Bagaimana cara kita memandang kehidupan ini ditentukan oleh
seberapa luas pengetahuan yang kita miliki dan seberapa dalam kita memaknai
pengalaman hidup yang kita lewati. Pandangan hidup itulah yang menentukan apa
yang kita yakini dan dan apa yang kita perbuat.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiallahu ’anhu, ia
berkata: “Rasululloh shallallohu alaihi wasallam pernah berkhutbah, dan saya
belum pernah mendengarnya sama sekali. Beliau bersabda: “Seandainya kalian
mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan pasti
akan banyak menangis.” Anas berkata: “(Tatkala mendengar khutbah yang demikian)
para sahabat Rasululloh shallallohu alaihi wasallam menutupi muka mereka sambil
menangis terisak-isak.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Pesan Rosullloh tersebut menjadi bahan renungan bagi kita
bahwa terdapat makna yg mendalam mengenai kehidupan setelah kematian dan
kehidupan yang saat ini kita jalani. Pengetahuan mereka yang mendalam,
pengalaman spritual yang berkesan dan keyakinan yang menghujam membuat para
sahabat menangis terisak-isak setelah mendengarnya padahal mereka ahli ibadah
dan mereka telah banyak berkarya untuk islam.
Lalu bagaimana dengan kita? apakah ilmu pengetahuan dan
amalan yang yang kita kerjakan sampai dengan hari ini telah melahirkan
pandangan yang benar mengenai kehidupan ini dan kehidupan setelah
kematian?apakah dengan itu semakin menghujam keyakinan kita dan bergetar hati
kita hingga melahirkan kesungguhan?
Al-Hasan Al-Bashri rahimahulloh berkata: “Umar bin Khoththob
radhiyallahu anhu terkadang suka menghidupkan api pada suatu malam, kemudian
Umar mendekati api tersebut dan mendekatkan tangannya ke api tersebut, kemudian
Umar berkata kepada dirinya sendiri, “Wahai Ibnu Khoththob, apakah kamu mampu
bersabar di atas api (dunia) ini?” Itulah yang dilakukan oleh kholifah Umar
untuk merenungi hakikat kehidupan. Hisablah dirimu sebelum engkau dihisab.
Mungkin itulah yang membuatnya selalu menangis disetiap malamnya dan selalu
bersemangat disiang harinya dengan penuh kesungguhan untuk mentaubati semua
dosanya dan meningkatkan kualitas setiap amalnya.
Lalu bagaimana dengan kita?
Ya Alloh, adakah hari milikmu tersisa bagi kami..hingga kami
dapat mentaubati semua dosa masa lalu kami dan memperbaiki setiap amal soleh yg
dapat menyelamatkan kami di hari perhitungan..
Semoga
dengan renungan ini, Alloh menggugah hati kita agar bersemangat untuk
memperdalam ilmu langit maupun ilmu bumi, belajar dari setiap pengalaman agar
kita memiliki pandangan yang benar akan kehidupan ini sehingga melahirkan
keyakinan yang menghunjam, langkah yang mantap untuk segera mentaubati setiap
kesalahan, memperbaiki setiap amalan dan meningkatkan kualitas amal soleh yang
sudah dilakukan.
Posting Komentar