Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Selasa, 27 November 2018

Belajar Taqwa kepada shohabat Rosululloh, Tholhah bin Ubaidillah



Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada ALLOH, maka diantara mereka ada yang gugur.
"Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya."
Al-Ahzaab (33)/23

Tholhah merupakan salah satu shohabat Rosululloh berasal dari Quraisy. Beliau termasuk enam konsultan Rosululloh dan sepuluh orang yang dijanjikan masuk surga.
Tholhah ra. merupakan salah seorang dari delapan orang yang pertama masuk Islam, dimana pada saat itu, satu mu'min bernilai seribu orang. Ia merupakan seorang yang selalu tepati janji.
Sejak awal keislamannya sampai akhir hidupnya dia tidak pernah mengingkari janji.
Thalhah masuk Islam melalui anak pamannya, Abu bakar As sidiq rodiyallohu anhu.

Karakter Tholhah Bin Ubaidillah:

1. Baik hati dan Dermawan
Tangannya senantiasa terulur memberikan bantuan, dan sangat baik hati. Ia menghabiskan hartanya demi kebaikan dan membela Islam serta menolong mereka yang membutuhkan.
Tholhah bin Ubaidillah termaksud yang kaya raya yang pemurah dan dermawan. Istrinya bernama Su'da binti Auf. Pada suatu hari istrinya melihat Tholhah sedang murung dan duduk termenung sedih. Melihat keadaan suaminya, sang istri segera menanyakan penyebab kesedihannya dan Tholhah mejawab:
"Uang yang ada di tanganku sekarang ini begitu banyak sehingga memusingkanku.
Apa yang harus kulakukan?"
Maka istrinya berkata: "Uang yang ada ditanganmu itu bagi-bagikanlah kepada fakir-miskin."
Maka dibagi-bagikannyalah seluruh uang yang ada ditangan Tholhah tanpa meninggalkan sepeserpun.
Assaib bin Zaid berkata tentang Tholhah, katanya: "Aku berkawan dengan Tholhah baik dalam perjalanan maupun sewaktu bermukim. Aku melihat tidak ada seorangpun yang lebih dermawan dari dia terhadap kaum muslimin, Ia mendermakan uang, sandang dan pangannya".
Jaabir bin Abdullah bertutur: "Aku tidak pernah melihat orang yang lebih dermawan dari Tholhah walaupun tanpa diminta."
Oleh karena itu patutlah jika dia dijuluki "Tholhah si dermawan", "Tholhah si pengalir harta", "Tholhah kebaikan dan kebajikan".

2. Loyalitas Tinggi
Abubakar rodiyallohu anhu berkata: Perang Uhud adalah harinya Tholhah ra. Pada waktu itu akulah orang pertama yang menjumpai Rosululloh saw. 
Ketika melihat aku dan Abu Ubaidah, baginda berkata kepada kami: "Lihatlah saudaramu ini."
Pada waktu itu aku melihat tubuh tholhah terkena lebih dari tujuh puluh tikaman atau panah dan jari tangannya putus. Diceritakan, ketika tentara Muslimin terdesak mundur dan Rosululloh saw dalam bahaya akibat ketidakdisiplinan pemanah-pemanah dalam menjaga pos-pos di bukit, di saat itu pasukan musyrikin bagai kesetanan merangsek maju untuk melumat tentara muslim dan Rosululloh saw, terbayang di pikiran mereka, kekalahan yang amat memalukan di perang Badar. Mereka masing-masing mencari orang yang pernah membunuh keluarga mereka sewaktu perang Badar dan berniat akan membunuh dan memotong-motong dengan sadis. Semua musyrikin berusaha mencari Rosululloh saw. Dengan pedang-pedangnya yang tajam dan mengkilat, mereka terus mencari Rosululloh saw. Tetapi kaum muslimin dengan sekuat tenaga melindungi Rosululloh saw, melindungi dengan tubuhnya dengan daya upaya, mereka rela terkena sabetan, tikaman pedang dan anak panah. Tombak dan panah menghunjam mereka, tetapi mereka tetap bertahan melawan kaum musyrikin Quraisy. Hati mereka berucap dengan teguh: "Aku korbankan ayah ibuku untuk engkau, ya Rosululloh saw.".
Salah satu diantara mujahid yang melindungi Rosululloh saw adalah Tholhah rodiyallohu anhu. Ia berperawakan tinggi kekar. Ia ayunkan pedangnya ke kanan dan ke kiri. Ia melompat ke arah Rosululloh saw yang tubuhnya berdarah. Dipeluknya Beliau dengan tangan kiri dan dadanya. Sementara pedang yang ada ditangan kanannya ia ayunkan ke arah lawan yang mengelilinginya bagai laron yang tidak memperdulikan maut. Alhamdulillah... Rosululloh saw. selamat.

Tholhah memang merupakan salah satu pahlawan dalam barisan tentara perang Uhud.
Ia siap berkorban demi membela Rosululloh saw.
Ia memang patut ditempatkan pada barisan depan karena ALLOH menganugrahkan kepada dirinya tubuh kuat dan kekar, keimanan yang teguh dan keikhlasan pada Dienulloh.
Akhirnya kaum musyrikin pergi meninggalkan medan perang. Mereka mengira Rosululloh saw telah tewas.
Alhamdulillah... Rosululloh saw selamat walaupun dalam keadaan menderita luka-luka.
Rosululloh dipapah oleh Tholhah menaiki bukit yang ada di ujung medan pertempuran.
Tangan, tubuh dan kakinya diciumi oleh Tholhah, seraya berkata:
"Aku tebus engkau Ya Rosululloh saw dengan ayah ibuku."
Rosululloh saw tersenyum dan berkata: "Engkau adalah Tholhah kebajikan."
Di hadapan para sahabat Rosululloh saw bersabda: "Keharusan bagi Tholhah adalah memperoleh ...." Yang dimaksud Rosululloh saw adalah memperoleh surga.
Sejak peristiwa Uhud itulah Tholhah mendapat julukan "Burung elang hari Uhud."

3. Pemberani
gelar dan sebutan yang didapatnya antara lain "Assyahidul Hayy", atau syahid yang hidup. Julukan ini diperolehnya dalam perang Uhud. Saat itu barisan kaum muslimin terpecah belah dan kocar-kacir dari samping Rosululloh. Yang tersisa di dekat beliau hanya 11 orang Anshar dan Tholhah bin Ubaidillah dari Muhajirin.
Rosululloh dan orang-orang yang mengontrol beliau naik ke bukit tadi dihadang oleh kaum musyrikin.
"Siapa berani melawan mereka, dia akan menjadi temanku kelak di Surga," seru Rosululloh.
"Aku Wahai Rosululloh" kata Thalhah bin Ubaidillah.
"Tidak, jangan engkau, kau harus berada di tempatmu."
"Aku ya Rosululloh..." kata seorang prajurit Anshar. "Ya, majulah," kata Rosululloh. Lalu prajurit Anshar itu maju melawan prajurit-prajurit kafir.
Pertempuran yang tak seimbang mengantarkannya menemui kesyahidan.
Rosululloh kembali meminta para sahabat untuk melawan orang-orang kafir dan selalu saja Tholhah bin Ubaidillah mengajukan diri pertama kali.
Tapi, senantiasa ditahan oleh Rosululloh dan diperintahkan untuk tetap ditempat sampai 11 prajurit Anshar gugur menemui syahid dan tinggal Tholhah bin Ubaidillah sendirian bersama Rosululloh.

Rosululloh saw pernah berkata kepada para shohabat:
"Orang ini termasuk yang gugur dan barangsiapa senang melihat seorang syahid berjalan di atas Bumi maka lihatlah Tholhah ra".

Tholhah bin Ubaidillah (wafat 36 H/ 656 M),  wafat pada usia enam puluh tahun.

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT