Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Jumat, 09 Februari 2018

Demi Waktu



Assalamualaikum wa rohmatullohi wa barokatuh…

Bismillaahir rohmaanir rohiim

Semoga dalam keadaan sehat wal’afiat lahir dan bathin.

Saudaraku...
disela waktu istirahat, semoga tulisan ini menjadi bacaan yang dapat membuka fikiran dan hati kita untuk memaknai sisa waktu usia hidup kita di dunia dengan benar.


Bila kita sangat bersemangat untuk memikirkan nasib kita di dunia, sementara tak terfikir sama sekali bagaimana upaya untuk menentukan nasib kelak di akherat, maka ingatlah…  ingatlah…
ingatlah…
Alloh SWT tidak menjadikan kehidupan di Dunia ini abadi.
sebagaimana diingatkan dalam firman-Nya:
"Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu (Muhammad), maka jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal?
Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati, Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kepada Kamilah kamu sekalian dikembalikan".
QS. Al-Anbiya (21)/34-35.

Ayat di atas begitu jelas menerangkan, bahwa kehidupan di Dunia ini tidak kekal, dan semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.
Jika demikian, bila kita percaya sepenuhnya akan janji Alloh ini, maka untuk apalagi kita berlama-lama dalam kelalaian beramal soleh, dan untuk apalagi kita menunggu nunggu hari esok untuk berbuat amal sholeh.
Bukankah kita sudah tahu bahwa ajal manusia adalah rahasia Alloh SWT semata?
Alloh ingatkan dalam firmanNya:

“Tiap-tiap umat memiliki batasan waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak akan mengundurkannya barang sesaatpun, dan tidak dapat pula memajukannya".
QS. Al-'Araaf (7)/34.

Dengan ayat di atas, kita dapat memahami bahwa umur kita akan terus berjalan seiring jarum jam yang berputar, namun sayang… kesempatan tidak akan pernah mengiringi putaran jarum jam, dan yang pasti kesempatan itu tidak akan pernah ada untuk kedua kalinya. Ini berarti umur kita bukannya semakin bertambah, tetapi sebaliknya dari tahun ke tahun umur kita semakin berkurang.
Oleh sebab itu, marilah kita isi hidup kita ini dengan memperbanyak amal shaleh, belajar dengan giat, bekerja dengan ikhlas, dan beribadah dengan hanya mengharap ridho Alloh SWT semata.
Sekarang kita masih hidup, tetapi siapa tahu besok pagi kita akan mati.
Marilah kita pergunakan kesempatan hidup ini dengan meningkatkan taqwa kita kepada-Nya dan menambah semangat beramal ibadah yang lebih besar dan berkualitas lagi.

Ada satu sabda Nabi yang mengutarakan tentang perbuatan yang tercela: ”Tanda kecelakaan itu ada empat, yaitu:
pertama, tidak mengingat-ingat dosa yang telah lalu, padahal dosa-dosa itu tersimpan disisi Alloh SWT.
Kedua, menyebut-nyebut segala kebaikan yang telah diperbuat padahal siapapun tidak tahu apakah kebaikan-kebaikan itu diterima atau ditolak. Ketiga, memandang orang yang lebih unggul dalam soal duniawi.
Keempat, memandang orang lain lebih rendah dari dirinya”. (HR. Bukhori).

Suatu tindakan yang bijak, jika manusia berbuat salah kemudian ia sadar dan memperbaiki kesalahannya dengan berbuat amal yang baik dengan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya itu.

Suatu ketika Nabi Muhammad saw kedatangan seorang laki-laki dan berkata kepada beliau agar memberikan wasiat kepadanya: ”Ya Rosululloh, berilah aku wasiat”.
Beliau bersabda:
”Kalau kamu ingin melakukan sesuatu, maka lihatlah akibatnya, kalau benar kerjakanlah, tetapi jikalau salah tinggalkanlah”.
(HR. Baihaqi).

Orang yang pasti beruntung adalah orang yang mencari kebenaran, orang yang mengamalkan kebenaran, orang yang mendakwahkan kebenaran dan orang yang sabar dalam menegakkan kebenaran.
Mengatur waktu dengan baik agar tidak sia-sia adalah dengan mengetahui dan memetakan, mana yang wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah.
Apa saja yang kita lakukan di Dunia ini, semuanya pasti akan diperhitungkan dan dimintai pertanggungjawabannya sendiri-sendiri di hadapan Alloh SWT, sebagaimana dinyatakan dalam firmanNya:
”Wahai manusia! Bertaqwalah kepada Robb-mu dan takutlah pada hari yang (ketika itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya, dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun.
Sungguh, janji Alloh pasti benar, maka janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kehidupan dunia, dan janganlah sampai kamu terperdaya oleh penipu dalam (mentaati) Alloh”.
QS. Lukman (31)/33.

Waktu adalah modal utama bagi manusia, apabila tidak diisi dengan amal sholeh, maka ia akan berlalu begitu saja. Ia akan hilang dan ketika itu jangankan keuntungan yang diperoleh, modalpun telah hilang.

Sayyidina Ali ra pernah berkata:
”Rezeki yang tidak diperoleh hari ini masih dapat diharapkan lebih dari itu diperoleh besok. Tetapi waktu yang berlalu hari ini tidak mungkin dapat diharapkan kembali esok”.  Nabi Muhammad saw bersabda:
”Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan bagus amal perbuatannya. Dan sejahat-jahatnya manusia ialah orang yang panjang umurnya dan jahat perbuatannya”.
(HR. Imam Ahmad).

Oleh karena itu, berbahagialah mereka yang memperoleh nikmat umur yang panjang dan mengisinya dengan amal shaleh, baik amaliyah yang berhubungan langsung dengan Yang Maha Pencipta, maupun amaliyah antara sesama makhluk Alloh.
Sebaliknya celakalah mereka yang memperoleh nikmat umur panjang namun hanya dipergunakan untuk berbuat kejahatan dan perbuatan terlarang.

Sikap yang bijak terhadap waktu adalah selain memperbanyak amal shaleh, juga menyingkirkan sifat kebinatangan, seperti: tamak, rakus dan sebagainya, kemudian diganti dengan peningkatan taqwa, sebagaimana firman-Nya:

“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
QS. An Nahl (16)/97.

Kehidupan di Dunia yang sementara ini hanyalah sekedar tempat untuk mengumpulkan bekal di kehidupan akhirat nanti, karenanya Rosululloh saw bersabda:
”Bekerjalah kamu untuk duniamu seolah olah kamu akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah kamu untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok pagi”.
(HR. Imam Ibnu Assakir).

Dalam sabdanya yang lain: ”Bergegaslah kamu melakukan amal yang sholeh, sebab akan datang berbagai macam fitnah bagaikan potongan malam gulita.
Seseorang di pagi hari beriman tetapi sorenya berubah menjadi kafir.
Atau sorenya ia beriman ketika pagi hari ia pun kafir. Karena orang tersebut sampai hati menjual agamanya dengan harta kekayaan dunia”. (HR.Muslim).

Imam Asy-Syafi'i rahimahullah menyebutkan sebuah perkataan:

"Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu.
Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan"

Hati-hati dengan waktu… karena ia akan membinasakan…
nambah umur sama dengan  nambah dosa, sama dengan nambah perkara yang membinasakan yaitu dia kekal dalam adzab api neraka.

Berbahagialah juga dengan diberikan waktu…
karena ia akan menyelamatkan…
nambah umur sama dengan nambah kesempatan untuk digunakan beramal soleh, sama dengan nambah kesempatan untuk berprestasi di hadapan Alloh untuk meraih kebahagiaan kelak di akherat...
Smoga bermanfaat...

Wassalam

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT