Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Rabu, 08 Agustus 2018

Belajar Taqwa Kepada Sahabat Rosululloh, Ali bin Abi Thalib rodiyallohu anhu


Semoga ALLOH subhanahu wa ta'ala snantiasa memberikan tuntunannya kepada kita semua...
Serta kita snantiasa hidup dalam ridho Nya baik di Dunia hingga di Akhirat.

Mari Kita Belajar Taqwa Kepada Sahabat Rosululloh, Ali bin Abi Thalib rodiyallohu anhu

Setelah masuk Dien Islam, Ali bin Abi Thalib memiliki kpribadian yang begitu loyal terhadap segala yang berkaitan dengan kpentingan Dien Islam..
Ali bin Abi Thalib ra merupakan salah satu dari empat sahabat utama Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam.

Sifat kepribadian yang Patut kita contoh dari sahabat Ali bin Abi Thalib rodiyallohu anhu adalah:

1. Pemberani
Ali merupakan sosok yang sangat pemberani.
Di usia yang sangat muda Ali sudah mengikuti perang bersama Rosululloh baik di perang Badar dan Uhud.
Ali bagikan elang ganas yang menyerang ke dalam kepungan musuh tanpa ada rasa takut.
Ali juga yang selalu mewakili dari Kaum Muslimin untuk duel melawan kaum Kafir sebelum dimulainya peperangan.

2. Cerdas
Ali merupakan sahabat yang banyak meriwayatkan hadits dari Rosululloh baik perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi.
Sayyidina Ali mempunyai kemampuan kuat hapalannya serta beliau juga salah satu sahabat yang hafal al-Qur'an.

3. Berwawasan Luas
Ali merupakan orang yang pintar dan cerdik.
Kepintaran ali pernah disampaikan dan dipuji Rosululloh.
Dalam sebuah hadits Rosululloh bersabda:
"Aku adalah Kotanya Ilmu dan Ali ialah Pintunya.
Dan tidak lah bisa apabila ingin memasuki kota tanpa melewati pintunya".

4. seorang yang zuhud.
Ali bin Abu Thalib tak sedikit pun terpesona dan terlena dengan kehidupan dunia.
Ia benar-benar mengatahui hakikat kehidupan yang sebenarnya.
Oleh karena itu, ia mampu mengendalikan perhiasan dunia yang begitu menggoda.
Itulah cahaya kezuhudan yang tertanam dalam jiwanya.

Ketika memangku jabatan khalifah, ia diminta untuk tinggal di istana Negara sebagai Amirul Mukminin.
Sebuah gedung yang tinggi, sangat indah, megah dan mempesona. Ketika melihatnya, secara spontan ia berpaling ke belakang seraya berkata:
“..... Aku tidak sudi tinggal di dalamnya untuk selama-lamanya!”

Begitulah, beliau menolak untuk tinggal di istana.
Beliau tetap tingga di rumahnya yang sangat sederhana sampai berpisah dengan dunia.

Kekhalifahan tidak lah menambah kemuliaannya, justru beliau yang memperindah kekhalifahan dengan keadilan, zuhud, dan ilmunya.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ahmad bin Hambal: “Sesungguhnya kekhalifahan tidaklah menghiasi Ali, justru beliaulah yang menghiasiasi kekhalifahan tersebut.”

5. Sifatnya yang Rendah Hati.
Ali bin Abu Thalib pernah membeli kurma dengan harga satu dirham, maka ia menjinjingnya sendiri. Kemudian banyak orang yang menawarkan diri untuk membantunya.
Maka, Ali berkata:
“Tidak! Seorang kepala keluarga lebih berhak untuk membawanya sendiri.” (HR. Ahmad)

Allohu Akbar...
betapa tingginya sifatnya.
Betapa jelas sikap kelembutan pada rakyatnya.
Ialah Amirul Mukminin yang menjinjing belanjaannya sendiri, berjalan di pasar bersama rakyatnya, tidak ridho atas bantuan orang yang menawarkan bantuannya, sebab ia merasa mampu dan tidak membutuhkan bantuan tersebut.

Sifat rendah hatinya ini didasari oleh keyakinannya pada urgensi dari akhlak tersebut.
Ia yakin bahwa sikap rendah hati akan mempengaruhi masyarakat sekitar sehingga mereka pun merasa senang dan bahagia hidup bersama.
Bahkan, inilah satu sikap yang diperintahkan oleh ALLOH kepada Rosul-Nya, Nabi Muhammad saw.

ALLOH SWT berfirman:
dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.
Q.S. Asy-Syu'ara (26)/215

6. Bersikap Bijaksana.
Sudah diketahui bahwa Ali bin Abu Thalib memiliki sikap yang tegar dan kuat pendirian dalam membela kebenaran.
Setelah dipilih menjadi khalifah, ia cepat mengambil tindakan dengan segera mengambil perintah yang menunjukkan ketegasan sikapnya, di antaranya:
a. Memecat beberapa gubernur yang pernah diangkat oleh Utsman bin Affan yang berasal dari Bani Umayah.
Sebab, menurut ijtihad Ali bin Abu Thalib mereka adalah penyebab terjadinya fitnah dan kerusuhan.
b. Mengembalikan tanah-tanah dan hibah dalam jumlah yang sangat besar kepada para pemilik tanah sebelumnya.

7. Bersikap Adil walaupun kepada Musuh.
Ashim bin Kulaib pernah meriwayatkan tentang keadilannya tentang anak-anaknya.
Ia berkata:
“Pada suatu hari, Ali bin Abu Thalib datang dari Ashbahan membawa harta, maka ia membagi harta itu menjadi tujuh bagian.
Kemudian ia pun membagi rotinya menjadi tujuh bagian sebagaimana ia membagi hartanya.
Kemudian mengundi ketujuh anaknya tersebut, siapa pun nama mereka yang keluar, maka akan mendapatkan bagian untuk pertama kali.”

Akhlak Ali bin Abu Thalib sangat luas, sampai-sampai mencakup pada orang-orang yang sangat memusuhinya, bahkan yang sangat membahayakannya sekalipun, yaitu Abdurrahman bin Muljam yang telah menikamnya.
Amirul mukminin telah memerintahkan kepada anaknya untuk berbuat baik kepadanya, memberikan makanan dan minuman yang baik serta tidak memotong mayatnya jika dihukum mati.
Ia mengatakan kepada mereka tentang Abdurrahman bin Muljam:
“Sesungguhnya ia adalah tawanan, maka baguskanlah jamuannya dan muliakanlah tempatnya.
Jika aku hidup, maka aku akan membunuhnya atau memaafkannya.
Jika aku mati, maka bunuhlah ia dan janganlah kalian melampaui batas, karena sesungguhnya ALLOH tidak menyukai orang-orang yeng melampaui batas.”
 (HR. Ahmad)

Itulah sifat keteladanan dari pribadi sahabat Ali bin Abi Thalib yang bisa kita contoh dalam hidup kita.

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya.

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT