Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Jumat, 28 September 2018

AL BATHIN - Yang Maha Tersembunyi



ALLOH SWT berfirman:

هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۚ  وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir Yang Zhohir dan Yang *Bathin* dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
QS. Al Hadid (57)/3

Banyak peristiwa dan kejadian yang tampil di Dunia ini, sejak Dunia ini diciptakan-Nya.
Banyak kejadian yang ada di Dunia ini tersembunyi peristiwanya dan tidak tahu maknanya.
ALLOH, Al Bathin, Yang Maha Tersembunyi, yang menjelaskan segala hal yang Bathin itu sebagai pelajaran yang dapat diambil oleh orang-orang yang mempunyai hati nurani.
Disadari atau tidak, ternyata tidak sedikit orang yang hancur luluh keimanannya hanya karena ketidakmampuannya menghadapi musibah dalam hidup.
Salah satu penyebabnya karena salah dalam memahami makna musibah dan salah pula dalam menyikapinya.

Kesalahan seseorang dalam memaknai dan menyikapi musibah itu, akibatnya bisa sangat fatal terhadap keimanannya.
Sepanjang itu pula kejadian itu terekam indah dalam hikmah yang dapat dipelajari oleh hamba-Nya, semuanya dari ALLOH SWT.
Salah satu yang kadangkala luput dari perhatian kita adalah masalah fitnah, ujian dan musibah yang didatangkan ALLOH kepada manusia.
Memang menyakitkan, tapi dari semua itu ada hikmah yang terkandung untuk kita ambil sebagai pelajaran.

Banyak kejadian di Dunia ini yang tidak bisa dianalisa oleh akal manusia, kejadian itu diluar kemampuan manusia untuk mencernanya, tapi mengandung hikmah yang luar biasa, karena keimananlah sehingga kejadian yang luar biasa itu diterima oleh manusia.
Tanpa iman, maka hal yang luar biasa itu untuk sementara ditolak, namun setelah sekian tahun bahkan abad melalui penemuan penelitian barulah diakui kebenaran peristiwa yang telah terjadi itu.

Bagi seorang mu’min tentu meyakini bahwa, segala sesuatu hanya akan terjadi di Dunia ini karena, *“Kun Fayakun”* ALLOH, sehingga segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini terutama yang tidak kita inginkan harusnya menjadi bahan “muhasabah” (introspeksi) atau “tazkiroh” (peringatan) apa yang sebenarnya sedang ALLOH rencanakan untuk kita.

Berbicara masalah musibah, sebenarnya musibah adalah sesuatu yang mutlak akan dialami oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, baik seseorang itu, kafir ataupun mu'min.
Jika musibah menimpa orang yang kafir, pasti itu adalah azab.

ALLOH SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat (di Dunia), sebelum azab yang lebih besar (di Akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar)”
QS. As Sajdah (32)/21

Namun, jika menimpa orang yang mu'min, pasti itu adalah bentuk kasih-sayang ALLOH SWT

Dalam sebuah hadits Rosululloh saw bersabda:
"Jika ALLOH sudah mencintai suatu kaum, maka ALLOH SWT akan memberikan bala, ujian atau cobaan".

Pernyataan Rosul Ini harus semakin mempertegas kepada kita bahwa musibah bagi orang-orang yang mu'min itu sebagai bentuk kasih-sayang ALLOH SWT.

Kematian abu lahab dan Siti Khodijah merupakan pukulan berat bagi Nabi Muhammad, betapa tidak, abu lahab adalah pamannya, walaupun masih kafir, tapi dia sudah menunjukkan bantuan keamanan terhadap kemenakannya yang selalu diganggu oleh orang-orang kafir quraisy, demikian pula dengan Siti Khodijah, isteri yang dicintainya, isteri yang baik dan sholehah dipanggil ALLOH, menguji kemantapan iman Rosululloh bahwa perjuangan tidak akan pernah berakhir walaupun ditinggalkan oleh seseorang yang dicintai dan penyokong utamanya baik moril maupun material..

Nabi Musa pernah ditanya oleh muridnya tentang orang yang paling pintar saat itu, maka dia menjawab bahwa dialah orang yang paling pintar.
Tidak begitu lama ALLOH menegur Nabi Musa bahwa masih ada hamba ALLOH yang lebih pintar dari dirinya.
Lalu, Nabi Musa mencari orang tersebut dengan muridnya yang bernama Yusa' bin Nun.

ALLOH SWT berfirman:
"Dan (Ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun".
QS. Al Kahfi (18)/60

Pertemuan Nabi Musa dengan orang yang dimaksud terjadi dipertemuan dua lautan, dua lautan tersebut adalah laut Arab dan laut Merah, ada yang mengatakan laut Tengah dan laut Atlantik dan ada juga yang mengatakan Laut asin dan laut Tawar.

Dengan berbekal seadanya di tengah perjalanan mereka, ikan bekalnya melompat ke Laut, Nabi Musa yakin bahwa itulah tempat yang dikatakan ALLOH, akhirnya Nabi Musa bertemu dengan orang yang dicarinya.

ALLOH SWT berfirman:
"Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami"
QS. Al Kahfi (18)/65

Hamba ALLOH yang ditemuinya itu adalah Nabi Khidir, dan yang dimaksud dengan rahmat disini ialah wahyu dan kenabian, sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang yang ghoib seperti yang akan diterangkan dengan ayat-ayat berikutnya.

Ada tiga hal yang dilakukan oleh Nabi Khidir dalam perjalanan itu, semua kejadian diprotes oleh Nabi Musa karena bertentangan dengan akalnya, seperti Nabi Khidir melarang Musa banyak bertanya, Nabi Khidir melubangi perahu, membunuh anak kecil dan memperbaiki dinding rumah orang yang rubuh, sebagaimana dinyatakan dalam firman-firman-Nya.

Sudah tiga kali kesabaran Nabi Musa diuji dan kenyataannya memang dia tidak mampu bersabar dalam perjalanan itu, sesuai dengan janjinya bahwa kalau dia sudah tiga kali mendapat teguran dari guru, maka Nabi Musa pun siap untuk diberi sangsi atas kesalahannya itu, Nabi Khidir lansung memberikan vonis untuk berpisah hari itu juga, tapi sebelum berpisah Nabi Khidir memberikan kesempatan kepada Nabi Musa untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi dibalik itu.
Dengan seksama Nabi Musa menerima ilmu yang selama ini belum pernah dia peroleh.

ALLOH SWT berfirman:
Khidir berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya"
QS. Al Kahfi (18)/78

"Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di Laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera"
QS. Al Kahfi (18)/79

"Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mu'min, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran"
QS. Al Kahfi (18)/80

"Dan kami menghendaki, supaya Robb mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).''
QS. Al Kahfi (18)/81

"Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang sholeh, maka Robb-mu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Robb-mu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri.
Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya"
QS. Al Kahfi (18)/82

Begitu juga halnya kejadian yang dialami oleh pemuda yang kita kenal dengan Ashabul Kahfi, mereka adalah pemuda yang beriman kepada ALLOH, tidak mau menyembah kepada tuhan yang lain karena hal itu mencemari aqidah Tauhid.
Ketika sang raja memerintahkan semua rakyatnya untuk menyembah berhala, pemuda-pemuda ini meyingkir untuk menyelamatkan diri dari kejaran sang raja, sehingga sampailah mereka bersembunyi pada sebuah Gua.
Di dalam Gua itu mereka tidur, bukan mati, karena setiap waktu mereka masih melakukan gerakan-gerakan ke kiri dan ke kanan untuk menjaga kestabilan tubuhnya, adakah tubuh yang berada dalam tidurnya selama sekian tahun bisa bertahan tidak membusuk dan bangun kembali dengan izin ALLOH.

ALLOH SWT berfirman:
“Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari Gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam Gua itu.
Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) ALLOH.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh ALLOH, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu Gua.
Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka.”
QS. Al Kahfi (18)/17-18

ALLOH berkuasa untuk menidurkan pemuda itu 308 tahun hingga mereka sadarkan diri, kemudian keluar mencari makanan, tapi tempat penjual roti itu tidak mau menerima uangnya, sebab mata uang itu sudah berusia ratusan tahun yang lalu.
Ketika itu, negeri ini dikuasai oleh raja yang zholim dan syirik, tapi sekarang negeri ini dipimpin oleh orang yang  sholeh.

Perdebatan tentang berapa jumlah mereka dalam Gua itu, berapa lama mereka berada di sana, ini adalah perdebatan yang zhohir, sedangkan yang bathin yang sebenarnya hanya ALLOH saja yang mengetahuinya.

ALLOH SWT berfirman:
“Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjingnya", sebagai terkaan terhadap barang yang ghoib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah mereka) tujuh orang, yang ke delapan adalah anjingnya".
Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit".
karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka.”
QS. Al Kahfi (18)/22

ALLOH Al Bathin ialah yang tidak dapat digambarkan hikmah dzat-Nya oleh akal.
ALLOH, Al Bathin, Maha Tahu semua yang dibalik  peristiwa yang terjadi di Dunia ini, yang akal tidak mampu mencernanya, tetapi setelah bertahun tahun, puluhan tahun, bahkan berabad abad, ALLOH buka tabir ghoib dibalik peristiwa yang terjadi itu sebagai pelajaran yang berharga bagi manusia agar sadar bahwa ALLOH itu sungguh Yang Maha Kuasa, sehingga manusia menjadi pandai bersyukur...

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT