Pribadi Sahabat Utama Rosululloh, Abu Bakar rodiyallohu anhu

ALLOH subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَسَيُجَنَّبُهَا الْأَتْقَى. الَّذِي يُؤْتِي مَالَهُ يَتَزَكَّىٰ. وَمَا لِأَحَدٍ عِنْدَهُ مِنْ نِعْمَةٍ تُجْزَىٰ. إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَىٰ. وَلَسَوْفَ يَرْضَىٰ

“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Alloh) untuk membersihkannya, Padahal tidak ada seorang pun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi.
Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan”.
QS. Al Lail (92) 17-21

Abu Bakar ash-Shiddiq adalah sahabat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam yang paling utama bahkan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rosul.
Abu Bakar memeluk Islam tatkala orang-orang masih mengingkari Nabi.
Ammar bin Yasir rodhiallohu ‘anhu mengatakan:
“(Di awal Islam) Aku melihat Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam hanya bersama lima orang budak, dua orang wanita, dan Abu Bakar ash-Shiddiq ralodhiallalohu ‘anhum ‘ajmain.”
H.R. Riwayat Bukhari

Ash-shiddiq disematkan padanya karena ia selalu membenarkan apa yang datang dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana pada pagi hari setelah kejadian isro mi’raj orang-orang kafir berkata kepadanya: “Temanmu (Muhammad) mengaku-ngaku telah pergi ke Baitul Maqdis dalam semalam”.
Abu Bakar menjawab: “Jika ia berkata demikian, maka itu benar”.

‘Amr bin Al Ash r.a. bertanya kepada Nabi shollallohu’alahi wa sallam:
“Siapa orang yang kau cintai?.
Rosululloh menjawab:
‘Aisyah’.
Aku bertanya lagi:
‘Kalau laki-laki?’.
Beliau menjawab:
‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar)”.
H.R. Muslim.

Umar bin al-Khottob menyifati keimanan Abu Bakar dengan permisalan yang sangat luar biasa.
Umar mengatakan:
“Seandainya ditimbang iman Abu Bakar dengan iman seluruh penduduk bumi, niscaya lebih berat iman Abu Bakar.”

Diriwayatkan dari Aisyah rodhiallohu ‘anha, ia menceritakan, setiap harinya Rosululloh selalu datang ke rumah Abu Bakar di waktu pagi atau di sore hari, namun pada hari dimana Rosululloh diizinkan untuk berhijrah, beliau datang tidak pada waktu biasanya.
Abu Bakar yang melihat kedatangan Rosululloh berkata:
“Tidaklah Rosululloh datang di waktu (luar kebiasaan) seperti ini, pasti karena ada urusan yang sangat penting”.
Saat tiba di rumah Abu Bakar, Rosululloh bersabda:
“Aku telah diizinkan untuk berhijrah”.
Kemudian Abu Bakar menanggapi:
“Apakah Anda ingin agar aku menemanimu wahai Rosululloh?”
Rosululloh menjawab:
“Iya, temani aku”.
Abu Bakar pun menangis.
Kemudian Aisyah mengatakan:
“Demi Alloh!
Sebelum hari ini, aku tidak pernah sekalipun melihat seseorang menagis karena berbahagia.
Aku melihat Abu Bakar menangis pada hari itu”.
Abu Bakar kemudian berkata:
“Wahai Nabi Alloh, ini adalah kedua kudaku yang telah aku persiapkan untuk hari ini”.
AR. Bukhari

Subhanalloh!
Abu Bakar menangis bahagia karena bisa hijrah bersama Rosululloh, padahal hijrah dari Mekah ke Madinah kala itu benar-benar membuat nyawa terancam, meninggalkan harta, meninggalkan keluarga; anak dan istri yang ia cintai, tapi cinta Abu Bakar kepada Rosululloh membuatnya lebih mengutamakan Rosululloh daripada harta, anak, istri, bahkan dirinya sendiri.

Abu Bakar adalah seorang laki-laki yang amat lembut hatinya
sehingga tatkala membaca Al-Quran, matanya senantiasa berurai air mata.
Tatkala Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam sakit menjelang wafatnya, beliau memerintahkan Abu Bakar agar mengimami kaum muslimin.
Lalu Aisyah mengomentari hal itu, “Sesungguhnya Abu Bakar adalah seorang yang sangat lembut, apabila ia membaca Al-Quran, ia tak mampu menahan tangisnya”.
Aisyah khawatir kalau hal itu mengganggu para jamaah.
Namun Rosululloh saw tetap memerintahkan agar Abu Bakar mengimami kaum muslimin.

Abu Bakar adalah salah seorang sahabat yang diperintahkan Rosululloh untuk berhijrah ke negeri Habasyah.
Dalam perjalanan menuju Habasyah, saat sampai di suatu wilayah yang bernama Barku al-Ghumad, Abu Bakar berjumpa dengan seseorang yang dikenal dengan Ibnu Dughnah yang kemudian menanyakan perihal tentangnya.
Lalu Ibnu Dughnah mengajak Abu Bakar kembali ke Mekah dan ia berkata kepada kafir Quraisy:
“Apakah kalian mengusir orang yang suka menghilangkan beban orang-orang miskin, menyambung silaturahim, menanggung orang-orang yang lemah, menjamu tamu, dan selalu menolong di jalan kebenaran?”
H.R. Bukhari

Orang-orang kafir Quraisy mengeluh kepada Ibnu Dhughnah agar ia meminta Abu Bakar membaca Al-Quran di dalam rumahnya saja, tidak di halaman rumah, apalagi di tempat-tempat umum.
Mereka khawatir istri-istri dan anak-anak mereka terpengaruh dengan lantunan ayat suci yang dibaca oleh Abu Bakar.

Dikisahkan pula dari Aisyah rodhiallohu’anha, ia berkata:
“Abu Bakar ash-Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan kharraj (setoran untuk majikan) padanya.
Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu.
Pada suatu hari ia datang dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya.
Tiba-tiba sang budak berkata:
 ‘Apakah Anda tahu dari mana makanan ini?’.
Abu Bakar bertanya:
‘Dari mana?’
Ia menjawab:
‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang menyembuhkan orang.
Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya menipunya.
Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku.
Yang Anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu.
Akhirnya Abu Bakar memasukkan tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan.”
H.R. Bukhari

Ada seseorang yang bertanya pada rosululloh saw:
“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rosululloh?"
Beliau berkata:
“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”
Orang tersebut menjawab:
 “Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak sholat, banyak puasa dan banyak sedekah.
Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Alloh dan Rosul-Nya.
”Beliau shollallohu ‘alaihi wa salam berkata:
“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam:
*Anta ma’a man ahbabta.*
"Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.”

Anas pun mengatakan, “Kalau begitu aku mencintai Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar.
Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”
H.R. Bukhari

Mencintai ALLOH adalah mengikuti aturan-Nya..
Mencintai rosul adalah mengikuti sunnahnya..

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT