2. Lebih menyakitkan didiamkan oleh
perempuan yang kita cintai daripada dicereweti, sebab saat perempuan masih
cerewet itu petanda masih peduli untuk menjadikan kita lebih baik lagi dalam
membijaksanakan penghidupan.
3. Perempuan tidak mungkin cerewet jika
kita mampu mencukupi kebutuhan lahir-batinnya, jadi serupa rambu-rambu lalu
lintas, saat perempuan cerewet maka itu sudah lampu kuning agar kita segera
berlalu dari jebakan lampu merah kemalasan, menuju lampu hijau ‘tuk menjalani
kesuksesan
4. Jangan menafsirkan keluhan perempuan
sebagai beban untukmu, justru itu anugerah terbaik yang diberikan Alloh sebagai
upaya penyadaran hakikatnya lelaki itu imam rumah tangga yang mestinya
setingkat lebih tinggi dalam hal kemantapan pola pikir dan kesabaran
5. Berbahagialah sebab perempuan di
sampingmu masih menyediakan suaranya untuk menegurmu ketika ada kekurangan,
bukankah itu juga yang dirimu inginkan saat memilihnya menjadi pendamping
hidupmu yakni saling menyempurnakan
6. Percayalah, perempuan itu
menginginkan lelakinya terus berkembang dalam segala hal, sebab ia tak mau
melampaui imam rumah tangganya sehingga saat melihat ada kekurangan dalam diri
seorang lelaki, perempuan itu merasa perlu untuk mengambil kebijakan dalam
mengingatkan sebelum lelakinya mengalami kegagalan
7. Dari itu kepada kaum lelaki, mari
berpikir dewasa bahwa bukan hanya kita yang bertanggungjawab untuk mengarahkan
perempuan menjadi lebih baik, tetapi juga perempuan juga memiliki hak untuk
menyemangati dengan caranya sendiri dan tak jarang melalui kecerewetan,
sehingga lelaki merasa tertampar harga dirinya untuk kemudian lebih fokus
menata masa depan.
Posting Komentar