Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Senin, 20 Agustus 2018

AL-MAJID - Maha Mulia dan Luhur Dzat-Nya



ALLOH SWT berfirman:

وَهُوَ الْغَفُوْرُ الْوَدُوْدُ
ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيْدُ

"Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih,"
"yang memiliki 'Arsy, lagi Maha Mulia,"
QS. Al-Buruj (85)/14-15

AL-MAJID menunjukan adanya sifat-sifat kemulian, kebesaran dan keagungan bagi ALLOH ‘Azza wa Jalla.

Inilah makna ucapan seorang hamba:
“Tiada sesembahan yang benar selain ALLOH dan ALLOH Maha Besar.”

Kalimat “Tiada sesembahan yang benar selain ALLOH” menunjukkan ketuhanan-Nya dan kesendirian-Nya dalam sifat ketuhanan tersebut.
Ketuhanan-Nya mengharuskan kecintaan terhadap-Nya secara sempurna.
Kalimat “ALLOH Maha besar” menunjukkan keagungannya.

AL-MAJID adalah dzat yang memiliki banyak sifat yang agung lagi mulia.
Nama ini maknanya kembali kepada kebesaran sifat-sifat-Nya, banyaknya, serta luasnya sifat tersebut, keagungan kerajaan-Nya dan kekuasaan-Nya, keesaan-Nya dalam kesempurnaan yang mutlak, keagungan yang mutlak, dan keindahan yang mutlak, dimana tidak mungkin bagi hamba-hamba-Nya untuk meliputi sifat-Nya walau sedikit saja dari-Nya.
Dia Maha besar atas segala sesuatu, Maha Agung atas segala sesuatu, Maha Mulia, dan Maha Tinggi atas segala sesuatu.

Itulah Robb kita, sesembahan kita, kepada-Nya kita tunduk, kepada-Nya kita bungkukkan tubuh kita dalam rukuk,
kepada-Nya kita letakkan dahi kita dalam sujud.
Kepada-Nya kita tengadahkan dua telapak tangan kita dalam doa, memohon segala hajat kita dan mengadukan segala urusan kita.

Demi-Nya kita jalankan syariat ini dengan selalu merasa diawasi oleh-Nya.
Demi-Nya kita tinggalkan segala perbuatan yang dilarang-Nya dengan selalu merasa diawasi oleh-Nya.
Dia Maha agung lagi Mulia.
Semua yang kita lakukan karena-Nya tidak akan sia-sia.

Sungguh, mereka yang tidak mau tunduk, rukuk, dan sujud kepada-Nya, enggan untuk taat kepada-Nya, dan tetap bermaksiat kepadanya; mereka tidak menghormati ALLOH ‘Azza wa Jalla dengan semestinya.

ALLOH SWT berfirman:
"Dan mereka tidak mengagungkan ALLOH sebagaimana mestinya padahal Bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.
Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka sekutukan."
QS. Az-Zumar (39)/67

Al Maajid adalah dzat Yang Maha Mulia, Kemuliaan-Nya diatas semua makhluk-makhluk-Nya.
Kemuliaan-Nya abadi untuk selama-lamanya dan tidak mengalami perubahan sedikitpun.
ALLOH Yang Maha Mulia, DIA memperlihatkan Kedermawanan dan Kemurahan-Nya kepada orang orang yang dekat kepada-Nya.

ALLOH SWT memberikan kita lebih banyak dari yang kita butuhkan dan juga karunia sifat baik, yang membuat kita mampu mengerjakan perbuatan perbuatan baik.
ALLOH SWT  akan mencintai dan memuliakan kita atas sifat yang telah DIA berikan dan memberikan imbalan kepada kita dengan mengampuni dosa dan kesalahan kita.

DIA menyembunyikan dosa dan kesalahan kita dari orang lain dan bahkan dari diri kita sendiri.
ALLOH menerima tobat kita, melindungi hak hak kita, meringankan kesulitan kesulitan kita, menyediakan jalan bagi kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan kita.

Seorang hamba yang mengingat kemurahan ALLOH Yang Maha Agung seharusnya mencintai-Nya, mematuhi perintah-Nya dengan ikhlas dan merasa takut kepada-Nya dengan mencintai- Nya karena takut kehilangan rahmat dari sang kekasih.

Al Majid dipakai untuk menyifati Al-Qur'an, yaitu sebagaimana dalam firman-Nya:
"Qaaf. Demi Al-Qur'an yang mulia."
QS. Qaf (50)/1

AL-MAJID digunakan juga untuk menyifati Al-Qur’an.
Ayat berikut ini merupakan Isyarat, bahwa jalan untuk meraih keselamatan, sukses, kejayaan, kebahagiaan, dan kemuliaan adalah dengan mengikuti petunjuk Al-Qur’an.

Sebagaimana dalam firman-Nya:
"Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus.
Maka ikutilah!
Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa."
QS. Al-An'am (6)/153

Penggunaan kata AL-MAJID untuk menyifati Al-Qur’an memberi pengertian bahwa Al-Qur’an adalah puncak dari segala kebenaran, kebaikan, dan keindahan.
setelah Al-Qur’an, tidak ada lagi wahyu yang diturunkan ALLOH, sebab Al-Qur’an sudah sampai pada batas tertinggi, merupakan kalam ILAHI yang tiada tandingnya lagi.
Bahkan, ALLOH SWT menantang siapa pun untuk membuat yang sama, jika mampu.

ALLOH SWT berfirman:
"Katakanlah, Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain."
Q.S. Al-Isra' (17)/88

Bagi ALLOH, sifat AL-MAJID adalah suatu yang niscaya.
Menurut Al-Ghozali, tidak ada  seorangpun yang memiliki kombinasi dari tiga kemuliaan selain ALLOH.
Karenanya, mustahil
bagi manusia, jin dan malaikat menyandang sifat AL-MAJID.
Tidak ada yang mampu Menggabungkan ketiga Kemuliaan yang terangkum dalam sifat AL-MAJID.
Kombinasi tiga kemuliaan Itu adalah:
(1) Mulia dzatnya,
(2) Indah perbuatan-Nya, dan
(3) Banyak anugerah-Nya.

Sungguh pun demikian, Kita tetap berusaha untuk meneladani sifat AL-MAJID semampunya.
Kita berusaha untuk bersungguh-sungguh mencapai kemuliaan tanpa meminta untuk dipuji manusia, karena kemuliaan kita dI depan manusia tidak berarti apa-apa di sisi ALLOH, Sebab bagaimanapun hebatnya, di hadapan ALLOH kita adalah hamba yang hina dina.

Kita tidak bisa mengurus diri sendiri selain bergantung kepada-Nya.
Kita tersesat kecuali atas petunjuk-Nya.
Kita bodoh tanpa ajaran-Nya.
Kita hina tanpa Kemuliaan-Nya.
Kemuliaan itu adalah milik ALLOH yang dikaruniakan kepada mereka yang dikehendakinya.
Jika DIA berkehendak memuliakan seseorang, maka tidak ada kekuatan manapun yang bisa menghalanginya.

Demikian pula sebaliknya, jika ALLOH menghendaki kehinaan pada diri seseorang, maka tiada kekuatan apapun yang bisa mencegahnya.

Sebagaimana dalam firman Nya:
"agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama ALLOH pada beberapa hari yang telah ditentukan atas rizqi yang Dia berikan kepada mereka berupa hewan ternak.
Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir."
Q.S. Al-Hajj (22)/28

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT