Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Senin, 05 Maret 2018

Silaturahim



Semoga kita semua dalam kondisi sehat jasmani dan rohani, dan dalam keberkahan...

Silaturahim merupakan ibadah yang sangat agung, mudah dan membawa berkah. Orang beriman hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal sholeh ini.
Dengan banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kita untuk bersilaturahim. Bukankah silaturahim merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia ?
Karena silaturahim dapat menyempurnakan rasa cinta dan interaksi sosial antar sesama.
Silaturahim juga merupakan dalil dan tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.
Silaturahim termasuk akhlak yang mulia.
Dianjurkan dan diserukan oleh Rosululloh SAW. Diperingatkan untuk tidak memutuskannya. Alloh SWT telah menyeru hamba-Nya berkaitan dengan menyambung tali silaturahim dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia.
Alloh SWT memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, Rosululloh SAW telah mewanti-wanti persoalan ini melalui ayat al-Qur'an dan as-Sunnah.  Beliau memberi kabar akan bahaya memutus silaturahim.
Ancaman Alloh SWT terhadap pemutus silaturahim sangat serius.
Dalam surat Muhammad ayat 22-23, Alloh SWT memvonisnya sebagai orang yang terkutuk, dengan telinga ditulikan dan penglihatannya dibutakan.
Sebagaimana dalam firmanNya:
Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan silaturahim ? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Alloh dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).

Memutus tali silaturrahim adalah perbuatan yang sangat dilarang
dalam agama Islam,
Alloh SWT berfirman:
"Dan bertakwalah kepada Alloh yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Alloh selalu menjaga dan mengawasi kamu." (Q.S An-Nisaa' : 1)

Menurut Rosululloh SAW, Alloh SWT akan melapangkan rezeki orang yang suka menyambung tali silaturahim. Alloh SWT juga akan memanjangkan umur kepadanya.

Dalam sabdanya:
“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” (H.R Bukhari)

Dalam ayat lain Alloh SWT juga memberi predikat sebagai orang
fasik dan merugi (QS. al-Baqarah 26-27), terkutuk dan penghuni
neraka jahannam (QS. al-Ra'd 25).

Ancaman Alloh SWT ini kemudian dikuatkan oleh hadis Rosululloh SAW:
"Tidak masuk surga orang yang memutus silaturahim." (HR.
Bukhari dan Muslim).

Penegasan dari hadis Rosululloh SAW ini menunjukkan bahwa ancaman Alloh SWT terhadap pemutus tali silaturahim benar-benar serius.
Dengan demikian, sesungguhnya silaturahim bertalian dengan
keimanan seseorang.
Silaturahim adalah salah satu identitas seorang mu'min.
Seorang mu'min mempunyai tabiat selalu menjaga komunikasi jangan sampai terputus dan bila komunikasi terputus, ia segera menyambung dan mengadakan perbaikan.

Rosululloh SAW bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Alloh dan hari akhir, maka hendaklah menyambung silaturahim." (HR. Bukhari)

Oleh sebab itu, hukuman orang yang memutus kerabat sungguh berat. Hukuman itu tidak hanya di akhirat tapi juga ditimpakan sejak di dunia. Sebab, memutus tali kekeluargaan (silaturahim) termasuk dari salah satu dosa besar. Bahkan dosa itu berimplikasi kepada orang-orang di sekitarnya.

Rosululloh SAW bersabda: "Sesungguhnya Rahmat itu tidak diturunkan kepada kaum yang di dalamnya ada seorang pemutus silaturahim." (HR. Bukhari).
Hadis ini menunjukkan bahwa dosa memutus silaturahim juga berakses negatif (dicabutnya Rohmat Alloh) terhadap orang-orang yang hidup di sekitarnya.
Musibah perpecahan hubungan silaturahim pernah di alami oleh
Nabi Nuh AS dengan anaknya Qan'aan.
Tatkala Nabi Nuh AS dan ketiga putranya Sam, Ham, Jafits beserta
pengikutnya yang beriman sudah berada di dalam kapal, karena ada banjir bandang – Qan'aan yang kafir menolak ajakan Nabi Nuh AS menaiki kapal.
"Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah" tolak Qan'aan.
Akibat menolak ajakan ayahnya itu, ia ditenggelamkan oleh Alloh
dihempas air bah beserta kaum Nabi Nuh AS yang kafir.
Nabi Nuh AS sedih atas musibah ini, seraya berseru "Ya Alloh ia adalah anakku".
Tapi apa jawaban Alloh? "Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya adalah perbuatan yang tidak baik."
(QS. Hud: 45).

Mendapat jawaban dari Alloh SWT, Nabi Nuh paham bahwa anaknya telah memutus tali silaturahim sekaligus memutus keimanan, ia bukan lagi anaknya.
Oleh sebab itu dia harus merelakannya diazab oleh Alloh SWT. Qan'aan, dalam kisah tersebut walaupun mempunyai hubungan darah, tapi ia menganggap sudah tidak ada hubungan lagi.

Maka dia tidak  kembali kepada Alloh SWT dan tidak  berkumpul kembali bersama saudara-saudaranya. Beliau berusaha menyambung tali silaturahim, dengan mengajak kembali kepada Alloh. Tapi karena ia tetap memegang prinsip kekafirannya, Alloh SWT memisahkannya dengan Nabi Nuh AS.

Dari kisah tersebut, kita harus semakin yakin dengan apa yang
telah disabdakan Rosululloh SAW. "Orang yang menyambung silaturahim akan selalu dinaungi rahmat Alloh SWT, sebaliknya orang yang memutus hubungan silaturahim akan dihimpit laknat Alloh SWT."
Qan'an dalam kisah tersebut menolak ajakan Nabi Nuh untuk merajut tali silaturahim.
Akibatnya, Alloh SWT menimpakan adzab kepadanya. Melalui tulisan ini kita galang persaudaraan Islami dimulai dari silaturahim.
Silaturahim dirajut dengan menziarahi dan saling menziarahi, segaimana dianjurkan oleh Rosululloh SAW dalam sabdanya berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a, Rosulullah SAW bersabda, “Ada seorang laki-laki bersilaturahim ke saudaranya yang tinggal di desa lain, maka Alloh mengutus seorang malaikat untuk menemuinya. Tatkala bertemu dengan lelaki tersebut maka malaikat bertanya, “Hendak kemanakah saudara?” Lelaki tersebut menjawab, “Saya ingin bersilaturahim ke saudaraku di desa ini.” Malaikat kembali bertanya, “Apakah kamu menziarahinya karena ada sesuatu kenikmatan yang akan engkau raih?“ Lelaki tersebut menjawab, “Tidak, saya melakukan silaturahim ini semata-mata kecintaan saya terhadapnya karena Alloh.” Malaikat kemudian berkata, “Sesungguhnya saya diutus Alloh untuk menemui kamu untuk menyampaikan bahwa Alloh mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim).

Yang penting dalam silaturahim itu memiliki kandungan saling menasihati saling mengingatkan. Dengan silaturahim ini akan terbentuk masyarakat islam. Komponen masyarakat Islam adalah keluarga yang menyadari pentingnya silaturahim. Kita bentuk keluarga yang islami, rukun dan damai, maka masyarakat yang akan tercipta pun adalah masyarakat beriman bersatu padu di bawah naungan Islam yang dirahmati dan diridhoi oleh Alloh SWT.

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT