Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Kamis, 26 Juli 2018

Mari Kita Belajar Taqwa Kepada Sahabat Rosululloh, Umar bin Khottob rodiyallohu anhu



Saat ini...
Mari Kita Belajar Taqwa Kepada Sahabat Rosululloh, Umar bin Khottob rodiyallohu anhu

Setelah masuk Dien Islam, Umar bin khottob banyak memiliki sifat-sifat yang sangat luar biasa yang membuat amanahnya sukses luar biasa..
Sifat dan kepribadian yang patut kita contoh jika Ingin sukses dalam melaksanakan amanahnya.

Sifat Sifat yang Patut dicontoh itu adalah:

1. Pemberani
Sifat pemberani adalah sifat dasar yang dimiliki Umar bin Khottob sebelum masuk Dien  Islam.
Maka ketika beliau masuk Dien Islam sifat pemberani ini beliau arahkan dalam membela da`wah Rosululloh saw. Orang yang berani terang-terangan melakukan hijrah ke kota Madinah adalah Umar bin Khattab.

Beliau malah menantang orang-orang kafir Quraisy dengan perkataan:
"Siapa yang ingin istrinya menjadi janda, anaknya menjadi yatim maka halangilah saya untuk hijrah" dan tidak ada orang kafir Quraisy yang berani menghalangi Umar bin khottob melaksanakan hijrah.

2. Sederhana
Umar bin khottob adalah pribadi yang sederhana ketika telah masuk Dien Islam.
Hal ini bisa dibuktikan ketika beliau menjabat sebagai khalifah.
Umar tidak pernah tinggal di sebuah istana, tapi beliau tinggal di sebuah bangunan sederhana dekat mesjid, dan lebih sering berada di Masjid untuk menjalankan amanahnya.

Sikap tawadhu nya tampak ketika ia datang ke daerah taklukan, untuk serah terima kunci penguasa kota Roma, ia berjalan dengan memakai pakaian yang sederhana, diiringi oleh Patrik Yerusalem, Sophronius yang berpakaian mewah.

3. Adil
Umar bin khottob juga dikenal sebagai pemimpin yang adil.
Hal ini dirasakan oleh seorang kakek Yahudi, yang rumahnya berda di dekat mesjid.
Pada saat itu Gubernur Mesir `Amr bin Ash' akan melakukan pelebaran Mesjid, dan rumah orang Yahudi tersebut harus dibongkar.
Dengan kebijakan
ganti rugi `Amr bin Ash' merayu orang yahudi tersebut untuk pindah, namun dia enggan.
Namun `Amr bin `Ash bersikeras untuk membongkar rumah tersebut.
Maka orang Yahudi tersebut mendatangi Khalifah Umar dan menceritakan apa yang terjadi kepada dirinya.
Maka Umar mengambil sebuah tulang dan membuat garis dengan pedang di atas tulang tersebut dan menyuruh orang Yahudi tersebut untuk membawa dan menyerahkannya kepada `Amr bin `Ash.
Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut pulang ke Mesir dan menghadap kepada `Amr bin `Ash sambil menyerahkan tulang yang diberikan oleh Umar bin Khattab.
Ketika `Amr bin `Ash menerima tulang tersebut pucatlah wajah beliau dan menyuruh para pengawalnya untuk menghentikan pembongkaran.
Dengan penuh keheranan orang Yahudi tersebut bertanya kepada `Amr bin `Ash tentang apa yang terjadi.

Maka `Amr menjawab: bahwa Umar telah mengingatkan aku sebagai seorang pemimpin yang harus berlaku adil terhadap rakyatnya.
Maka kagumlah orang Yahudi tersebut maka ia masuk Islam dan merelakan rumahnya untuk dibongkar.

4. Tegas
Salah satu bentuk ketegasan Umar bin Khattab adalah ketika beliau memecat Khalid bin Walid sebagai panglima perang dengan pemikiran bahwa Umar merasa takut kalaulah umat Islam terlalu mendewakan Khalid bin Walid yang telah berhasil memimpin pasukannya meraih kemenangan dalam beberapa pertempuran; dan hal itu diterima dengan lapang dada oleh Khalid bin Walid.

5. Loyalitas Tinggi
Umar bin khottob adalah orang yang memiliki rasa cinta yang tinggi terhadap ALLOH SWT, Rosululloh saw.
Kecintaannya itu beliau buktikan dengan menginfakkan setengah harta beliau untuk da`wah Rosululloh saw demi tegaknya Dien Islam.
Dan yang paling mengharukan rasa cinta beliau adalah bagaimana ia tidak menerima kematian Rosululloh saw; sampai mengancam orang yang berkata Rosululloh telah meninggal maka ia akan menemui ajalnya.
Hal ini sampai ke telinga Abu Bakar, maka beliau berkata:
`Barang siapa yang menyembah Muhammad, sungguh dia telah meninggal; tapi barang siapa yang  menyembah Alloh SWT, maka Dia itu hidup selamanya takkan pernah mati".

Kemudian beliau membaca surat Ali-Imran ayat 144.

"Dan Muhammad hanyalah seorang rosul; sebelumnya telah berlalu beberapa rosul.
Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)?
Barang siapa berbalik ke belakang, maka dia tidak akan merugikan ALLOH sedikit pun.
ALLOH akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur."
Q.S. Ali 'Imran (3)/144

Mendengar itu Umar bin khottob tersadar dan menitikkan air mata pertanda kesedihannya.

6. Tanggung Jawab
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Hal ini dibuktikan ketika beliau selalu berpatroli mengontrol rakyatnya sambil memikul keperluan rakyatnya.

Pernah suatu waktu beliau melihat seorang ibu yang sedang membohongi anaknya yang kelaparan pura-pura menanak beras, padahal batu yang ada dalam wadah tersebut.
Melihat hal tersebut Umar mengambil gandum dan beliau pikul sendiri.
Ketika pengawalnya menawarkan untuk memikulnya, maka Umar berkata:
Apakah kamu akan menjerumuskan aku ke dalam neraka karena telah menelantarkan rakyatku dan membiarkannya kelaparan?

7. Hati hati Dan waspada
Bila orang lain yang saat itu menjadi khalifah, kemungkinan besar ia akan menyerahkan semua urusan amanah kepada ahlinya bgitu saja.
Namun Umar ra tidak demikian.
Selain memberi kebebasan bagi para panglima dan aparatnya untuk bertindak tapi benar, ia juga ikut memikul tanggung jawab sampai ke hal-hal kecil.

Dengan penuh kesadaran dan sangat berhati-hati,
Umar bin khottob membiarkan sistem organisasi tumbuh dengan sendirinya dalam panduan Al-Qur'an dan Sunnah Rosululloh Saw.
Umar juga membebaskan orang-orang murtad yang tertawan di masa Abu Bakar Sidiq, asalkan mereka bertobat.
Maka semua orang merasa dimaafkan dan diberi kesempatan baru untuk berprestasi di hadapan ALLOH SWT.

8. Perhatian Terhadap Pendidikan Islam
Umar bin khottob juga membiarkan setiap suku menikmati kebiasaan dan adatnya masing-masing asalkan tidak melampaui kepentingan Dien Islam.
Yang dilakukan Umar bin khottob kepada suku-suku pedalaman adalah mengirimkan para pengajar untuk memperdalam nilai nilai Islam.

9. Selalu Musyawarah
Salah satu hal lain yang membuat da'wah berkembang sukses di masa Umar bin khottob adalah berlakunya sistem musyawarah.

Umar sendiri berkata, "Kaum Muslimin berhak mengadakan musyawarah diantara sesama mereka.
Saya sendiri tak lebih hanya seorang dari kalian"

Setiap diri memikul amanah...
Setiap amanah akan diminta pertanggung-jawabannya kelak di Yaumil Akhir...

Amahah terkadang menyenangkan...
Lebih banyaknya, menyusahkan...

Umar bin Khottob sosok pribadi yang tidak terbuai oleh hal yang menyenangkan..
Tetapi juga Umar bin khottob tidak lari meninggalkan amanah tugas yang menyusahkannya...

Amanah itu bisa menghantarkan ke Surga, jika dilaksanakan sebaik baiknya dengan penuh tanggung Jawab.

Sebaliknya...

Amanah itu bisa menghantarkan ke Neraka, jika disikapi seperti barang mainan,  dilaksanakan tidak sebaik baiknya dan tidak dengan penuh tanggung Jawab.

Umar bin khottob adalah pribadi Agung dan Mulia yang patut kita contoh bagaimana sharusnya menerima dan menunaikan amanah...

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT