Indahnya Saling Nasehat-Menasehati

Indahnya Saling Nasehat-Menasehati
BREAKING

Minggu, 11 Maret 2018

Dahsyatnya kata-kata baik dalam pengasuhan


Rasanya saya harus belajar banyak lagi dari Chris Ulmer.
Seorang guru untuk anak-anak special need (berkebutuhan khusus) di Mainspring Academy di Jacksonville Florida.

Bayangkan, kalau anak-anak spesial need saja yang diagnosisnya berkisar antara autisme bahkan sampai yang jenisnya cedera otak traumatis (traumatic brain injury), apraxia bicara (speech apraxia), dan sebagainya mengalami perubahan yang signifikan hanya karena kata-kata positif, apalagi anak-anak normal..

Apa yang dilakukan Ulmer sebenarnya sederhana.
Setiap hari selama 2 pekan, Ulmer hanya menyempatkan diri untuk memberikan kata-kata positif ataupun pujian kepada masing-masing dari mereka,
seperti misalnya;
 saya suka kamu ada di kelas saya”,
“kamu sangat lucu”, “kamu hebat”,
“Semua orang suka sama kamu”,
“kamu pemain sepak bola yang hebat”, dan lain sebagainya.
Anak-anak tersebut hanya diminta untuk menerima dan mengakuinya dengan mengatakan “Yes” setiap kali Ulmer memberikan kata-kata positif.

Setelah 2 pekan Ulmer melakukannya, apa yang terjadi?
Para siswa satu sama lainnya menjadi saling memuji dan berkata-kata positif secara konsisten, mereka saling menghargai prestasi yang dicapai temannya, seolah-olah itu prestasi yang juga mereka raih, dan mereka tidak mencemooh satu sama lainnya tetapi malah saling membantu.

Kata-kata memang sungguh ajaib.
Ulmer bukan satu-satunya orang yang membuktikan dahsyatnya kata-kata baik.
Masaru Emoto, seorang peneliti dari Hado Institute di Tokyo Jepang pun pernah meneliti tentang dampak kata-kata positif yang merubah struktur air menjadi baik.

Anak-anak kita memang butuh kata-kata positif untuk MENJADI DIRINYA sesuai dengan *FITRAHNYA.*
Sayangnya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa rata-rata anak-anak dalam sehari mendapatkan 450 kata-kata negatif dan hanya 70 kata-kata positif. Inilah yang membuat mereka bingung dengan dirinya, dan tidak percaya akan kemampuan yang dimilikinya.
 Justru kata-kata negatif itu yang malah membentuk dirinya, karena secara neurologi semua informasi yang didengar secara berulang-ulang akan membentuk struktur berpikir, merubah struktur otak dan membentuk struktur kepribadian. Kalau yang masuk kebanyakan kata-kata negatif, apa jadinya pribadi anak-anak kita?

Merujuk pada panduan hidup kita, Allah meminta kita untuk tidak meninggalkan generasi kita dalam keadaan lemah.
Pada potongan ayat terakhir, Allah memberikan kuncinya dengan 2 hal, yaitu; Taqwa kepada Allah dan berkata-kata baik dan benar dengan cara yang benar (QS. An Nisa 9). Dalam ayat lainnya, Allah juga mengumpamakan bahwa, kata-kata baik itu seperti pohon yang baik, akarnya menghujam ke bumi dan cabangnya menjulang ke langit (QS Ibrahim: 24).
Kalau boleh diumpamakan, itulah sosok generasi dengan konsep diri positif.
Tidak mudah terombang-ambil meski zaman semakin menantang, karena memiliki jiwa yang kokoh.

Dari tulisan singkat ini, sepakatkah kita bahwa kata-kata baik sangat penting dalam pengasuhan dan pendidikan?
Hanya kata-kata baik. Rasanya tidak susah kan?
Jadi, tunggu apalagi? Mari mulai berkata-kata baik atau diam...

Selamat mengasuh dengan penuh cinta...

About ""

Masalah adalah ujian pendewasaan, tidak ada alasan menyalahkan orang lain, benahi diri sendiri dan jadilah pribadi yang dewasa. Banggalah pada dirimu sendiri, meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena mereka tak mampu menjadi seperti dirimu.

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Belajar Takwa
Design by FBTemplates | BTT