Suatu hari, Siti Aisyah yang baru sembuh dari sakit, memaksakan diri pergi ke jamban dituntun oleh Ummu Misthah. Ummu Misthah adalah saudara Siti Aisyah yang tinggal bersamanya, dan selama itu dipenuhi nafkahnya oleh Abu Bakar, ayah Siti Aisyah.
Ummu Misthah tergelincir, dan dengan latah mengucapkan:
“Celaka anakku si Misthah!”.
'Aisyah bertanya: “Buruk sekali ucapanmu. Kenapa engkau mengumpat anakmu?”
Ummu Misthah berkata: “Tidakkah engkau mendengar apa yang ia katakan?”
‘Aisyah berkata: “Apa yang ia katakan?”
Lalu Ummu Misthah menceritakan bahwa ada fitnah yang tersebar tentang Siti Aisyah melakukan perbuatan yang tidak baik. Misthah termasuk orang yang menyebarkan fitnah tersebut.
Mengetahui hal tersebut, Abu Bakar ra sangat marah dan menyatakan tidak mau menafkahi lagi saudaranya tersebut.
Tidak berapa lama, Alloh menurunkan ayat Al Qur’an yang membersihan Siti Aisyah dari fitnah.
Demikian pula terhadap Abu Bakar agar memaafkan Misthah. Misthah sendiri sesungguhnya ada pejuang Badar, dan ia telah bertobat atas kesalahannya.
Alloh mengampuni dan menutupi kesalahan hamba-hambanya, sehingga Alloh memiliki nama indah Al Ghofuur, Maha Pengampun.
Alloh SWT berfirman:
وَلَا يَأْتَلِ اُولُوا الْـفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْۤا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖ وَلْيَـعْفُوْا وَلْيَـصْفَحُوْا ۗ اَ لَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَـكُمْ ۗ وَاللّٰهُ *غَفُوْر*ٌ رَّحِيْمٌ
"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin, dan orang-orang yang berhijrah di jalan Alloh, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Alloh mengampunimu? Dan Alloh Maha Pengampun, Maha Penyayang."
QS. An-Nur (24)/22
Posting Komentar